Sesampainya di cafe mereka di sambut dengan hanggat oleh para pelayan di cafe tersebut, yang ternyata cafe tersebut adalah milik wanita paling populer akan kecantikannya di kampus yakni siapa lagi kalau bukan Reskiya, Rasya dan Sesil yang mereka klola bersama.
" Bisa bertemu dengan menejer cafe ini? " Tanya Raka pada salah satu pelayan wanita.
" Oh maaf tuan, tapi menejer kami baru saja pergi, jika anda ada sesuatu yang inggin di bicarakan silahkan bertemu dengan pemilik cafe ini? " Jawab pelayan wanita tersebut.
" Kamu pasti baru bekerja kan?" Tanya Ben.
" Benar sekali ,saya baru masuk kemarin tuan, jika ada kesalahan saya, saya minta maaf tolong jangan laporkan saya tuan.." Saut pelayan itu.
" Oh apakah sesil ada di sini? " Tanya Rangga pada pelayan yang lain kebetulan lewat.
" Oh dik Raka, dik Rangga dan dik Ben kalian sudah datang.." Saut pelayan itu.
" Kalau non Sesil ada, ia sedang menggecek barang yang baru datang tadi pagi di gudang depan " Jawab pelayan wanita tersebut.
Rangga pun langsung bergegas ke gudang bagian depan untuk menemui Sesil, tapi ternyata Aldo dan Ben tidak mau ketinggalan mereka juga ikut ke gudang untuk menemui Sesil, sesampainya di sana mereka mendapati Sesil yang tengah mendata beberapa barang dan bahan-bahan pembuatan kopi dan makanan ringan.
" Hai, Sesil butuh bantuan gak ni? " Tanya Rangga yang di angguki oleh Aldo dan Ben.
Sesil yang merasa dirinya di panggil pun menengok kearah mereka ber tiga karena tadi posisi Sesil membelakangi mereka tiga.
" Gak perlu gue bisa sendiri. " Jawab Sesil kemudian kembali mengecek barang.
" Ayolah gue bantu pindahin barang gitu atau bantuin ngecek barang yang lain " Tawar Rangga.
" Gak perlu, udah hampir selesai tinggal beberapa mesin kopi aja " Ucap Sesil masih fokus pada pekerjaannya.
Tiba-tiba kotak yang berada di atas kepala Sesil jatuh dan hampir saja mengenai Sesil,dikarenakan ada beberapa tikus yang berjalan lalu tidak sengaja menabrak kotak yang memang hampir jatuh, Rangga yang tidak menyadari kotak itu akan jatuh hanya berdiam di tempatnya begitu pula dengan Ben dan Aldo.
Untung refleks Radit yang cepat yang langsung berlari lalu menarik tanggan Sesil saat kebetulan hendak mencari Rangga, Ben dan Aldo, Sesil seketika kaget karna Radit yang tiba-tiba menarik tanganya dan kotak yang terjatuh tepat di tempat dia berdiri tadi, Sesil dengan refleks langsung memeluk tubuh Radit.
" Sesil lo gak papakan? " Tanya Radit khawatir, tapi Sesil hanya terdiam sembari mengeratkan pelukannya, Radit hanya mengelus punggung Sesil untuk menenangkan, tapi yang lain menatap dengan tatapan penuh cemburu.
" Sesil Lo ngak papa kan?" Tanya Aldo, Ben dan Rangga bersamaan.
Sesil hanya terdiam mendengar semua pertanyaan yang karena masih syok dengan kejadian tadi dan masih dalam keadaan memeluk Radit, tapi tidak ada raut bahagia di wajah Radit hanya ada raut wajah khawatir sambil menatap lembut kearah Sesil, hingga Sesil tersadar karena getaran ponselnya.
DERRRTTTT DERTTTTT.
Sesil merogoh tas yang ia bawa dan mengambil ponselnya lalu mengangkat telfon yang ternyata dari pamannya.
" Hallo paman.. " Sapa Sesil pada orang yang menelfonya yang ternyata adalah pamanya, yang bernama Bram.
" Kamu sedang berada di mana sekarang? " Tanya Bram dari sebrang sana.
" Aku lagi di cafe, lagi ngecek barang - barang ada yang bisa di bantu? " Tanya Sesil.
" Kamu pulang ke rumah sekarang ada yang inggin paman sampaikan padamu. " Ucap Bram.
" Tapi paman.. " Ucap Sesil yang terputus karena pamanya sudah memotong pembicaraan.
" Gak ada tapi - tapian, sekarang juga harus datang " Perintah Bram.
" Baik laah, aku akan datang " Saut Sesil dengan pasrah.
Sesil kemudian langsung mematikan telfon sepihak.
" Kalian mau bantuin gue kan? " Tanya Sesil yang tanpa sadar masih menggenggam tangan Radit.
" Tapi sebelum itu bisa lepasin dulu genggamannya!" Ucap Radit yang berhasil membuat Sesil malu kemudian langsung menjauh dari Radit.
" Enak banget Radit baru datang langsung dapat kesempatan buat di peluk sama Sesil terus tangannya sampai di genggam seperti itu, benar-benar membuat orang iri. " Batin Ben.
" Sepertinya harus diberi pelajaran ni orang. " Batin Aldo.
" Bisa-bisanya gue kalah sama cowok kaya dia, selama bertahun-tahun gue ngejar Sesil belum pernah gue nyentuh dia, bisa-bisanya dia anak baru udah main peluk sembarangan. " Batin Rangga.
" Tapi kalau nyaman peluk lagi aja, ngak papa." Lanjut Radit yang langsung mendapatkan tatapan mematikan dari tiga orang yang berada di depannya.
" Yap betul sekali, apa yang perlu kami bantu? " Tanya Rangga semanggat mengalihkan pembicaraan.
" Tolong kalian data barang yang baru masuk terus catat tanggal kaldelursa makanan siap saji yang ada di sana, karena gue mau balik dulu ada urusan. " Jelas sesil masih malu saat melihat kearah Radit.
" Oke, siap bu bos. " Kata Ben dan Aldo bersamaan.
" Kalau gitu gue mau balik. " Saut Sesil kemudian berlalu pergi melewati mereka.
" Hati-hati di jalan. " Ucap mereka ber tiga bersamaan.
Disaat yang lain sedang sibuk mengecek barang Radit diam-diam mengikuti Sesil dari belakang.
" Sesil tunggu dulu " Kata Radit yang menghentiakan langkah sesil dengan menggenggam pergelangan tangannya.
" Ada apa? " Tanya sesil.
Sesil kemudian menatap tajam kearah pergelangan tangannya yang di pegang oleh Radit, Radit yang tersadar kemudian langsung menarik kembali tangannya lalu meminta maaf.
" Maaf gue ngak maksud." Ucap Radit sambil menarik kembali tangannya.
" Ada perlu apa ? Gue lagi sibuk." Tanya Sisil jutek.
" Ahhh itu gue mau minta maaf soal tadi." Ucap Radit.
" Gue udah maafin. " Saut Sesil, hanya kata singkat itu membuat Radit begitu bahagia.
" Dan.... dan gue... gue mau bilang... terimakasih udah nolongin gue. " Lanjut Sesil dengan terbata-bata karena sudah hampir tidak pernah ia mengatakan terimakasih pada orang lain.
" Sama-sama, gue lakuin itu juga karena gue ngak mau Lo kenapa-kenapa. " Saut Radit.
" Hanya mau bilang itu? " Tanya Sesil kembali jutek.
" Ah... Mau gue antar.." Tawar Radit.
" Ngak makasih ,gue punya kendaraan sendiri." Saut Sesil.
" Kalau ngak ada lagi gue mau balik." Ucap Sesil kemudian berjalan menuju motornya.
" Ahhh, Itu.... Aisss sudahlah.." Ucap Radit pasrah karena Sesil sudah berjalan menjauh darinya.
" Heyy.... Enak banget Lo main deketin Sesil disaat kita lagi sibuk... " Ucap Ben yang tiba-tiba datang dan langsung merangkul Radit dengan tatapan membunuh.
" Bukan kaya gitu..." Sangkal Radit yang langsung di potong oleh Ben.
" Hehhh ngak usah ngelak Lo.., ikut gue sekarang." Ucap Ben kemudian menarik Radit menuju gudang, saat tiba di dalam gudang sudah ada satu kursi yang di jaga oleh Rangga dan Aldo dengan wajah penuh selidik, Radit hanya menelan ludahnya memikirkan apa yang akan mereka lakukan padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Fiah msi probolinggo
semangat ya kak
2022-01-12
1
Ama
semangat terus
#AmalliaPenaAutoon
2022-01-01
2
Duwi Hariani
masih lanjut #pA
2021-12-30
2