We Are Back, PAPA!

Shelvia kini salam perjalanan pulang menuju rumahnya.saat sampai rumah di depan pintu telah banyak hadiah tentu saja membuat Shelvia bingung. Bahkan ada sayur-sayuran dan buah, Shelvia menghela nafas dengan pelan pasti ini karena perbuatan si kembar lagi. Shelvia segera membawa masuk barang-barang yang di luar.

Kini gadis berambut pendek hitam sedang membaca buku kesukaannya dan gadis yang satu melakukan gerakan bela diri.

"MAMA PULAAAANG" teriak Shelvia yang sedang membangunkan konsentrasi mereka berdua.

"MAMA" mereka berlari dan memeluk Shelvia.

"Mavis, Navis. Apa apaan ini? Kenapa banyak sekali barang di depan pintu, kan sekarang bukan Natal ataupun ramadhan."tanya Shelvia

Mereka berdua hanya menatap satu sama lain, dan melihat barang-barang di belakang mamanya.

" Itu dari Aunty Naomi, Paman Hemers, nyonya Lora,dan dari kakak Charles"jawab Mavis sambil memegang bukunya.dan kini tatapan Shelvia beralih kepada Navis

"Itu dari Kakak-kakak yang bersekolah di dekat pasar,paman Volta dan Kak Sherli. "jawab Navis sambil menunduk

"Kalian melakukan itu lagi? Mavis kamu membantu orang-orang itu. Dan kamu Navis,bagaimanapun kamu perempuan nak. Kalau mereka bawa benda tajam gimana?" Shelvia menceramahi mereka karena takut terjadi sesuatu.

"Mavis bisa ceritakan bagaimana kamu membantu mereka?" Tanya Shelvia penasaran.

Mavis langsung menceritakan kejadian hari itu, dia membantu Aunty Naomi mengurus tanamannya dan menjual tanaman dengan harga yang tinggi. Mavis juga membantu Paman Hemers saat melakukan penelitian tentang tumbuhan, saat itu paman Hemers sedang kesulitan karena tanaman penelitiannya tidak berhasil bereaksi namun saat Mavis memeriksa dan melakukan percobaan lagi tanaman pun bereaksi dengan cepat.

"Ha? Kamu memang baca buku dimana? Kan mama ga pernah beliin buku tentang tumbuhan apalagi sedetail itu"

"Aku membaca di Perpustakaan Nyonya Lora ma"jawab Mavis sambil tersenyum

Dan Mavis lanjut bercerita tentang dia mengerjakan Pekerjaan rumah milik Charles tetangga dekatnya.Shelvia sangat khawatir bahwa anaknya akan dimanfaatkan terus.

" Oke, sekarang. Navis"tatapan tajam kini menuju Navis yang menunduk terus

Navis bercerita tetang Kakak yang bernama Eren Kim minta bantuan Navis untuk tawuran dengan Sekolah tetangga. Dan sekolahan yang di bantu Navis menang, bahkan semua yang di hajar Navis babak belur dan tak berani pada sekolah itu lagi.

"Nak, membantu itu baik. Tetapi jika kekerasan itu dipakai untuk hal yang tak berguna itu salah nak"

"Tapi mah, anak sekolah yang menyerang Sekolahan Kak Eren itu. Melemparkan batu kepada satpam sekolahan mereka. Dan Navis juga lihat sampai pak satpam berdarah".Ucap Navis yang sedih akan nasib pak satpam

"Tapi bagaimana pun , ini bukan urusan Navis. Biar mereka menyelesaikannya ya. Lain kali jangan ikut Tawuran lagi" Ujar Shelvia

Navis bercerita lagi tentang dia membantu Paman Volta saat mengajar Karate. Dia berhasil membanting 10 murid Paman Volta dan mengajari mereka.sehingga Paman Volta berterimakasih pada Navis karena sangat membantu. Dan dia membantu Sherli saat di bully teman-teman Sherli. Sehingga Sherli memberikan Navis boneka besar kepada Navis.

Shelvia tak percaya bahwa didepannya saat ini kedua anak genius dan kuat.saat ini yang dipikirkan Shelvia hanya, bagaimana cara agar Shelvia bisa membuat Anak kembarnya ini menikmati masa kecil yang sebenarnya.

"Ayok kita makan setelah itu mama bacakan dongeng"

"Lets goo ma" Mereka berdua sangat menyukai saat-saat bersama dan sangat bersemangat.

Setelah pekerjaan Shelvia dengan kembar selesai. Dia merenung sendiri dan kini tangannya menelpon seorang rekan kantornya agar besok dia tidak bekerja lagi di kantor. Dan akan segera pindah, keputusan ini terpaksa dia ambil agar Si kembar layak menikmati masa kecil yang wajar.

Keesokan harinya....

Kardus-kardus besar kini satu persatu masuk kedalam mobil Box dan siap di antar ke Indonesia.

Shelvia menjelaskan kepada Mavis dan Navis bahwa akan pindah ke Indonesia dan menetap di sana.

Saat sampai di bandara Soekarno-hatta...

"Mah, kita tinggal di mana? Apartemen? Atau rumah? Atau hotel? " Tanya Mavis penasaran.

"Mmmm, kita akan tinggal di apartemen. Tapi sebelum itu ayok kita beli roti'Q dulu ya. Mama laper"

Mereka membeli roti setelah itu naik taksi menuju apartemen yang di beli Shelvia di daerah Jakarta Selatan.

"Haaah, capek mah. Ternyata indonesia begini ya ma. Panas tapi seru" Ucap Navis yang kini rebahan di lantai.

"Iya banyak polusi,sungguh sangat padat" Ngeluh Mavis yang saat ini juga rebahan di dekat Navis.

"Ngeluh terus sih. Ayo dong yang semangat gitu. Masa kalah sama mamah yang sudah tua? " Ucap Shelvia sambil mengangkat galon.

Setelah banyak kegiatan beres-beres mereka bertiga tertidur dengan pulas.

Keesokan Harinya...

"Aku harus kerja. Meskipun harus menahan rasa sakit dan benci".ucap kata hati Shelvia yang kini melihat perusahaan barunya dia bekerja. Di hadapannya saat ini adalah perusahaan cabang milik Arkatama Group, Shelvia harus profesional dalam bekerja. Karena ini awal tantangan baru yang menegangkan.

Disisi lain, Ardiaz kini menyamar sebagai karyawan cupu. Agar dia mendapat bukti sesuatu yang mengganggu anggaran didalam Perusahaan cabang miliknya.

Takdir memilih mereka berdua bertemu. Kini mereka bekerja di bagian yang sama di perusahaan. Dan saat pertama bekerja Shelvia memperkenalkan diri dan berinteraksi dengan para karyawan yang lain. Namun, saat melihat Ardiaz yang kini menyamar sebagai Raka. Dia ingat sekali wajah ini mirip dengan Lelaki malam itu. Tetapi tampilannya yang cupu dan warna rambut cokelat itu sangat berbeda dan membuat membuat Shelvia mengabaikan Ardiaz. Tetapi, Ardiaz tersenyum dan sadar bahwa Shelvia kini telah ditemukan.

Ardiaz kini hanya diam dan tak bisa bergerak sesuai keinginannya karena dia harus mengutamakan misinya kali ini.

Hari Rabu akan ada meeting yang penting. Shelvia telah mempersiapkan semua berkas-berkas yang di perlukan. Namun, lupa adalah sifat alami manusia Shelvia meninggalkan dokumen yang penting dan membawa dokumen milik Mavis.

Mavis dan Navis segera pergi dan menyusul ibunya. Mereka pergi dengan taksi dan memberikan alamat perusahaan mamanya bekerja. Disisi lain, Ardiaz diminta membeli kopi untuk para rekan dan saat Mavis dan Navis tiba di perusahaan dia melihat lelaki yang persis dengan mereka Ardiaz juga melihat mereka berdua. Tatapan Ardiaz kini dalam, tetapi Mereka berdua memanggil Ardiaz "PAPA".Ardiaz mendekati mereka berdua tetapi mata Mavis dan Navis kini berkaca-kaca. Merindukan kasih sayang sosok papa adalah impian mereka berdua, di sayangi papa adalah impian mereka.

Terpopuler

Comments

Aabis Jan

Aabis Jan

suka sama cerita nya g berbelit belit ...lanjut Thor.

2021-09-28

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!