Sore hari_
Sepulang bekerja Nadya langsung bersiap untuk pergi ke mall bersama Tica. Sahabatnya itu memang royal jika masalah makanan. Nadya selalu menyukai sifat Tica yang ceria dan humoris. Sebelumnya Tica sudah menelfon Nadya, Tica bilang bahwa dia akan menjemput Nadya ke kontrakan dan berangkat bersama menggunakan sepeda motor milik Tica.
Tin... Tin...
Bunyi klakson sepeda motor di depan kontrakan Nadya. "Sebentar Tic, aku masih kunci pintu." Sahut Nadya ketika mendengar klakson sepeda motor milik Tica.
"Ayo Tic kita berangkat" Ucap Nadya setelah dia naik ke jok belakang motor Tica. Dan Tica pun melajukan motornya ke tempat yang akan mereka tuju.
Di mansion Brydan Robson_
"Tuan sudah siap?" Tanya Dendy kepada Brydan. Sore ini Brydan ada meeting dengan kliennya yang bernama Mr.Ricko. Mr.Ricko adalah salah satu klien Brydan yang berasal dari Amerika. Dan kerja sama yang akan Brydan lakukan dengan Mr.Ricko ini sangat besar keuntungannya. Jadi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Dendy mengikutsertakan pihak kuasa hukum Brydan sebagai saksi nanti.
"Jalan Den!" Titah Brydan. Kemudian keduanya berangkat ke tempat tujuan, sebelumya Dendy sudah menghubungi pengacara Brydan untuk menunggu di restoran yang berada di dalam mall. Dan mall yang dimaksud adalah milik Brydan sendiri. Di dalam mall itu sudah memiliki fasilitas canggih dan lengkap. Ada restoran, play ground, dan banyak lagi tempat yang menarik untuk dikunjungi di dalam mall tersebut.
Sampainya di mall Brydan dan Dendy langsung mendapatkan sambutan dari para karyawan beserta manager yang bekerja di mall. Brydan dan Dendy hanya menanggapi dengan anggukan saja. Kemudian langsung menuju restoran yang menjadi tempat mereka bertemu klien. Pihak mall sudah menyediakan tempat eksklusif yang hanya bisa ditempati oleh Brydan saja.
"Selamat datang Mr.Brydan dan Mr.Dendy." Ucap Mr.Ricko yang ternyata sudah ada disana sedang berbincang dengan pengacara Brydan yang bernama Pak Lucke.
"Terimakasih." Sahut Dendy. Sedangkan Brydan hanya berdehem saja dan menjabat tangan pengacara beserta kliennya itu.
Dan mulailah mereka membicarakan apa yang perlu dibicarakan dan menyetujui apa yang perlu disetujui dengan Pak Lucke dan Dendy sebagai saksinya.
Disisi lain restoran ada dua wanita cantik yang sedang bersenda gurau. Ya, restoran itu juga adalah tempat yang dituju oleh Tica dan Nadya.
"Nad, makanannya enak tidak?" Tanya Tica.
"Ya enak lah, orang aku jarang makan kaya ginian." Sahut Nadya. "Tapi kok dikit banget ya, mana kenyang aku." Imbuh Nadya.
"Ya biasalah makanan orang kaya mah memang sedikit porsinya." Jawab Tica.
Setalah 30 menit mereka berdua sudah selesai dengan acara makannya dan bersiap untuk keluar dari mall tersebut.
"Ayo Tic, kita pulang." Ajak Nadya
"Ayo." Sahut Tica.
Tica dan Nadya berbicara sambil berjalan keluar dari mall tersebut. Tapi di tengah jalan tiba-tiba ada seorang pria yang terlihat sedang berbicara dengan seseorang disampingnya tanpa melihat ke arah depan. Hingga tanpa Nadya sadari pria itu dan juga dirinya saling bertabrakan dan tanpa sengaja lengan pria itu mengenai area terlarang Nadya sebagai wanita. Karena pria itu cukup tinggi Nadya harus mendongak untuk melihat wajahnya. Dan secara reflek Nadya langsung menampar wajah pria itu hingga Tica dan orang yang ada di samping pria itu menganga.
Plakkkkkk....
"Kau, berani sekali kau." Ucap Brydan karena seisi mall sudah melihat kearahnya. Karena suara tamparan yang menggema membuat mata mereka tertarik untuk menengok ke arah suara tersebut.
"Kau yang salah, Kalau jalan lihat-lihat, lenganmu itu sudah mengenai area terlarangku sebagai wanita." Sahut Nadya sambil menunjuk wajah Brydan dengan telunjuknya. Dengan berani dia menyahut perkataan Sang Penguasa. Wajar semua wanita pasti akan marah, tapi sekarang dia sudah salah orang sepertinya.
Seketika wajah Brydan langsung merah padam dan kedua tangannya sudah terkepal di bawah sana.
"Den, ambil rekaman cctv SEKARANG!" Titah Brydan pada Dendy yang berada di belakangnya. Berani sekali wanita di depannya ini, pikir Brydan. Bahkan selama ini tidak ada seorangpun yang berani memelototi tuannya. Tapi apa, wanita ini justru menampar tuannya di depan umum? Sepertinya wanita dihadapannya ini sudah bosan hidup, pikir Dendy. Kemudian langsung mengangguk hormat untuk mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Brydan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
~jingGA
disisi lain Tica yg malah sibuk menatap wajah tampan sang sekertaris😂
2022-02-14
1
Neti Jalia
aku mampir kk, mampir jg dikaryaku ya🤗🙏
*Suamiku ceo ganas
"SARLINCE
2021-09-30
2
Parwati amiin Parwati
🤣🤣🤣🤣🤣
2021-09-27
2