Dor!
Tiba-tiba seorang anak laki-laki sekolah menengah atas mengagetkan temannya yang terlihat sedang melamun. Gadis itu bernama Tiara Callista, dan Tiara melirik tidak suka pada temannya itu.
"Kaget, wey! berisik banget!" ketus Tiara sambil memutar bola mata malas.
"Lagian lu ngelamun mulu kerjaannya! Gua kasih tahu ya, jadi orang jangan keseringan melamun. Entar kaya ayam tetangga gua lho, dia mati," kata Abi dengan ekspresi menahan tawa.
sementara Tiara mengkerutkan kening bingung. "Apa sangkut-pautnya ngelamun sama ayam tetangga lu yang mati?"
"Enggak ada!" jawab Abi, dan dia pun terkekeh kecil karena jawabannya sendiri, sedangkan Tiara kembali memutar bola mata malas Mendengar lelucon yang menurutnya tidak lucu itu.
"Lu udah datang dari tadi?" tanya Abi kemudian seraya menyeret bangku agar duduk di samping Tiara.
"Baru dateng kok," jawab Tiara, tanpa menoleh, dia fokus pada sesuatu yang sedang dia tulis ke atas bukunya.
Abi melirik pada buku yang sedang Tiara tulis itu. "Lu ngelamunin apa sih? Kenapa lagi emangnya? Ada masalah?"
Abi adalah sahabat Tiara dari sekolah menengah pertama dulu. Dia adalah laki-laki berhidung mancung, bertubuh lebih tinggi sedikit dari Tiara, bibir kecil, serta bermata cokelat. Abi jugalah yang selalu ada ketika sahabat yang sudah seperti adiknya itu sedang butuh bantuan.
Tiara mendongak, dan menatap ke arah depan dengan tatapan mata yang kosong. "Nggak apa-apa, gua cuma kadang masih bingung aja, Bi."
Abi mendengus kesal mendengar itu. "Udahlah, kalau emang soal nyokap lu, mending nggak usah cerita! Males gua dengernya. Kalau lu emang nggak kuat, tinggalin aja sih, Ra! Lagian, di sana juga lu ngapain? Dianggap aja enggak, kan?" sungutnya, sambil mengelus punggung Tiara, menguatkan sahabat yang sudah seperti adik di matanya itu.
Tiba-tiba pintu di buka dengan sangat kencang, lalu beberapa siswa-siswi masuk. Siswa-siswi itu tak lain adalah sahabat Tiara yang lainnya seperti Yaya, Nova, Angga, dan Sean.
Kelas mereka memang tidak ramai, terkesan sepi hanya ada separuh murid saja, karena ini memang bukan sekolah seperti biasanya melainkan ini adalah sekolah paket.
Sekolah paket ini hanya untuk orang-orang yang ketinggalan sekolah atau yang tidak punya ijazah. Kini Tiara kelas dua paket C atau setara dengan kelas dua SMA.
"Kaget gua, b*ngke," sungut Abi dengan memutar bola mata malas pada sahabat-sahabatnya itu.
"Lagi lu masih pagi udah berdua-duaan aja, entar kalau ada setan lewat gimana?" ketus Nova sambil terkekeh dan menyeret Abi agar kembali ke tempat duduknya semula.
Yaitu duduk di kursi barisan kanan dan berada di bangku nomor dua, sedangkan kursi paling depan untuk Angga.
"Enak atuh kalau ada setan lewat mah, iya nggak, Ra?" goda Abi.
Yang digoda hanya mengangkat bahu acuh.
Takkk
Sebuah jitakan berhasil mendarat tepat di belakang kepala Abi oleh Nova.
"Sakit, nyet," ketus Abi karena Nova tiba-tiba menjitak kepalanya.
"Biarin," jawab Nova santai.
Nova sahabat wanita Tiara yang pertama, berambut pendek sebahu, berkulit putih, hidung mancung, dan berbadan lebih pendek dari Tiara.
"Ra, tumben banget lu pagi-pagi udah nongol?" tanya Yaya sahabat Tiara yang lain.
Yaya sahabat wanita Tiara yang selalu ada untuk Tiara ketika Tiara butuh.
Yaya gadis berambut panjang, bermata cokelat, hidung sedikit pesek, bibir kecil, dan dagu belah.
"Paling juga dipukulin lagi sama nyokapnya, iya kan? Kebiasaan dia kan gitu. Kalau habis dimarahi datang paling awal," timpal Nova.
"Sotoy lu, gua cuma boring tau," bohong Tiara.
Sahabat laki-laki Tiara yang lain, namanya Angga. Dia paling tinggi dan berbadan kekar di kelasnya, berhidung mancung, bermata sipit, dan Angga itu seorang atlet tinju. Tak heran jika tubuhnya pun tinggi dan besar.
"Ra, nanti istirahat ke perpustakaan yuk!" ajak Nova yang dijawab hanya dengan anggukan oleh Tiara, karena Tiara melihat Guru mereka sudah tiba di pintu.
Bel istirahat pun berbunyi.
Tiara, Nova, Yaya, Angga, Abi, dan Sean pun berjalan ke perpustakaan.
Sesampainya di perpustakaan Tiara sibuk mencari buku yang ingin dia baca.
Tiara Callista, gadis berambut panjang dengan gelombang di bagian tengah sampai bawah, berhidung mancung, bermata bulat, bulu mata panjang lentik alami, dan dengan bibir kecil.
Tiara cukup tinggi di umurnya yang baru 17 tahun itu. Tiara pun selalu berpenampilan modis. Dia selalu bisa memantaskan pakaian yang dia pakai agar selalu terlihat manis.
"Aaaahhh ini aja deh," gumam Tiara,
setelah menemukan buku yang akan Tiara baca.
Tiara duduk di kursi sebelah Angga.
Angga hanya tersenyum saat Tiara duduk di sampingnya.
"Awas gua mau duduk," sela Abi sambil duduk di tengah-tengah Tiara dan Angga.
Angga hanya menghela napas sambil geleng-geleng kepala.
"Wey tempat lain masih kosong kali," protes Tiara karena tidak terima terhimpit oleh Abi sahabatnya, tapi bukannya mengerti Abi malah terlihat cuek.
"Bodo amat suka suka gua dong, wleee." Abi malah meledek.
Tiara mendengus kesal dan beranjak, memilih duduk di kursi seberangnya bersama dua sahabat wanitanya.
"Napa lu pindah?" tanya Yaya tapi matanya masih terfokus membaca buku.
"Biasa, tuh si Abi rese banget," ketus Tiara dan mulai membaca buku.
Yaya menatap Abi sekilas sambil menghela napas.
"Ra sini geh! Ini liat ada buku yang lu cari," panggil Sean lalu menyodorkan buku itu pada Tiara.
Sean adalah yang paling stanbay kalo sahabatnya ada masalah.
Sean laki-laki berbadan tinggi, bertubuh atletis, berhidung mancung, mata sipit, bibir belah, dan ada lesung pipi di kiri. Umur Sean kini sudah dua puluh tahun, beda tiga tahun dari Tiara.
Pasti merasa aneh ya? Anak SMA kok umurnya dua puluh tahun? Author jelaskan lagi ya.
Sekolah paket itu bebas mau umur berapa aja, karena memang sekolah ini diadakan untuk orang-orang yang dulunya ketinggalan sekolah, atau untuk orang yang tidak punya ijazah.
Sean itu sebenarnya sudah lulus SMA di sekolah elit, tapi karna suatu masalah Sean kabur dari rumah.
Saat Sean tidak mengerti harus ke mana, pertemuannya dengan Tiara membuat Sean jatuh cinta pada pandangan pertama.
Sean mencari tahu semua tentang Tiara, hingga akhirnya, ide konyolnya pun datang. Dia langsung mendaftar sekolah di tempat Tiara sekolah, agar bisa dekat dengan Tiara.
Sementara Tiara sekolah di sana karena memang tidak mempunyai cukup biaya untuk mendaftar ke sekolahan lain.
"Mana?" Tiara menjawab seraya mendekati bangku Sean.
"Nih liat, buku ini kan yang lu cari?" Sean melirik Tiara sekilas sambil tersenyum.
"Iya bener, kok lu bisa nemuin sih? Jangan-jangan lu bawa dari rumah ya?" ledek Tiara sambil terkekeh.
"Dasar bocah k*mpret bukannya bilang makasih kek apa kek," sungut Sean kesal karena Tiara selalu saja begitu.
Tidak pernah serius dalam mengobrol, dan selalu terlihat ceria.
"Hehehe iya iya makasih Sean ganteng." Tiara memuji Sean, membuat Sean terkekeh dengan tingkah sahabatnya itu.
Bel sekolah pun kembali berbunyi, pertanda mereka harus segera masuk.
Tiara pun ke luar dari perpustakaan, tapi bukannya masuk ke kelasnya Tiara malah melewati kelasnya.
"Wey mau ke mana lu?" tanya Abi yang melihat Tiara melewati kelasnya itu.
"Ke tempat biasa, sekarang jatah MTK sama bahasa Inggris kan? Males gua, otak gua gak nyampe." Tiara berlalu meninggalkan kelas, sedangkan Abi hanya bengong melihat tingkah Tiara yang selalu bolos.
"Mau ke mana itu bocah?" tanya Angga pada Abi yang sedang menatap punggung Tiara.
"Ke tempat biasa katanya, kita ikutin nggak ya?" tanya Abi pada Angga.
"Ikutin aja yuk!" ajak Sean sambil menyela Angga dan Abi, kemudian mengikuti Tiara ke luar sekolah.
"Hayu kita bolos lagi aja!" Yaya dan Nova teriak bersamaan sambil mengikuti Sean.
"Kok lu nggak ikutin adek lu?" tanya Angga pada Abi yang masih diam di depan perpustakaan.
"Enggak ah, palingan juga mereka di sana sampe kita pulang, yuk masuk aja!" jawab Abi sambil berlalu masuk ke kelas dan Angga mengikutinya dari belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Ufuk Timur
kak aku mampir, udah tap beberapa love dan favorit. .aku akan baca pelan pelan. . kalau berkenan silahkan mampir di novel baru ku ya sunshine aili
2021-12-12
0
Leli Leli
yang sabar Tiara tetap.semangat aku bawain 🌹dan like.buat kamu
2021-12-04
0
Miracle Tree
like..
salam dari "Lihat Aku, Dan Buka Hatimu"
2021-11-08
0