Sampai detik ini hidupnya berjalan dengan tenang dan kembali damai. Setidaknya sang adik sudah tak berulah lagi.
Kebahagiaan itu kembali lagi menyelimuti hati Rendra, kala usaaha cafe miliknya terus berkembang pesat. Banyak anak muda yang mengunjungi cafe miliknya, maklum sudah musim ujian dan sebentar lagi akan ada penerimaan mahasiswa baru.
Kemungkinan sedang membentuk panitia ospek dan merencanakan agenda kegiatan apa saja yang harus dilakukan sama penerimaan mahasiswa baru nantinya.
"Coffe murninya satu tanpa gula pakai es!" Ujarnya biasa, namun sang penulis langsung melirik tajam ke arah si pemesan? "Tanpa gula? Coffe murni?" rasa pahit nan tajam setika berkeliaran di lidahnya.
"Ada masalah mas?" Ujarnya nampak risih karena tatapan itu terus tertuju padanya.
"Ah ya dek! Maaf!"
Good, tak tau dirinya kau Rizki memanggil Aira dengan kata dek!! Dikira masih seperti anak sma? Atau gimana?
"Ini kak pesanan nya!"
"Ya! Terimakasih, dan satu lagi jangan panggil gue dek! Gue udah berktp dan lulus sma!!" Ujarnya melangkah pergi.
Kopi adalah pelarian gadis ini kala pikirannya berkela liar akan masalah yang tak henti hentinya dia perbuat, pahit? Rasanya sama seperti hidupnya bukan.
"Ah, leganya!!!" ini masih sore hari tepatnya pukul 5 sore, suasana taman masih sangat indah dengan perpaduan jingga dari sang mentari yang hendak tidur ke peraduannya.
Merasa tak seberuntung keluarga yang lain, pandangan nya jatuh ke arah anak kecil yang kedua tangannya di gandeng oleh sang Mama dan Papa, rasanya kapan terakhir ia bisa menghabiskan waktu bersama keluarganya lagi.
Tapi yang di katakan oleh sang Mama dan Papa ada benarnya, uang memang bukan sumber kebahagian tapi segala nya memerluan uang untuk bertahan hidup bukan? Banyak anak di luar sana yang tak bersekolah dan sekarang mereka mengamen di pinggir jalan, misalnya. kali ini tatapan nya tertuju pada pengamen cilik di area taman.
Lantas? Harus apakah Aira? Bersyukur telah di beri kecukupan rizki atau iri akan keharmonisan keluarga dengan segala waktu luang yang di berikan?
Semua nampak seperti melodi yang saling beriringan, saling melengkapi satu sama lainnya...
"Hey!! Umur berapa dek?" Ujarnya menyuruh duduk kala pengamen kecil itu menghampiri kearahnya.
"10 tahun kak!" Ujarnya malu, tampilannya terlalu lusuh berhadapan dengan Aira yang masih tampak cantik nan wangi.
"Ah ini kakak ada sesuatu untukmu!" Beberapa roti ia berikan pada sang anak, tak lupa minuman yang ia beli tadi, bukan kopi! tapi air mineral yang selalu ia bawa.
"Makasih kak!" Ujarnya nampak malu, Tuhan? apakah dia ibu peri?
"Makanlah, dan duduk lah disini tak apa!" Ujar Aira mencairkan suasana diantara keduanya.
Argh, semuanya mencair dengan sendirinya. senyum itu dan tawa itu lolos tanpa ada rasa bahwa kita berbeda.
"Oh ya kakak pulang dulu ya!"
"Bye kakak cantik!!" senyum itu merekah tulus tertuju pada Aira.
"Masuk!!!" Ujar Annisa yang datang entah kemana.
"Eh kakak! Tau aja!" Ujar Aira langsung melesat masuk kedalam.
"Kamu tu kebiasaan gak ilang ilang!"
"Hehehee...."
"Kenapa si suka banget seperti itu!"
"Anak kecil itu?" Tanyanya memastikan
"Bukan hanya anak kecil tapi duduk termenung memandang semua orang itu. Kenapa tidak menghabiskan uang Papa dan Mama dengan berbelanja saja? Mengapa ketempat seperti ini!"
"Rara tak butuh apapun kakak..."
"Lantas...."
"Rara salah ga? Kalau ngedoain Papa dan Mama gak punya uang hidup sederhana?" Ujarnya bertanya.
"Eh kok gitu!"
"Hah... salah ya kak?"
"Jelas salah!!!"
"Mereka memang hidup susah kak, apalagi anak kecil itu bersusah payah hanya untuk mencari sesuap nasi, rasanya mengenyam pendidikan adalah hal yang mustahil buat mereka tapi rasa kekeluarga dan waktu luang saling mengasihi itu adalah hal yang kuinginkan!" Lirihnya menjelaskan.
"Semua punya takdir hidup masing masing dek, dan kamu harus bersyukur atas apa yang Tuhan berikan kepada kamu! Yakin deh, Mama Papa pasti akan punya waktu luang lebih untuk adik kakak yang cantik ini, tapi sabar ya!"
"Yeah kakak..."
"Dah, mau makan apa ini? Mau shopping ga?" goda Annisa kembali.
"Kakak, pulang saja! Rara capek!" Ujarnya terseyum lucu.
...**************...
Kembali ke cafe, rasanya baru kali ini terngiang-ngiang akan pesanan aneh seorang gadis, siapa lagi kalau bukan Aira! dari segi wajah, Rizki akui bahwa Aira adalah gadis yang cantik dan menawan.
Wanita biasanya menginginkan coffe dengan perpaduan gula atau apapun asalkan manis bukan lha ini!
"Ngapain si ngelamun kayak gitu!" Ujar Rendra menepuk pundak sahabatnya.
"Eh ngangetin aja si lu!" Ujar Rizki.
"Kerja woy kerja, lagian lo ngelamun aja! Mau makan gaji buta?"
"Set dah pak bos! Sellow mulut nya lemes banget ih!!" Ujarnya mengelus dada.
"Mikirin apaan si lo!" Ujar Rendra kembali bertanya.
"Itu tadi, ada cewek yang pesen coffe murni mana tanpa tambahan apapun! Gak kebayang pahitnya gimana." Ujar Rizki bergidik ngeri.
"Lha lagian lo ngapain juga bayangin rasanya si !"
"Ya gimana ya bos, wajahnya tu masih kecil kayak bocil gitu!"
"Terus..."
"Aneh aja, kan biasanya cewe itu suka sama yang manis manis gitu! Contohnya gue!"
"Najissss...."
"Gitu amat si bos! Iyain aja biar gue seneng gitu!"
"Ngarep!!! Lagian gue juga suka coffe murni dan ga pahit biasa aja tu."
"Apa jadi lo?"
"Hem...."
"Jangan jangan? jodoh kali lo sama tu gadis. Sama sama aneh!" Ujar Rizki meledek Rendra dengan cekikiannya.
"Sialan lo! Mau di pecat!"
"Hahahaha....."
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗😍
2021-09-19
1
Fatonah
😅😅😅....ya emang bkl jdohnya
2021-09-10
1
Disini Masih Sayang
jodoh
2021-09-10
1