Happy Reading yes..
****®
"Kakak harus melaksanakan tugas dari papah kamu sayank, kakak di minta om Ivan untuk menangani perusahaan yang sedang kritis di kota P, apa kamu siap jika kita harus berjauhan? " tanya Devan hati hati .
"Hah... ayah minta kak Devan mengerjakan itu? berapa lama kak? " tanya Naya dengan penasaran setelah bisa mengatasi rasa syok nya.
"Awalnya om minta waktu 2 tahun untuk memulihkan dan juga mengembangkan nya, namun kakak menawarnya menjadi 1 tahun dan om menyetujui meski mungkin kakak akan bekerja dengan ekstra tapi tidak apa apa asal bisa segera bersama kamu" jawab Devan.
"Kak... Nay boleh ikut? " tanya Nay dengan harapan besar.
"Sayangnya tidak bisa sayang... itu lah tantangan yang di berikan om kepada kita, agar cinta yang kita miliki kuat, bukankah kamu paham tradisi keluarga mu yang selalu berpisah dulu sebelum bersama? dan bukankah ujian kita lebih ringan dari pada kedua orang tuamu, dan juga Kak Zian? " Devan mengingat kan Naya.
"Iya kamu benar kak, tapi apa Nay sanggup kak? sedangkan kita baru bersama, hiks hiks" Naya mulai menangis membayangkan ujian yang akan mereka lewati sebentar lagi.
"Yakinlah sayang, kita pasti bisa, ini hanya sebentar, satu tahun tidaklah lama, aku janji akan menyelesaikan itu dengan cepat, jika bisa belum ada setahun sudah selesai, apa kamu mau mendukung ku? " tanya Devan dengan lembut dan menghapus air mata yang mengalir di pipi Naya.
"Iya kak, Nay akan dukung, mari kita jalani ujian ini bersama, Nay janji Nay gak akan lemah, akan selalu nunggu kakak pulang" janji Nay dengan mantab di iringi isak tangisnya.
"Itu baru calon istri ku" goda Devan dengan sengaja agar Nay tidak terus bersedih.
"Kak Dev bisa saja" jawab Nay tersipu malu.
"Hemm bagaimana kalo besok pagi pagi aku jemput, kita akan jalan jalan sebelum lusa aku berangkat? " ajak Devan.
"Hemm boleh boleh, kita harus membuat banyak moment sebelum kita terpisah jarak dan waktu." Nay menjawab dengan semangat.
"Baiklah sekarang kita pulang, sudah jam sembilan malam, ingat jangan marah sama om atau kak Zian oke" Devan memperingatkan.
"Siap boskuh.. " canda Naya meski hatinya masih bersedih namun sebisa mungkin dia tidak ingin memperlihatkan di depan Devan.
"Manisnya... calon istri ku" balas Devan dengan menggoda Naya.
Setelah sampai di rumah keluarga Angkasa, Devan mampir sebentar bermaksud untuk berpamitan dengan kedua orang tua Naya.
"Om dan Tante saya permisi pulang dulu, maaf jika sedikit telat mengantar Naya pulang" pamit Devan dengan sopan.
"Tidak masalah, masih di bawah jam sepuluh " jawab ayah Ivan santai.
"Baiklah kalo begitu sekali lagi saya pamit.. assalamu'alaikum" pamit Devan.
"Waalaikumsalam, hati hati di jalan, dan Naya antar Devan ke depan" perintah sangat bunda sekaligus menjawab salam Devan.
"Iya bun" patuh Naya.
Mereka berjalan bergandengan tangan tangan hingga sampai di teras depan rumah itu.
"Aku pamit ya yank.. kamu segera tidur, ingat jangan nangis lagi, cuci kaki, gosok gigi, dan berdoa jangan lupa" peringatan Devan seperti mengingat kan anak kecil saja.
"Hais aku bukan anak kecil kan, masak di ingatkan kayak gitu" jawab Naya dengan nada manja dan merajuknya.
"Hehehehe bercanda sayang... uh jadi gemas ini, mau cium takut kena timpuk" canda Devan di iringi gelak tawa.
"Bisa bisa batal restunya lho" kata Naya menanggapi candaan sang kekasih.
"Ah itu lebih bahaya lagi" jawab Devan bergidik ngeri jika restu itu sampai batal.
"Makanya jangan asal cium, eh" Naya menutup mulutnya seketika ingat jika dia yang selalu mencium Devan duluan.
"Kenapa? ingat? " tanya Devan dengan isengnya dan maju satu langkah.
"Apaan sih, udah sana pulang, aku mau tidur" elak Naya yang merasa salah tingkah sendiri.
"Hahahaha duh lucunya calon istri ku, baik baik disini ya, doain kakak agar bisa segera menyelesaikan tugas" candaan Devan akhirnya berhenti dan kembali serius.
"Iya kak, doa Naya selalu buat kak Devan, jangan lupain Naya di sana ya kak, meski kita tidak bisa saling bertukar kabar" pasrah Naya akhirnya jika ingat akan ujian itu.
"Tak akan, kakak janji itu" jawab Devan mantab, baiklah aku pamit sayang, assalamu'alaikum "akhirnya pamit beneran.
" Iya waalaikumsalam, jangan lupa kabari jika sudah sampai rumah dan sampai jumpa besok pagi.
"Pasti sayang,, dah.... " Devan melambaikan tangannya dengan menjalankan pelan kendaraan nya.
****®
Salam sayang, dan jangan lupa dukungannya, terimakasih semua😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Syarifah
manis2 bangetttt
2022-02-07
1
Yudhi Nita
Semoga mereka ga aneh2 kalo sementara pisah selama setahun 😊
2022-01-19
0
Maheera Indra
langsung mampir tor... lik n pav sudah didaratkan...
2022-01-04
1