"Aku sudah memutuskan untuk mengejar cita-citaku di luar negeri. Sebenarnya aku berat untuk meninggalkanmu lagi disini tapi mau bagaimana? Aku adalah seorang putri, sebagai seorang putri aku juga ingin membanggakan kedua orang tuaku, ayahku sudah mengizinkan aku untuk mengejar cita-citaku di luar negeri. Dan juga ayahku sudah menjodohkan aku dengan seorang pengusaha. Sebagai tanda baktiku, aku terpaksa menerimanya." Ucap Velyn dengan hati-hati karena dia takut Brydan akan salah paham dan mengira dirinya tidak mencintai Brydan.
Ekspresi wajah Brydan yang sebelumnya tersenyum kini sudah berubah masam seperti belimbing sayur. Beberapa tahun yang lalu Brydan sudah mengizinkan Velyn untuk ke luar negeri menyelesaikan pendidikannya. Tapi sekarang apa ? Velyn mau meninggalkan dirinya lagi? Untuk pria lain? Tidakkah dia mengahargai perasaan yang selama ini Brydan berikan? Tidak taukah dia bahwa berhubungan jarak jauh itu tidak enak. Tidak bisa saling memeluk dan selalu saja merindu. Brydan kecewa dia sedih karena Velyn selalu saja mementingkan dirinya sendiri tanpa mau mengerti perasaan Brydan.
"Jika kau pergi, aku akan mencari wanita lain untuk menjadikannya istriku dan aku akan mencium dan memeluk nya di depanmu." Jawab Brydan dengan nada sedingin es.
Tanpa mau mendengar lagi perkataan Velyn, Brydan langsung pergi begitu saja, tubuhnya lelah hatinya sakit. Dunia seakan memperumit hubungan asmaranya dengan wanita yang dicintainya.
"Den, jemput aku sekarang!" Ucap Brydan disambungan telfon bersama Dendy.
"Baik, Tuan." Sahut Dendy.
Dendy pun langsung menjemput tuannya yang sedang menunggunya di depan Restoran Great Bread.
Tinn tinnnn...
Dendy membunyikan klakson mobilnya ketika dia sudah sampai di tempat tujuan. Kemudian dia mencari keberadaan tuannya.
"Mari, Tuan." Dendy mempersilahkan Brydan masuk ke dalam mobil.
"Kita pulang, Den!" Kata Brydan.
"Baik, Tuan." Sahut Dendy.
Di Restoran Great Bread_
"Nadya kamu baik-baik saja kan? Tadi soalnya aku lihat kamu dimarahin sama tuan yang disana itu " Tanya Tica pada Nadya, sambil menunjuk kursi yang diduduki Brydan tadi.
"Aku baik-baik saja kok, mungkin tuan itu lagi menstruasi." Jawab Nadya, kemudian mereka berdua tertawa bersama.
"Ayo Tic kita langsung pulang saja, ini kan bukan waktunya kita bersih-bersih." Ajak Nadya.
"Ayo Nad." Jawab Tica.
Di kontrakan Nadya_
"Nadya mana uang kontrakan?" Ujar ibu pemilik kontrakan, dan Nadya langsung memberikan 5 lembar uang senilai 100.000 rupiah.
"Ini Bu." Ucap Nadya dengan sopan.
"Terimakasih ya." Kata ibu pemilik kontrakan sambil tersenyum. Dia senang selama Nadya yang mengontrak selain karena bayarnya tidak pernah telat, Nadya juga selalu menjaga kebersihan rumah kontrakannya itu.
Setelah mandi dan membersihkan kontrakan, Nadya langsung beristirahat. Karena nanti malam seperti biasa dia akan bangun untuk masak kemudian makan malam.
Di Mansion Brydan Robson_
Brydan sudah tidak peduli lagi dengan apapun yang berkaitan dengan Velyn. Karena Brydan menganggap bahwa Velyn tidak pernah mencintainya dan dengan mudahnya Velyn selalu saja meninggalkan dirinya. Brydan sudah kembali ke sifat aslinya yang dingin dan gila bekerja. Dia sudah bersumpah bahwa dia akan menikahi wanita lain dan menunjukkan keromantisannya dengan wanita itu di depan Velyn nanti. Setelah Velyn pulang dari luar negeri.
"Ini Tuan, berkas yang perlu Anda tanda tangani " Kata Dendy yang sudah sejak satu jam yang lalu berada di mansion tuannya untuk mengantarkan berkas-berkas penting yang perlu ditandatangani oleh tuannya.
Tanpa banyak bicara Brydan langsung menandatangani semua berkas yang dibawa oleh Dendy.
"Tuan, Nona Velyn akan berangkat besok pagi, apa Anda tidak ingin mengantarnya?" Tanya Dendy.
"Jaga ucapanmu Den ! Dia tidak lagi penting bagiku." Sahut Brydan.
Selama Brydan menjalani komitmen di antara dirinya dengan Velyn, Brydan selalu menjaga kehormatan Velyn sebagai seorang wanita. Dia tidak pernah menyentuh Velyn sebelum semuanya halal, tapi Velyn selalu saja meremehkan komitmen itu dan hal itu membuat Brydan kecewa dan marah terhadap Velyn. Hingga dia menutup semua akses untuk Velyn agar tidak bisa menghubunginya lagi. Dia ingin beristirahat dari masalah ini sebelum dia bangkit menjadi dirinya yang seperti dulu lagi semenjak kepergian kedua orangtuanya.
"Tuan besok kita ada pertemuan penting dengan Mr.Ricko Tuan, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan lebih baik jika kita membawa kuasa hukum kita, Tuan." Ucap Dendy. Karena beberapa bulan yang lalu tuannya itu sempat tertipu oleh kerja sama dengan kliennya, tapi penipu nya sudah tertangkap dan sedang dieksekusi di dalam sel. Dendy tidak akan memaafkan siapapun yang berani menentang tuannya itu.
"Baiklah." Sahut Brydan.
"Pulanglah Den, sebentar lagi sudah malam dan aku ingin istirahat." Titah Brydan.
"Baik Tuan, selamat istirahat." Sahut Dendy. Kemudian dia melangkahkan kakinya untuk keluar dari mansion besar tuannya. Setelah Dendy pulang Brydan langsung naik ke lantai atas untuk menuju ke kamarnya.
Keesokan paginya_
"Tinggal berangkat." ucap Nadya yang sudah melajukan motornya untuk menuju ke Restoran Great Bread.
Di Restoran Great Bread_
"Pagi Nad." Sapa Tica.
"Pagi Tica." Sapa Nadya balik.
"Nanti ikut aku yah, aku mau ajak kamu ke mall kebetulan aku baru dapat arisan, ya lumayan lah. Aku akan traktir kamu makan di mall, kamu mau tidak?" Ajak Tica pada sahabat sekaligus rekan kerjanya itu.
"Wuihhh, jarang-jarang kan ada traktiran, ya mau lah aku." Sahut Nadya dengan mata berbinar, karena dia sangat jarang makan enak kalau tidak benar-benar ingin, dia tidak akan membeli makanan, selain untuk berhemat juga karena masakannya bisa dibilang enak sihh.
♡(ӦvӦ。)♡(ӦvӦ。)♡(ӦvӦ。)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Parwati amiin Parwati
semangat kaka
2021-09-27
3
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
efek patah hati senyum Brydan hilang hhh...
2021-09-14
6