BAB 2

BAB 2

Dua hari telah berlalu dan Nadia sudah bisa memulai aktifitasnya lagi seperti biasanya. Dia adalah seorang desainer dan dia memiliki usaha butik miliknya sendiri. Usaha itu dia rintis dari nol dengan usahanya sendiri, dimulai dari menjual baju secara online sejak dia kuliah, kemudian mulai membuat desain baju sendiri sesuai dengan imajinasinya dan menjalin Kerjasama dengan beberapa pemasok kain serta konveksi untuk membuat baju karyanya sendiri. Dan sekarang usaha butiknya sudah berkembang dan sudah lumayan terkenal di kalangan Wanita.

- - - -

Pagi ini dia memulai harinya dengan ceria, dia bersiap untuk pergi ke butiknya.

“pagi ma..pa..” sapanya pada orang tuanya yang sudah menunggunya di meja makan.

“pagi sayang. Kau akan pergi ke butik, nak?” tanya mamanya sambil menyiapkan makanan untuk suaminya.

“iya ma, aku mau kesana. Aku belom kesana setelah Kembali dari kota S kemarin” jawab nadia.

“kau berangkat sendiri atau diantar supir, nak?” tanya papanya.

“Nadia berangkat sendiri saja, pa. karena nanti Nadia mau ke rumah kak safira juga, sudah janjian mau makan siang dengan kakak.” Jawabnya pada papa johan. Setelah selesai sarapan Nadia pamit untuk berangkat.

“ma.. pa.. Nadia berangkat dulu ya.” Pamit Nadia dengan mencium tangan orang tuanya, tak lupa juga kecupan hangat di pipi papa dan mamanya.

“baiklah sayang, hati-hati di jalan yaa. Dan sampaikan salam mama papa pada kakak mu”

“siap ma..”

Nadia segera memacu pedal gasnya menuju butik miliknya. Setelah menempuh 30 menit perjalanan, sampailah ia di depan bagunan toko yang cukup besar dan iapun segera memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus miliknya. NW Boutique, nama bangunan itu, tempatnya mencurahkan semua ide dan imajinasi liar yang ada dikepalanya dan kemudian diwujdukan dalam bentuk karya desain baju yang modis dan menarik bagi kalangan Wanita. Dari usia remaja, dewasa, bahkan sampai kalangan ibu-ibu pun ada dalam koleksinya itu.

“Halo semuanya…” sapanya pada para pegawainya. Maria dan Rani yang bertugas melayani pelanggan di toko, kemudian ada Bimbim dan Tari yang menjadi tanagn kanan Nadia yang mengurus kerjasama dengan pihak supplier kain dan konveksi. Bimbim juga yang selalu setia turut serta menemani Nadia Ketika meeting dengan klien ataupun pihak supplier dan konveksi.

“Halo mbak Nadia, selamat pagi.” Jawab mereka semua dengan kompak. Mereka memang cukup akrab karna Nadia memperlakukan mereka seperti saudara, bukan hanya sebagai bawahan.

“aku ke ruanganku dulu ya, kalau ada sesuatu kalian katakana padaku. Ohya, nanti siang aku ada janji makan siang dengan kakakku” ucap Nadia pada karyawannya.

“siap mbak, kami akan dengan senang hati melayani para pelanggan toko ini”

Nadia pun melenggang masuk ke ruangannya dan kembali berkutat dengan alat tempurnya. Ya, tentu saja alat tulisnya yang ia gunakan untuk menorehkan goresan indah karya buatannya.

- - - -

Setelah tiba jam makan siang dia pun segera beranjak pergi meninggalkan butiknya menuju kediiaman kakaknya. Kakaknya, Safira Putri Wijaya telah menikah setahun yang lalu dengan kekasihnya, Bara Oktaviano Sanjaya, setelah mereka menjalin hubungan selama 2 tahun lamanya. Dan sekarang kakaknya tengan mengandung buah cinta mereka yang sebentar lagi akan lahir kedunia. Nadia pun tak kalah Bahagia menantikan kelahiran keponakan tersayangnya itu.

Setelah sampai di kediaman kakaknya, penjaga rumah Bara pun mengizinkannya masuk karna sudah tau bahwa itu adik dari Nyonya Mudanya. Setelah memarkirkan mobilnya, Nadia segera masuk ke rumah dan disambut hangat oleh kakak tersayangnya itu.

“siang bumil ku tersayang..” sapanya pada sang kakak.

“siang adikku yang manis. Ayo masuk, kakak sudah menunggumu untuk makan siang bersama.” Ajak safira.

“kak bara tidak pulang untuk makan siang kak?” tanya Nadia karena dia tidak melihat keberadaan kakak iparnya itu.

“tidak, dia sedang ada meeting dan sekaligus makan siang dengan kliennya itu” jawab safira.

“sudah ayo makan, kakak sudah memasakkan ayam bakar madu kesukaanmu” ucap Safira sambil menunjuk makanan hasil masakannya tadi.

“ya ampun kakaaak… kau memang terbaik, tapi sebenarnya kau tidak perlu repot memasakkan untukku. Kakak kan sedang hamil besar, tiak boleh terlalu capek. Apalagi kalau kakak sampai kelelahan karena memasak makanan untukku, huuft. Bisa habis aku dimakan kakak ipar” ucapnya sambil bergidik ngeri membayangkan kemarahan pada wajah kakak iparnya yang dingin itu.

“hahahahaha…. Kau ini ada-ada saja. Kakak tidak mungin kelelahan hanya memasak ayam bakar madu untukmu. Dan lagian mas Bara tidak sejahat itu, dia orang yang sangat penyayang kok. Ya, walaupun dia terlihat dingin dan kaku, tapi dia akan menjadi hangat pada keluarganya.” Jelas safira pada adiknya.

“ya..yaa.. terserah kakak, yang jelas kakak ipar itu pria yang dingin dan kaku. Menyeramkan, hiii”

“yasudah ayo kita makan saja. Kasian ayam nya keburu bertelor lagi dia kalau tidak segera dimakan.” Canda safira pada adiknya.

“haissh, kakak ada-ada saja. Mana mungkin ayam sudah dimasak bisa hidup lagi apalagi sampe bertelor” Nadia menimpali ucapan kakaknya dengan memanyunkan bibirnya.

Mereka berdua pun menikmati makan siang bersama dan sesekali saling bercanda. Setelah selesai mereka pun bersantai di ruang tengah, mereka duduk berdampingan dengan Nadia yang terus membelai lembut perut kakaknya.

“kak, kapan perkiraan kakak akan melahirkan?” tanya Nadia sambil terus membelai perut kakaknya.

“kata dokter perkiraan 3 minggu lagi, dek. Tapi itu bisa mundur bisa juga maju. Tapi sejauh ini kakak belum merasakan kontraksi apapun” jelas Safira pada adiknya.

“aku tidak sabar mau bertemu keponakan cantikku ini, nanti dia akan aku dandani menajdi princess yang sangat cantik. Hehehe”

“iya iya, biar dia tau kalau ontynya ini adalah seorang desainer yang handal dan bisa mengubah upik abu menjadi seorang Cinderella” candanya pada sang adik.

“ooohh tidak tidak tidak, aku akan membuat keponakanku menjadi lebih cantik dari Cinderella atau princess manapun.” Ucapnya menyombongkan diri.

“haiissh, iya terserrah padamu saja. Asal kau tidak mengajari anakku yang bukan bukan.”

“oh iya Nad, boleh kakak minta sesuatu padamu?” ucap safirra dengan raut muka yang mendadak menjadi serius.

"wooo...wooo...wooo... kenapa mendadak jadi serius begini nih?"canda Nadia karna melihat kakaknya yang mendadak serius itu.

"Dek, kakak serius ini.."

“Ada apa kak? Apa yang bisa aku bantu?” tanya Nadia penasaran dengan perubahan kakaknya.

“apakah kau menyayangi anak kakak ini?” tanya safira

“kak, kenapa kau bertanya seperti itu. Jelas lah aku menyayangi keponakanku itu..”

“maukah kau menjaganya jikalau nanti kakak pergi?”

DEG

Terpopuler

Comments

Veilmate

Veilmate

kayaknya kakanya SDH ada firasat nih

2022-03-07

0

Bunga Tarigan

Bunga Tarigan

kok cwok y g berusaha ngejelasin sich,mlh cuek g ad itikad baik,brarti namanya bian khilaf itu ma sengaja

2022-01-05

1

MiNIeL

MiNIeL

Maria Rania Nadia kek nama 3 bersodara si 😬

2021-11-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!