My Teacher My Mate
Sebelum mengakhiri kelasnya, pak Syamsul memberikan informasi penting ke siswa.
"Besok adalah giliran siswa di kelas ini yang menjadi pembina apel," tutur lelaki berkumis tebal tersebut.
Beberapa siswa tampak masa bodoh dengan informasi dari sang guru. Hanya sedikit yang antusias, salah satunya Nisa.
Nisa sebenarnya anak yang introvert. Tipe yang kata orang tak berani tampil berbicara di depan umum. Tipe yang dilabeli hanya bisa bekerja di balik layar.
Tapi faktanya, Nisa adalah salah satu introvert yang mampu mematahkan paradigma kuno tersebut. Ia siswa yang introvert tapi mampu bekerja di depan layar. Berbicara di depan umum bukanlah hal sulit baginya.
Mungkin karena sistem pembelajaran di kelas lah yang membuatnya terlatih untuk itu. Dimana seringkali guru memberikan nilai lebih untuk siswa yang vokal di kelas.
Demi mendapatkan nilai tinggi, Nisa jadi tampak seperti ekstrovert saat belajar di kelas.
Sepulang sekolah.
Nisa langsung membuat list materi yang menarik dan up to date terkait kehidupan sekolah, untuk ia bahas di apel pagi besok.
Apel pagi adalah salah satu rutinitas yang wajib diikuti oleh siswa sebelum memasuki mata pelajaran pertama di sekolah Nisa.
Keesokan harinya.
Teman kelas Nisa saling menunjuk satu sama lain untuk menjadi pembina apel. Nisa yang malu-malu kucing benar-benar merasa dilema akan hal itu.
Di satu sisi, ia sebenarnya sangat malu untuk mengajukan diri menjadi pembina apel. Di sisi lain, sangat disayangkan jika ia tidak tampil. Lantaran kemarin, waktunya telah difokuskan untuk mencari materi untuk apel pagi ini.
Setelah beberapa menit berlalu, Nisa akhirnya mengajukan diri. Dan dengan senang hati, temannya menyuruhnya untuk maju ke mimbar.
Nisa mulai menyampaikan amanatnya sebagai pembina apel pagi ini. Materi yang ia bawakan sebenarnya materi yang sederhana. Tapi guyonan yang ia selipkan di materi berhasil membuat siswa tertawa.
Setelah selesai, Nisa turun dari mimbar dan memberikan mikrofonnya kepada guru yang berdiri di sampingnya. Anehnya, guru itu malah memberikan mikrofon tadi kepada kepala sekolah.
Hal ini membuat Nisa dan siswa lainnya keheranan. Biasanya apel pagi hanya dihandle oleh para guru secara bergantian. Tapi kali ini, kepala sekolah yang turun tangan. Rupanya kepala sekolah ingin memperkenalkan seorang guru baru.
Guru baru itu pun langsung memperkenalkan dirinya dengan penuh percaya diri. Namanya Ayyas, kulitnya sawo matang, postur tubuhnya tinggi, dan berwajah rupawan. Suara bariton dan tatapannya yang teramat tajam membuatnya terkesan berwajah sangar.
Setelah memperkenalkan diri, ia juga menjelaskan posisinya. Ia akan menjadi guru Pendidikan Agama Islam untuk siswa kelas tiga.
Oh my God dia akan mengajarku. Nisa membatin seraya meringis.
Ia merasa sedikit takut diajar oleh pak Ayyas, muka si guru baru yang tampak sangar itu membuatnya berpikir kalau lelaki tersebut pasti tipe guru killer.
Apel pun berakhir dan jam pertama dimulai.
Saat ini Nisa belajar bahasa Inggris yang dibimbing oleh ibu Hasna. Nisa sangat menyukai pelajaran bahasa Inggris. Terbukti, ia selalu antusias menyimak materi dari bu Hasna hingga kelas selesai.
Memasuki jam kedua, terlihat pak Ayyas berjalan ke kelas Nisa. Teman-teman Nisa sangat antusias dalam belajar. Bagaimana tidak, selain dari masih bujang pak Ayyas juga sangat tampan.
Entah kesambet apa tiba-tiba saja pak Ayyas mendadak menyebutkan sebuah nama.
"Nisa...," ucapnya.
"I...i..iya Pak," jawab Nisa. Ketakutannya pada pak Ayyas membuat ia berbicara gelagapan bak pengidap disartria.
"Saya lihat nilai Agama kamu yang paling tinggi di kelas ini. Saya akan memberikan pertanyaan untuk melihat apakah pemahamanmu sesuai dengan nilai yang ibu Darna berikan."
"Hah?" pekik Nisa. Ucapan pak Ayyas sungguh membuatnya kaget.
"Apa yang kamu ketahui mengenai pacaran dalam pandangan Islam?"
"Di dalam agama Islam pacaran itu haram, Pak."
Pak Ayyas menyanggah mentah-mentah jawaban Nisa." Tapi dalam Al-Qur'an tidak ada ayat yang menjelaskan tentang pacaran."
"Ada Pak, ayat mengenai larangan berzina." Wajah Nisa kelihatan tak bersahabat.
"Kan beda pacaran dengan zina."
"Tapi di dalam Al-Qur'an memerintahkan kita untuk menghindari zina, Pak. Pacaran kan salah satu jalan yang mengantarkan kita pada zina. Hal inilah yang membuat pacaran itu haram dalam Islam." Nisa semakin kesal saja.
"Bagus sekali jawaban kamu. Tidak salah bu Darna memberimu nilai yang sangat tinggi." Pak Ayyas menampakkan geliginya.
Setelah perdebatan panjang itu, pak Ayyas kemudian menjelaskan tentang hukum pacaran dalam agama Islam.
Tak dapat dipungkiri metode pengajarannya sangat bagus. Tak kalah bagusnya dari cara mengajar guru senior seperti bu Darna. Kata-kata guru gagah tersebut berhasil menyentuh hati dan pikiran siswa.
Seusai pembelajaran Pendidikan Agama Islam kali itu, banyak teman Nisa yang memutuskan untuk tidak pacaran lagi.
*Jangan lupa tinggalkan jejak kakak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Raiiiuka AboIzozaksk
a
2023-08-05
0
Raiiiuka AboIzozaksk
osos
2023-08-05
0
Ayu Wardhanii
.
2022-07-09
0