Keesokan harinya.
Aluna sudah bersiap pergi ke kampus. Dia memakai kaos t-shirt berwarna putih, di badukan dengan celana jins. Mulai saat ini dia tidak boleh sedih lagi. Sudah cukup waktu untuk dia bersedih. Dan sekarang dia harus membahagiakan diri sendiri. Karena kalau bukan dia siapa lagi.
" Semangat Aluna, kamu pasti bisa" ucapnya menyemangati dirinya sendiri.
Ia memberikan sedikit sentuhan make up pada wajahnya. Ya dia tidak suka memakai make up yang terlalu tebal. Karena dia sudah cantik, jadi tidak perlu menambahkan make up yang terlalu tebal.
Setelah di rasa cukup, dia bersiap untuk kebawah. Aluna mengambil tas, ponsel dan juga kunci mobilnya. Ia akan sarapan bersama bibik kesayangannya.
" Morning Bik" sapa Aluna saat sudah berada di meja makan.
" Pagi juga Non"
" Sarapan apa kita hari ini Bik?"
" Nasi goreng non"
" Wah, pasti enak" kata Aluna sambil menarik kursi sedikit, kemudian dia mendudukkan bokongnya di sana.
Ijah meletakkan sepiring nasi goreng lengkap dengan telur dan juga seladanya di depan Aluna. Tak lupa juga segelas coklat hangat.
" Bibik memang tau kesukaan Aluna"
" Tentu saja"
" Yuk Bik sarapan bareng Aluna"
" Iya non"
Aluna dan Bik Ijah sarapan di meja makan. Ya seperti itulah setiap pagi. Hanya Bik Ijah yang selalu menemaninya untuk sarapan dan juga makan malam.
" Bik, Aluna berangkat dulu" pamit Aluna setelah menghabiskan sepiring nasi goreng buatan bibik kesayangannya.
" Iya, hati-hati di jalan ya non. Bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut"
" Iya Bik"
Aluna mulai melajukan mobilnya meninggalkan kediamannya. Hari ini dia sangat bersemangat pergi ke kampus. Walaupun semangatnya itu tidak akan merubah nilainya, tapi Aluna tidak pernah mempermasalahkan itu.
Ya Aluna selalu mendapatkan IP terendah di kelasnya. Dia juga sering di panggil ke ruang Lektor karena kerap tidur dan juga tidak mengerjakan tugas yang di berikan dosen pembimbingnya.
Mobil mewah milik Aluna memasuki area parkir kampus. Aluna sekarang kuliah di universitas terkenal di kota itu. Dia juga heran kenapa papanya mendaftar dia ke kampus yang super duper mahal ini.
Setelah memarkirkan mobilnya. Aluna berjalan menuju kelasnya. Sepanjang jalan, mata para lelaki selalu saja menatapnya dengan penuh damba. Bagaimana tidak melihat paras dan body Aluna yang wow membuat senjata mereka langsung on.
" Aluna ntar malam jalan sama gue yuk" ajak salah satu mahasiswa cowok.
" Sorry gue sibuk"
Seketika wajah lelaki itu berubah menjadi lesu. Bagaimana tidak itu udah kesepuluh kalinya dia gagal mengajak wanita cantik itu untuk berkencan dengannya.
Sedangkan teman-temannya tertawa puas menyaksikan teman mereka yang di tolak untuk kesekian kalinya oleh primadona kampus itu.
Aluna berjalan menghampiri lelaki yang lumayan tampan itu. " Nanti kalau gue udah nggak sibuk, kita jalan bareng"
Wajah yang tadi sendu langsung cerah seperti sinar mentari kala mendengar ucapan wanita cantik itu. Dia seperti mendapat oasis di tengah gurun pasir.
" Ok, gue tunggu"
Aluna hanya membalas dengan menganggukkan kepalanya. Ia tidak menyangka ucapannya itu di anggap beneran oleh lelaki itu.
Sungguh lelaki yang pantang menyerah.
Sesampainya di depan kelas, Aluna di sambut sama pasangan sampah. Sebenarnya dia sangat malas bertemu dengan pengkhianat itu. Tapi mau gimana lagi, dia tidak bisa karena mereka satu kelas.
" Minggir! gue mau masuk" kata Aluna.
" Sayang" panggil Daniel.
" Gue bilang minggir!" kata Aluna sambil mendorong tubuh Daniel.
" Sayang tunggu" kata Daniel sambil menahan tangan Aluna.
" Singkirkan tangan kotor lo dari tangan gue"
" Nggak, kita harus bicara"
" Tidak ada yang perlu di bicarakan lagi"
Daniel menarik tangan Aluna keluar dari kelas, diikuti sama Maya di belakang. Para mahasiswa lain juga mengikuti ketiga anak manusia itu. Karena mereka ingin tau apa yang terjadi antara mereka bertiga.
" Lepas!" kata Aluna sambil menghempaskan tangan Daniel.
" Yank"
" Berhenti memanggil gue dengan sebutan yang menjijikkan itu"
" Kamu jangan munafik yank, aku tau kamu sangat mencintai aku" kata Daniel dengan percaya dirinya.
Aluna tergelak mendengar ucapan lelaki yang ada di hadapannya itu. " Benar apa yang kamu katakan itu"
Daniel tersenyum. Ternyata benar, wanita bodoh itu memang sangat mencintainya.
" Tapi itu dulu sebelum kamu ketahuan selingkuh dengan wanita tidak tau diri ini!"
Wajah Daniel yang tadinya tersenyum penuh kemenangan, sekarang berubah menjadi sendu. Dia tidak menyangka Aluna akan berkata seperti itu.
Teman-teman sekelas Aluna mulai berbisik-bisik. Mereka menatap Maya dan juga Daniel dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
" Aluna, apa yang kamu katakan" kata Maya.
" Gue rasa kau belum tuli, jadi kau pasti sudah mendengar apa yang ku katakan tadi" kata Aluna sambil menatap tajam kearah Maya.
" A-aku nggak tau maksud ucapan kamu itu"
" Oh? tidak tau ya? apa gue perlu sebarkan video kalian berdua yang sedang melakukan adegan menjijikkan itu?" bisik Aluna di telinga Maya.
Deg.
Bagaimana bisa Aluna punya video itu. Apa dia merekamnya saat itu?. Tidak! itu tidak mungkin. Wanita bodoh itu hanya menggertak saja.
" Tapi aku cintanya sama kamu bukan sama Maya" kata Daniel.
" Bullshit!"
" Percayalah sayang. Aku cintanya cuma sama kamu"
" Lo bicara seperti itu sekarang sama gue, apa ada hubungannya dengan kartu kredit yang gue kasih itu sudah tidak bisa di gunakan?"
" Iya. Eh, bukan"
Aluna tertawa mengejek. " Tentu saja kartu itu sudah tidak bisa di gunakan, karena gue udah meminta pihak bank untuk memblokir kartu itu"
" Kenapa kamu memblokir kartu itu?"
" Karena sudah cukup gue membiayai hidup lelaki sampah seperti Lo!"
" Aluna!"
" Ssstt, jangan pernah berteriak ataupun meninggikan suara sama gue"
Daniel mengepalkan tangannya hingga kuku tangannya memutih. Dia benar-benar ingin melenyapkan wanita yang ada di hadapannya itu.
" Dan kau, silakan ambil lelaki tidak berguna itu. Karena aku tidak butuh dia lagi" kata Aluna sambil pergi meninggalkan tempat itu. Tapi baru dua langkah dia membalikkan badannya.
" Satu lagi, mulai sekarang bergaya lha sesuai isi dompet kalian berdua. Karena mulai hari ini, gue akan tarik semua fasilitas yang pernah gue berikan. Ups! salah, yang gue pinjamkan sama kalian. So, siap-siaplah untuk jadi gembel" kata Aluna sambil berlalu pergi meninggalkan kedua manusia sampah itu.
" Aluna!" teriak Daniel.
Aluna tidak menghiraukan panggilan mantannya itu. Dia sangat puas bisa memberikan pelajaran pada dua manusia sampah itu. Tapi itu baru permulaan, karena setelah ini akan ada yang lebih menyeramkan lagi.
Teman sekelas Aluna kaget mendengar ucapan Aluna barusan mereka tidak menyangka kalau Daniel selama ini hidup dengan uang Aluna. Dan mereka tidak menyangka Maya akan menusuk Aluna dari belakang.
" Nggak nyangka kalian berdua ternyata sepasang kekasih tidak tau diri"
" Iya, padahal Maya sudah dianggap saudara oleh Aluna"
" Mungkin dia mau menyaingi Aluna"
" Iya, tapi nggak modal"
Para teman-teman sekelas Aluna menertawakan sepasang kekasih itu. Maya tidak terima dipermalukan seperti ini. Dia akan membalas wanita bodoh itu.
To be continue.
Happy Reading 😚😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Rosita Husin Zen
rasain lho Maya Daniel ...
visualnya mana Thor
2021-11-14
0
kookv
good luna....
2021-09-22
0
May nurwidya
emang kenyataan begitu pakek gk trima segala
2021-09-02
0