Tak tahan dengan Ramses yang hanya diam saja berjalan sambil menarik tangannya, Alice lalu menjitak kepala Ramses dari belakang dengan tangannya yang satu lagi.
“Aduh! Ada apa?! Seharusnya kamu itu memelukku bukan menjitak!” tukas Ramses sambil meringis kesakitan.
“Mana mungkin wanita terhormat sepertiku memelukmu? Jangan mimpi!” balas Alice sambil memelototi Ramses.
“Kenapa kamu menarikku?! Seharusnya kamu kasih kode dulu biar aku tidak bingung! Memangnya aku patung bisa kamu seret-seret begitu saja,” celoteh Alice panjang lebar sampai akhirnya Ramses pun mengulurkan tangan untuk menutup mulutnya.
“Iya maaf, jadi jangan cerewet lagi. Padahal aku melakukan ini semua demi kamu.” Lalu Ramses pun melepaskan tangannya yang menutup mulut Alice dan tersenyum setelah mengatakannya.
Sambil mengernyitkan dahi, “Apa maksudmu?!” balas Alice.
“Alice, aku tidak buta. Kamu menolakku mentah-mentah karena Dean bukan? Kamu suka kan padanya?!" tanya Ramses akhirnya.
“Jangan ngawur Rams! Aku tidak pernah menyukai Dean!” bantah Alice.
“Heh, kenapa? Karena dia pacar temanmu?! Tapi kenapa aku merasa kalau kamu itu sedang berbohong?” Ramses pun membalas ucapan Alice.
Alice lalu melepaskan tangannya yang sejak tadi masih digenggam Ramses.
“Rams! Aku tidak pernah menyukainya! Kami hanya berteman, tidak lebih! Dan asal kamu tahu saja, aku bukan tipe yang suka pada pacar temanku sendiri!” sahut Alice dengan nada marah.
“Kalau begitu, kamu tidak perlu emosi bicara denganku bukan?! Cara bicaramu itu membuatku curiga, ditambah lagi tatapanmu pada mereka. Lagi pula apa lebihnya Dean dariku? Modal tampang cool saja sombongnya menyebalkan!” ledek Ramses dengan bibir yang juga ikut tersungging.
Mendengar Ramses berbicara begitu, Alice pun bergidik ngeri. “Hei, dia temanmu! Setidaknya dia tidak menyebalkan sepertimu!" Alice pun memukul bahu Ramses.
Ramses hanya mendengus lalu memegang bahu Alice dengan kedua tangan dan menatapnya dekat. Jarak wajah mereka hanya sekitar 11 cm sekarang.
“Alice aku tidak peduli apa pun alasanmu menolakku, tapi aku tetap menyukaimu dan akan membuatmu jadi milikku.”
Selesai berkata seperti itu, Ramses pun perlahan mulai mendekatkan wajahnya pada Alice seolah hendak menciumnya.
Tapi sayang sekali, adegan yang dinantikan gagal karena bunyi klakson mobil di belakang Ramses mengejutkan mereka. Sehingga ia akhirnya terpaksa menghentikan tindakannya itu.
“Sial! Padahal hampir saja!” batin Ramses mengumpat.
Karena kaget dengan kejadian barusan, wajah Alice sontak memerah akibat malu yang dirasakan. Spontan ia langsung teringat jika bukan karena klakson mobil, mungkin saja adegan tak terduga akan berlangsung di jalanan seperti ini.
“Padahal tinggal sedikit lagi, dasar mobil sialan!" gerutu Ramses dalam hatinya.
Mobil itu berhenti, tak lama seorang gadis muda pun turun dari jeep unlimited berwarna putih yang mengklakson mereka berdua.
Ia tersenyum sambil menghampiri mereka, “maaf Alice, apa aku mengganggumu? Aku hanya ingin lewat saja,” ucap sang gadis sambil tersenyum kembali.
“Ti-tidak-tidak! Ini salahku karena sudah menghalangi jalanmu, ma-maafkan aku,” balas Alice padanya.
Dia benar-benar malu, wajahnya sudah mirip tomat saking malunya. Terlebih lagi, karena ia dan Ramses hampir saja berciuman tapi malah ketahuan oleh gadis muda kenalannya ini.
Gadis muda itu tertawa pelan, "aku tidak bermaksud menggurui kalian, tapi cobalah di tempat yang istimewa, jadi kalian akan sangat menikmatinya. Kalau di jalanan begini, hanya kematian yang akan kalian dapatkan karena ditabrak kendaraan,” kata gadis itu sambil memegang pundak kiri Alice dan menahan tawa.
Alice yang mendengar guyonannya pun ikut tertawa untuk menutupi rasa malunya. Tak disangka, jika suasana canggung dan memalukan itu berubah menjadi lebih baik sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт
Lagi di jalanan.
Ngapa gak sekalian di tengah empang?
2022-01-11
1
Dania
7in1
Dukungan untuk para Author tersayang
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
💚💚💚💚💚💚💚💚
2021-09-18
0
KIA Qirana
dukungan 7in1 buat Author tersayang
🌿🌿🌿🌿🌿
2021-09-18
0