Bel istirahat berbunyi. Sahabat Nisa mengajaknya ke perpustakaan untuk membaca buku.
Nisa awalnya tak ingin ikut bergabung akhirnya ikut juga setelah diajak berulang kali.
Nisa sebenarnya malas membaca buku. Ia lebih menyenangi mengeksplor artikel di internet. Informasi terkini yang dikemas sangat sempurna lebih menarik untuk dibaca. Berbeda dengan sahabat-sahabatnya yang sangat suka membaca buku.
Nisa sedang asyik membaca buku di samping Juliana, Fina, dan Dania. Tiba-tiba Zulfitri menepuk bahu Nisa dari belakang. Spontan ia kaget.
Ternyata Zulfitri mengajaknya ke kantin bersama Saleha dan Nuraida. Nisa menolak dengan alasan telah sarapan di rumah. Nisa memang selalu sarapan di rumah sebelum berangkat ke sekolah. Sarapan bersama telah menjadi tradisi pagi hari di keluarganya.
Beberapa menit kemudian, mereka mulai merasa bosan. Mereka pun saling bercerita mengenai jurusan apa yang akan dipilih setelah lulus sekolah nanti.
Saat sedang asyik bercerita, seseorang menepuk pundak Nisa dengan buku.
"Kirain kalian sudah pergi. Ternyata belum toh. Saya kan sudah bilang saya sudah sarapan di rumah, guys. Jadi kalian pergi sajalah,” pinta Nisa kesal.
Siswa yang lain menatapnya dengan raut muka ketakutan. Melihat ekspresi mereka, Nisa langsung berbalik.
Di belakang ternyata ada pak Ayyas yang tengah berdiri sambil memegang buku yang digunakan tadi untuk menepuk Nisa.
“Ini perpustakaan, tolong jangan ribut!” pinta pak Ayyas dengan lembut.
“Iya Pak.” Nisa menunduk malu.
Ditegur langsung oleh guru adalah hal yang memalukan baginya. Untung saja cara menegur pak Ayyas lembut.
Segera ia menyimpan buku yang baru saja dibaca dan kembali ke kelas dengan langkah yang dipercepat.
Pekan selanjutnya, pak Ayyas akan mengajar di kelas Nisa lagi.
Nisa tak bisa tenang malam itu, yah malam sebelum pak Ayyas akan mengajar besok. Ia masih merasa sangat malu atas tindakannya tempo hari di perpustakaan.
Ditambah lagi ia merasa sangat cemas kalau besok pak Ayyas akan membahas materi adab. Bisa saja ia disinggung karena tidak mematuhi adab di perpustakaan.
Hal yang dikhawatirkan benar-benar terjadi.
Keesokan harinya, pak Ayyas memulai kelasnya dengan sebuah pertanyaan. “Di sini siapa yang sering ke perpustakaan?”
Banyak siswa yang tidak mengacungkan tangan, termasuk Nisa.
Pak Ayyas lalu bertanya kepada Nisa. “Kamu jarang ke perpus ya?”
“Iya Pak”, jawabnya malu.
“Pantas saja kamu tidak tahu aturan yang harus ditaati oleh pengunjung perpus”.
"Guru ini benar-benar kurang ajar, bisanya cuma membuat orang lain malu saja." Nisa menggerutu dalam hati.
“Saran untuk siswa yang lain tolong kalau masuk perpus itu jangan ribut ya!”
“Iya Pak.” Nisa ikut menjawab.
Bel berbunyi.
Pak Ayyas meminta semua siswa untuk mengumpulkan tugasnya ke Nisa. Kemudian berkata, “Nisa, tolong bawa tugas teman-temanmu ke ruangan saya nanti”.
Setelah berkata seperti itu, ia mengakhiri kelas dengan salam dan langsung melenggang keluar.
"Guru ini betul-betul merepotkan, untuk membawa buku saja harus siswa yang bawakan."
Dengan terpaksa Nisa mengumpulkan tugas teman-teman dan membawanya ke ruangan pak Ayyas. Tentunya ia tak ingin pergi sendiri, ia mengajak Juliana dan Aida.
Setibanya di ruang guru, pak Ayyas memberikan lembaran kunci jawaban dari soal-soal pilihan ganda yang diberikan di kelas tadi.
“Kalian bertiga tolong periksa tugas teman-teman kalian, nanti biar saya yang memberikan nilai.”
Setelah itu ia berlalu begitu saja meninggalkan ketiga siswanya ini.
*Jangan lupa tinggalkan jejak kakak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Mungkin pak Ayyas udah tau ya kalo Nisa itu yg di jodohkan dengan nya..
2022-11-23
1
Isma Aji
lanjut🙏🏻
2021-12-24
1
delissaa
aq juga jarang ke perpus pak 😂
2021-11-23
1