"Hai bos, pagi..." Ujarnya tersenyum, pemuda bernama Rizki ini adalah teman sekolah menengah akhir Rendra. lebih tepatnya adik kelas. Karena himpitan ekonomi, ia terpaksa bekerja menjadi pegawai di cafe milik Rendra.
Di kota besar seperti ini, nampaknya mustahil bisa mendapatkan pekerjaan yang segera dan layak untuk Rizki yang tak memiliki kemampuan apapun hanya ijazah SMA yang ia miliki, beruntung ia bertemu dengan Rendra.
"Kak, bukan bos!" Ujar Rendra acuh kakinya melangkah berjalan masuk. Menggunakan appron dan memulai pekerjaannya.
Hanya ada 1 karyawan lagi yang ia punya, Desi. gadis remaja ini terpaksa bekerja untuk mencukupi kehidupannya sendiri dan membayar beberapa buku pelajaran yang harus ia beli, apabila orangtuanya telat mengirimkan uang. Beruntung ia memiliki otak yang cerdas sehingga ia bisa mendapatkan beasiswa tapi buku pendukung dan keperluan tak terduga harus ia persiapakan juga bukan?
Hidup adalah jalan mensyukuri atas apa yang sudah Tuhan berikan kapada kita, mengeluh boleh. Tapi menyerah? Harusnya kita malu bukan? Tuhan sudah menciptakan manusia dengan akal dan bentuk yang sebaik-baiknya.
......Apapun masalah yang kau punya, aku yakin kau bisa menyelesaikan nya. semangat dan berbahagialah selalu untukku...........
"Gimana hasil kemarin?" Ujar Rendra bertanya pada Rizki, ia bertugas sebagai pembuat sekaligus orang yang bertanggung jawab masalah pembukuan dan perkembangan cafe. Untuk Desi, dialah orang yang mengantarkan pesanan dan membersihkan meja yang sudah di tinggal oleh pembeli. sebelum pembeli baru mendudukinya lagi.
"Lumayan kak, ada peningkatan!" Ujar Rizki memberikan buku laporan.
"Kerja yang bagus, kalau gini terus kan elu bisa gua kasih bonus!" Ujarnya bercanda.
"Desi juga kan?" Tanyanya.
"Hm... Engga!" goda Rendra. untuk Desi, Kenapa sikap Rendra seperti manusia pada Desi? tersangkanya adalah Rizki, oke kalian pasti tau kenapa bukan? Apalagi kalah soal cinta terpendam.
"Yah bos..." Ujar Desi lesu.
"Iyayaya...." Jawab Rendra.
Cafe buka jam 10 pagi dan tutup jam 8 malam, hari ini pengunjung cukup banyak berdatangan. Sekedar menumpang wifi yang sudah di sediakan dengan es teh atau secangkir coffe. Maklum pelajar dan mahasiswa yang mode menghemat kuota dengan segudang tugas yang harus di selesaikan segera.
"Nih buat kamu kak!" Ujar Desi memberikan secarik tisu sambil menunjuk perempuan yang duduk menjadi pengunjungnya.
Sudah bisa di tebak isinya, nomor wa atau akun sosial media. Bukan sekali dua kali hal ini terjadi tapi sangat sering terjadi.
"Ya" Ujar Rendra mengambil tisu dan membuangnya ke dalam tong sampah terdekat.
"Sekali sekali tanggepin kenapa? Siapa tau jodoh!" Ujar Rizki menggoda. Ah rasanya dia juga tak kalah tampan dengan Rendra ujarnya dalam hati sedikit sombong. Tapi mengapa hanya Rendra yang memiliki penggemar banyak bahkan di antaranya terang-terangan memberikan nomor pribadi miliknya.
Tringgg.....
Tringgg.....
Dering telfon membuat Rendra menghentikan umpatan yang akan di layangkan pada Rizki,
"Ya bu? Kenapa dengan adik saya?" Ujarnya bertanya di sebrang sana.
"Baik bu saya kesana sekarang!" Ujar Rendra langsung menutup telfon nya.
"Ada apa?" Tanya Rizki yang masih berdiri tak jauh dari Rendra, otomatis manusia satu ini sekilas mendengar percakapan di ujung telfon sana bukan?
"Titip Cafe, mau ke sekolah adikku!" Ujarnya berpamitan.
Kakinya melangkah tergesa menyusuri koridor sekolah sang adik, "Kenapa dia selalu membuat masalah!" Ujarnya membathin dalam hati.
"Saya Rendra bu, kakak dari Jelita kiranya permasalahan apa yang sudah adik saya perbuat ya bu?" Ujar Rendra sopan kala sudah duduk berhadapan dengan guru wali kelas dari Jelita.
"Anda kakaknya? Ah begini nak Rendra adik anda ketahuan mencuri barang dari teman sekelasmya. Dan dia sudah mengaku, pihak sekolah memberikan sangsi tegas untuk menskors Jelita 1 minggu kedepan!"
"Apa bu?" Ujar Rendra kaget.
"Dan saya juga mengingatkan, anda cukup tau dan faham bukan? Bahkan anda sering kesini mendapat laporan tentang adik anda,Jelita. ini adalah toleransi terakhir dari pihak sekolah. Apabila Jelita mengulangi kesalahannya, mohon maaf pihak sekolahan akan mengeluarkannya!"
"Saya janji akan membuat adik saya tak mengulangi kesalahannya lagi bu!" Ujar Rendra dengan pasrah.
Semuanya berubah begitu cepat, kesabaran dalam hatinya Rendra hampir terkikis habis menghadapi ulah sang adik.
"Dek ngapain si kamu gitu? Uang dari kakak apa kurang cukup?" Ujar Rendra bertanya pada adiknya, saat ini mereka berdua sudah ada di cafe, ruangan khusus yang di peruntukan untuk pemilik.
Hanya keheningan dengan tangan yang terus memainkan ponsel yang ia genggam yang Rendra dapatkan dari sang adik.
"Dek!!! jawab kakak!" kali ini suara Rendra sudah naik 1 oktaf dan mengambil paksa handphone yang adik perempuan nya genggam.
"Makanya kalau cari cewe itu yang bener kak!" Celetuk Jelita dengan ketus.
"Apa maksudmu!"
"Semua ini, permasalahan ini kakaklah penyebabnya. Andai hari itu kakak tak mengenalkan kekasih kakak kepada keluarga kita terutama Papa. Keluarga kita masih utuh kak!" Ujar Jelita, kali ini tatapan nya di penuhi amarah dengan gebrakan meja kerja milik sang kakak.
"Dek!!!!"
"Apa? Apa? itu memang kenyataan nya kan kak? Semua karena wanita murahan kakak!" Ujar sang adik.
"Diam!!!!! Jangan menyangkut pautkan semua masalah mu dengan mereka!"
"Tapi aku begini karena mereka! Manusia jahat itu telah merenggut kehangatan kelurga kita kak!"
"Oke kakak yang salah! Kakak minta maaf! Kakak mohon jangan membuat ulah lagi, kamu sudah kelas 3 dek, sebentar lagi mau lulus!!!! Kau tak kasihan dengan ibu!!!" Ujarnya, entahlah harus bagaimana lagi Rendra menjelaskan semua nya agar sang adik mengerti semua ini tidak dapat di perbaiki lagi dan ini mungkin menjadi takdir pahit yang harus mereka telan.
"Aku pulang!" Ujarnya mengambil kembali handphone miliknya, Kaki Jelita melangkah keluar tanpa mempedulikan sang kakak yang memanggil namanya.
Semua sudah terjadi, memang ini kesalahan nya. Semua wanita sama, hanya menginginkan harta dan kekayaan sang kekasih. Apakah Cimta serendah ini? Bisa di tukar dengan segala hal? Menyedihkam sekali.
"Kasihan si bos ya kan? Pasti adiknya bikin masalah lagi tu!" Bisikan itu spontan Desi keluarkan saat melihat Jelita keluar dari ruangan sang kakak dengan muka penuh kecewa.
"Kerja dodol! Ngegosip aja kerjaan nya! Ntar gua potong gaji baru tau rasa lu!!!" Jawab Rizki yang kebetulan orang yang secara tak langsung yang diajak bicara oleh Desi.
"Dih, lu bukan bos nya! awas lu sampe potong potong gaji gua!!!
"Makanya kerja markonah!!!! ngegosip aja!"
"Elunya juga nanggepin!"
"Ngelunjak ni anak!!!" Sinis Rizki.
"Kalem bro kalem!!" Ujar Desi dengan kekehan lucunya.
...***************...
...Happy Reading!!!!!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
dementor
anak baru juga thor.. mohon pencerahannya.. 🤭🤭🤭
2023-05-08
0
Kenzi Kenzi
maemunah
2022-09-22
0
Hasanatul fauziyah
hadir thor,,,,,,,,,
anak baru😁😁mohon bimbingan nya☺☺🤭
2021-10-01
1