Bab 4

"Hai cantik!!" Ujar ketua organisasi menyapa Aira, perkenalkan namanya Daniel, definisi pria sempurna. sangat. tampan tinggi putih dan kaya raya.

"Ya kak?" Jawab Aira seadanya.

"Jangan lupa ya ntar rapat di cafe xxx!" Ujarnya.

"Berdua?"

"Maunya gitu? ah oke..." Ujar Daniel menggoda. "Hahahha... Ntar ada yang lain juga disana!!!'" Ujarnya lagi.

"Oh..."

"Bareng ya kesananya!"

"Ah ga bisa kak, Rara dateng telat nanti ada urusan sebentar di luar kak!" Ujar Aira sopan.

"Yaudah kakak tunggu gakpapa!"

"Jangan kakak kan ketuanya, ga baik juga kalau terlambat."

"Yaudah deh, " Ujar Daniel lesu.

"Aira ke kelas dulu ya!" Ujarnya pamit berlalu pergi.

Baru saja beberapa langkah pergi menghindar ada saja yang menganggunya.

"Cie...."

"Apaan si!!!" Ujar Aira sinis pada salah satu temannya.

"Gila lo, itu mau lo anggurin sampai kapan?"

"Gue ga ngerti maksud lo gimana?"

"Jangan pura-pura ga tau deh lo! Itu si Daniel."

"Oh lo suka? Yaudah buat lo!"

"Rara!!!! tu mulut jeplak bener, tapi gue si ga terlalu suka. Tapi kalau dia nya mau sama gue si gak nolak."

"Dasar cewe!"

"Lagian lo juga kenapa si ga suka sama dia? Udah ganteng kaya..."

"Shut!!! diem!!! Berisik banget!" Ujar Aira mempercepat langkah kakinya karena jam mata kuliah pun agar segera di mulai.

Jika kalian tanya perasaan Aira kepada Daniel? Oh kalian pasti tau kan jawabannya dari reaksi yang di timbulkan Aira.

Ketika sosok Papa tak lagi memperhatikan putri nya? Bagaimana laki laki lain bisa menyayangi kita yang jelas jelas bukan siapa siapanya?

Cinta? Darah yang mengalir harusnya melebihi kata itu kan? Logika Aira normal bahwa ia tak percaya dengan kata cinta dari mahluk yang bernama laki laki.

"Awas....." Ujar Aira kala langkah kakinya terhenti dan melihat seseorang yang akan di tabrak oleh kendaraan didepan matanya. kaki nya melangkah lebih cepat menolong gadis itu.

"Kamu gak papa?" Ujar Aira bertanya dengan harap cemas.

"Sakit kak!" Ujarnya menunjukkan siku yang bergesekan dengan aspal saat dia di dorong Aira tadi.

"Ah sebentar ya!" Ujar Aira membawa gadis itu duduk di tepi jalan, dan mencarikannya obat medis.

"Maaf dek, bapak tak sengaja!" Ujar pemilik mobil meminta maaf, memberikan beberapa uang untuknya sebagai tanda untuk membayar semua biaya pengobatan akibat lukanya.

"Ah tak usah pak, ini saya yang salah!"

"Tak apa ambil aja!" Ujarnya pamit, karena ia terburu buru dan tak bisa mengantarkan ke rumah sakit.

"Sini!!!" Sebelum pergi, bapak pemilik mobil juga memberikan beberapa minuman dan menunggu Aira untuk datang.

Dengan penuh kesabaran Aira membersihkan luka itu dan membalutnya.

"Selesai!" Ujar Aira.

"Terimaksih kak!"

"Jelitaaa!!!" Pekik Rendra yang melihat sang adik terluka dan dengan kasar mendorong Aira.

"Lo apain adek gue!" Ujar Rendra menatap galak Aira setelah melihat luka di tangan adiknya.

"Lo yang apaan si!" Ujar Aira berdiri ia membersihkan pakaiannya yang terkena debu akibat dorongan tadi.

"Lo apain adek gue ha!!! Ga punya mata lo sama adek gue lo gitu!" Ujar Rendra mengguncangkan bahu Aira.

"Lepasin sakit!!"

"Kak apaan si, Lepasin tau!!" Ujar Jelita melerai kakaknya.

"Dek lo bilang ke gue, lo diapain sama dia!" Ujar Rendra.

"Dia yang nolong gue!!!" Ujar Jelita geram.

"Apa!!"

"Dek kalau jalan hati hati ya, kakak duluan ya!" Ujar Aira melangkah peegi, manusia terkadang seperti itu, melihat akibat dampak di akhir tanpa melihat siapa yang jelas jelas pelakunya.

"Makasih kak!" Ujar Jelita berterimakasih.

"Makanya kalau jadi orang tu dengerin!" Ujar Jelita geram, "Yok pulang!!" Ujar Jelita kembali mengandeng kakaknya.

"Gimana? Malu kan lo!" Ujar Jelita lagi kala kedua nya sudah menaiki sepeda motor berjalan pulang.

"Lo juga si , kan gue panik lihat lo kayak gitu!" Ucapnya jujur.

"Lo sayang sama gue ya?"

"Pertanyaan goblok, ya jelas lah gua sayang sama lu. Kan lu adik gue satu satunya!"

"Kak berhenti di depan yok! Gue mau beli arumanis itu!"

"Oke.!!!" Setelah memarkirkan motornya di pinggir jalan dengan aman, Jelita melangkah untuk membeli sebungkus arumanis besar.

"Nih makan!"

"Lha kok buat gue?"

"Buruan deh makan!" Ujar nya lagi memaksa sang kakak untuk membuka mulutnya kembali.

"Ya...." Ujar Rendra terpaksa memakan arumanis pemberian adiknya.

"Gue minta maaf ya!" Ujarnya di sela keheningan.

"Buat?"

"Gue ngaku salah, dan liat lo kayak tadi, gue baru sadar ternyata lo bener bener sayang tulus sama gue. Maafin gue yang selalu nyalain lo kak atas semua yang terjadi!" Ujarnya jujur.

"Tumben? Salah minum obat lo?"

"Dih sialan, gua seriusan dodol!!! Argh.... Lo mah gak asyik lagi serius kayak gini malah di bercanda in!" Ujar Jelita cemberut.

"Hahaha... Utu utu maaf.... kagak usah mintaa maaf gue selalu maafin apapun kesalahan lo kok! Yang penting rajin sekolah dan jangan ngecewain Ibu ya!" Ujarnya kembali.

"Jadi kalau ngecewain lo boleh ya?" Ujar Jelita menggoda kakaknya kembali.

"Sialan lo! Ya gak gitu juga." Ujarnya lagi

"Oh ya, yaudah yok pulang kak. Sebelum itu kita beliin makanan buat ibu ya!!"

"Oke..."

Sorry kak, gue nyesel selama ini salah nilai orang. gue kira Ayah adalah pahlawan terbaik buat gue tapi nyatanya... Ujar Jelita dalam hatinya. Entah apa yang telah Ayahnya perbuat hingga gadis ini menyadari bahwa kakaknya Rendra lah laki laki yang paling tulus dan sayang kepadanya.

...**************...

Terpopuler

Comments

Hasanatul fauziyah

Hasanatul fauziyah

nyatanya memang kita selalu menganggap bahwa hidup itu tidak adil yang padahal rumus kehidupan sangatlah adil,,,,,seadil-adilnya

2021-10-01

0

Nur Yuliastuti

Nur Yuliastuti

kakak kakak idaman 😍

2021-09-19

1

Fatonah

Fatonah

semangat kak

2021-09-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!