Alice pun melirik Ramses yang hanya diam saja menatap mereka berdua, mungkin ia agak canggung dengan kejadian tadi.
“Rams, ini Eldrey. Dia sahabatku,” kata Alice memandangnya sambil memperkenalkan gadis yang berdiri tepat di hadapan mereka saat ini.
Ramses lalu mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan gadis itu. “Hai, aku Ramses pacarnya Alice,” lirihnya tanpa malu-malu.
“Kapan aku jadi pacarmu?!” balas Alice, ia pun memukul punggung Ramses dengan keras.
“Aduh! Kenapa sih dipukul terus, memang apa salahku?!” teriak Ramses sambil meringis kesakitan.
Gadis di depan mereka lalu menjabat tangan Ramses, “Eldrey” sahutnya singkat, diiringi senyum yang memecah suasana Ramses dan Alice.
Tak lama Eldrey pun menarik tangannya dan melanjutkan ucapannya, “kalau begitu aku pergi dulu, silakan kalian lanjutkan yang tadi,” tukasnya sambil tersenyum cerah.
“Apaan sih! Oh ya, kamu mau ke mana? Sibuk?” sela Alice dengan cemberut untuk mengalihkan perhatian.
“Aku mau pulang, tidak sibuk sih memang kenapa?”
“Rey mau main ke rumahku? Aku lagi bosan gara-gara ada orang yang menyebalkan,” sahut Alice. Ia pun melirik sekilas pada Ramses yang menatap malas, karena dirinya sadar siapa yang sedang dibicarakan Alice.
“Oke, Ramses ikut juga?” tanya Eldrey.
“Tidak, aku pulang saja. Malas mengganggu urusan cewek,” jawabnya lirih.
“Mau diantar? Sekalian kami jalan ke rumah Alice,” ajak Eldrey sambil menawarkan tumpangan pada Ramses.
“Bolehlah kalau begitu,” tanpa basa-basi Ramses mengiyakan langsung ajakannya. Ia sudah membayangkan setidaknya bisa berlama-lama dengan Alice dalam mobil.
“Hei, tidak bisa basa-basi ya,” sergah Alice.
“Basa-basi? Tumpangan gratis masa ditolak," Ramses pun memamerkan senyum bangga atau senyum tak tahu malunya.
“Baiklah ayo jalan,” ajak Eldrey sambil berbalik menuju jeep unlimited di belakangnya.
Ia membuka pintu dan langsung duduk menghidupkan mesin mobil tanpa memasang sabuk pengaman.
Alice dan Ramses mengikutinya dan masing-masing membuka pintu, Alice duduk di depan sedangkan Ramses di belakang.
“Alice, kamu tidak di belakang bersamaku?” tanya Ramses tanpa dosa.
“Enak saja! Memangnya Rey supirmu, kalau tidak mau sendiri ya turun saja!” ketus Alice sambil mendengus.
“Serasinya,” sambung Eldrey mengikuti pembicaraan mereka. Ia pun mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang.
“Rey, jangan dengarkan si Ramses ini. Dia kalau bicara, tidak ada satu pun kalimatnya yang benar. Kamu juga mau ikutan ngawur kayak dia?!” gerutu Alice.
“Hei! Kapan aku ngawur? Aku cuma mengatakan kenyataan yang ada. Kamu saja yang tidak sadar-sadar,” celetuk Ramses.
Alice pun membalikkan wajahnya dan mengeluarkan pandangan mata angker pada Ramses agar dia diam.
Sayangnya Ramses cuek saja, dia masih tetap mengoceh layaknya perempuan. Eldrey yang melihat tingkah mereka pun akhirnya tertawa pelan.
“Rams di mana alamatmu?” tanya Eldrey. Sekali lagi ia memecah suasana antara Ramses dan Alice.
“Di kawasan Bella Airoz, biar aku tunjukkan jalannya."
“Oke,” jawab Eldrey lalu mengemudikan mobil ke arah yang dituntun Ramses.
“Oh ya, bagaimana kalian bisa saling kenal? Aku kira hanya Erin temanmu Liz,” tanya Ramses sambil membelai rambut Alice dari belakang. Eldrey tertegun mendengar nama panggilan itu, karena seingatnya hanya dia yang memanggil Alice begitu.
“Kami kenal di restoran seafood satu setengah tahun yang lalu," gumam Alice.
Ia pun mengingat kembali pertemuan pertamanya dengan Eldrey. Ingatan di mana saat itu ia turun dari motor dan masuk ke dalam restoran.
Alice memesan seafood untuk dibungkus bawa pulang. Akan tetapi, meja di restoran penuh semua sehingga ia memilih berdiri di dekat pintu masuk.
Namun saat Alice menunggu, ada beberapa orang yang antre di luar dan berkeliaran di restoran itu menatap padanya sambil tertawa.
Ia tidak tahu apa yang salah dan memilih cuek saja. Sampai akhirnya seorang pria berumur sekitar 30 tahunan yang juga menunggu pesanan, memilih berbicara padanya.
“Hei cantik! Bocor-bocor nih di bawah,” katanya sambil menahan tawa.
Spontan Alice yang mendengar itu pun wajahnya berubah merah padam antara malu dan geram. Ia tidak tahu kalau dirinya ternyata datang bulan, karena tak menyadarinya dari tadi.
Orang-orang di sekelilingnya ada yang tertawa, saling berbisik dan menatap kasihan padanya. Tapi bagaimanapun juga, Alice sudah terlanjur malu dengan kalimat lelaki yang berdiri di belakangnya itu.
Matanya berkaca-kaca dengan tubuh yang mulai gemetaran, sampai akhirnya seorang gadis muda pun datang menghampiri mereka.
Gadis itu memakaikan long blazernya yang berwarna biru muda pada Alice, tujuannya untuk menutupi bekas darah menstruasi di pakaiannya.
“Bisa-bisanya anda mempermalukan seorang gadis di depan umum. Apa anda tidak bisa menggunakan otak kecil itu sebelum berbicara? Asal anda tahu, ini sama saja dengan mempermalukan wanita dari keluarga anda sendiri.”
Gadis itu mengatakannya sambil melirik pada orang-orang yang ada di sekitar, sehingga mereka pun terdiam. Ada yang menunduk, mengalihkan perhatian atau berpura-pura tidak tahu saat mendengar sindirannya.
Mendengar ocehan sang gadis, laki-laki tersebut akhirnya pergi terburu-buru meninggalkan mereka ke arah kamar mandi restoran. Sepertinya ia gugup karena tidak tahu harus menjawab apa.
“Kamu berdiri di sini karena menunggu pesanan?” tanya gadis itu.
“Iya,” jawab Alice sambil menangis.
Pandangan gadis itu pun teralihkan saat pelayan mengatakan kalau pesanan Alice sudah siap. “Kamu tunggu di sini, biar aku yang ambilkan,” ucapnya.
Alice menggangguk, lalu gadis tersebut berbalik dan mengambil pesanan Alice serta membayarnya sekalian dengan makanan miliknya. Setelah selesai, gadis itu pun berjalan mendekati Alice sambil merangkulnya keluar restoran.
“Kamu mau kuantar pulang?” tanya gadis itu padanya.
“Ti-tidak usah! Aku sangat berterima kasih, tapi aku bawa kendaraan sendiri,” jawab Alice sambil menunjuk motornya yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
“Ya sudah kalau begitu, hati-hati di jalan,” ucap gadis itu menyerahkan bungkusan pesanan Alice dan langsung berbalik begitu saja.
“Tunggu!” cegat Alice sambil memegang tangannya. “Blazermu bagaimana? Uangmu yang bayar makanan ini juga belum kuganti bukan?”
“Biarkan saja, anggap saja traktiran dariku, ambil juga blazer itu untukmu,” sahutnya dengan tatapan datar.
“Apa karena takut kena darah kamu kasih ke aku? Aku akan ganti dengan yang baru, jadi kamu tenang saja," balas Alice. Tersirat ekspresi kecewa di wajahnya.
Gadis itu hanya menatap heran padanya, lalu pandangannya pun turun ke bawah. Benar ke bawah, ke arah tangan kiri Alice yang memegang ponsel. Ia mengambil ponsel itu dan mengetik sesuatu lalu menyimpannya.
“Itu nomor dan namaku. Jika cara pikirmu aneh begitu maka cuci blazerku. Setelah itu kembalikan dan traktir aku makan,” ujarnya sambil menyodorkan ponsel dengan tersenyum.
Alice pun mengambil ponselnya dan melihat nama dan nomor yang tertera.
“Eldrey,” gumamnya pelan.
Ia mengangkat wajahnya, lalu menatap gadis muda yang sudah pergi meninggalkannya itu sambil sedikit berteriak, “Eldrey! Terima kasih ya untuk semuanya!” Alice pun melambaikan tangan padanya.
Eldrey yang sudah berjalan meninggalkannya, berbalik dan tersenyum pada Alice. Perlahan ia membuka pintu mobil, lalu pergi mengendarainya tanpa menoleh lagi.
Alice menatap kepergian Eldrey sambil tersenyum. Ia senang karena sudah bertemu dengan cewek yang seperti kesatria berkuda hitam di matanya. Tapi ada satu hal yang sangat disayangkan, karena bagaimanapun juga, kesatria berkuda hitam itu hanyalah seorang cewek yang sama dengannya.
Begitulah awal mula kisah pertemuan Alice dan Eldrey, sehingga mereka berdua bisa akrab sampai sekarang. Bagi Alice, Eldrey adalah sahabat terbaiknya, karena Eldrey selalu menjadi tempat curhatnya, apa pun itu selalu padanya.
Erin juga sahabat baik Alice, cuma mereka berada di zona yang berbeda. Zona Alice dan Erin, serta zona Alice dan Eldrey.
Hanya saja, Alice tidak jujur semuanya kepada Erin, apalagi tentang kenyataan bahwa mereka menyukai orang yang sama. Berbeda pada Eldrey, sehingga ada batasan yang berbeda dalam persahabatan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Dania
7in1
Dukungan untuk para Author tersayang
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
💗💗💗💗💗💗💗
2021-09-18
0
KIA Qirana
dukungan 7in1 buat Author tersayang
🌷🌷🌷🌷🌷
2021-09-18
0
Qirana
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
2021-09-13
1