BAB 5
“dia… kritis ma… istriku kritis setelah melahirkan..” dan runtuh sudah, dia menangis. Hatinya sangat sedih melihat keaadaan istrinya yang terkulai lemas tidak berdaya setelah operasi.
Ya, karna Safira mengalami pendarahan yang cukup hebat akibat benturan saat dia terjatuh. Dokter harus mengambil tindakan operasi untuk mengeluarkan sang bayi karena kondisi Safiraa yang tidak memungkinkan untuk melahirkan normal dan lagi ketubannya juga sudah pecah.
“putriku…” mama menutup mulut dengan kedua tangannya dan tangisnya semakin menjadi kala mendengar keadaan putri sulungnya.
“ma.. tenangkan dirimu. Jangan begini, kita doakan semoga putri kita bisa selamat dan melewati masa kritisnya.” Ucap Johan menenangkan istrinya, dia memeluk istrinya untuk memberi kekuatan. Padahal dalam hatinya dia juga sangat bersedih mendengar keadaan putrinya.
Sedangkan Nadia masih terdiam dengan tangan mengatup menutup wajah cantiknya. Air matanya daritadi terus mengalir tanpa mau berhenti walaupun sejenak. Wajahnya terus tertunduk kebawah seakan tak ada kekuatan lagi untuk sekedar mengangkat kepalanya.
Tuhan, dadaku terasa sakit lagi. Bahkan lebih sakit dan rasanya sangat sesak sekali. – batin Nadia
Ceklek- pintu kembali terbuka dan keluarlah dokter yang tadi menangani Safira.
“Dokter, bagaimana keadaan istriku?” Bara langsung menghujani dokter dengan pertanyaannya.
“Nyonya safira ingin bertemu kalian semua, terutama Tuan Bara dan Nona Nadia” ucap dokter tanpa menjawab pertanyaan Bara.
“silahkan masuk” dokter mempersilahkan Bara, Nadia, Melia dan Johan untuk memasuki ruang perawatan safira.
“sayang, bagaimana keadaanmu?” Bara menggenggam tangan istrinya dan menciuminya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
“mas.. anak kita?” Safira hanya tersenyum dan menanyakan keberadaan anaknya.
“putri kita sudah lahir dengan selamat sayang, dia sangat cantik sepertimu. Terima kasih sudah memberikan kebahagiaan padaku. Terimakasih sudah memberikan seorang putri cantik untukku. Kau harus cepat sembuh ya, agar bisa bertemu dengan putri kita.” Ucap Bara sambil terus menggenggam tangan istrinya seakan takut safira pergi meninggalkannya.
Safira hanya tersenyum dan mengerjapkan matanya lemah.
“ma..pa.. safira minta maaf ya kalau safira ada salah sama mama dan papa. Dan terimakasih kalian sudah menyayangiku selama ini. Terimaksih kalian sudah bersedia mendidik dan membesarkan safira." Ucap safira dengan suara yang lemah.
“sayang, kamu anak mama dan papa. Tentu saja kami akan selalu menyayangimu nak.” Ucap Mel sambil mengecup kening putrinya dengan sayang.
“maaf kalau safira ada salah sama mama dan papa, maaf kalau aku belum bisa jadi anak yang baik dan membanggakan kalian”
“tidak sayang, kalian dua putri mama dan papa. Kalian anak-anak yang baik, dan kalian sudah membuat kami bangga nak. Kami selalu sayang pada kalian berdua.”
“Dek..” kali ini Safira mengalihkan tatapannya pada sang adik yang sedari tadi diam sambil terus mencoba menahan air matanya, dan ternyata itu sia-sia karena air matanya seakan tidak mau berhenti keluar.
“kemarilah..” panggil Safira sekali lagi dengan menengadahkan satu tangannya karna yang satu lagi masih setia dalam genggaman sang suami.
“k-kakak…” ucap Nadia terbata-bata karna menahan sesak di dadanya. Ia pun meraih tangan kakaknya.
“kau mau menepati janjimu padaku kan, dek?” tanya Safira yang membuat Nadia terdiam sesaat.
“kau sudah berjanji akan menjaga dan merawat putriku saat dia lahir. Dan Sekarang aku memintamu untuk menepati janjimu itu” ucap Safira lagi dan barulah Nadia mengingat percakapan yang terjadi saat mereka selesai makan siang bersama kala itu.
“kak, kenapa kau berkata begitu. Itu putrimu kak, tentu saja kau dan kak Bara yang akan merawatnya. Aku janji akan sering datang menjenguk keponakan cantikku itu.” Nadia masih mencoba berpikir positif tentag permintaan kakaknya itu.
“sayang, kenapa kamu meminta adikmu untuk merawat putri kita? Kita akan merawatnya bersama sayang..” ucap Bara yang sedari atdi diam dan menyaksikan percakapan Safira dengan keluarganya.
“mas, aku mau meminta satu hal padamu. Boleh?” suaranya terdengar semakin lemah, tatapan matanya juga sayu.
“menikahlah dengan Nadia!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Enung Samsiah
yg nmnya turun rn jngn psti gini nih 😭😭😭nyesekkk bacanya
2023-05-13
0
Yanti Yanti
😪😪😪😭😭😭😭 ak sedih kk, ak sedih karna ngalamin di tnggal anak tercinta, di di panggil yg maha pencipta
2022-03-14
1
zenara
aku nangis bombay belum apa apa udah nangis
2021-11-28
1