Hay happy reading yes...
Setelah kencan pertama mereka, hari hari mereka terasa lebih berwarna, keduanya kerap menghabiskan waktu berdua, entah di saat makan siang atau makan malam bersama, selalu ada kebahagiaan dalam setiap pertemuan itu, cinta Devan yang begitu besar untuk Naya selalu terlihat nyata, baik ketika mereka bersama taupun tidak.
Seperti saat ini, ketika ke duanya tengah bersama untuk menghabiskan malam minggu terakhir sebelum Devan berangkat ke kota P untuk menjalankan tugas dari sang calon mertua. Namun Naya belum mengetahui nya.
"Hay sayank... sudah siap? " tanya Devan saat dia sudah sampai di rumah keluarga Angkasa untuk menjemput dirinya.
"Sudah kak... mau masuk dulu apa langsung saja? " tanya Naya.
"Lansung saja ya, takut kemaleman, dan mana om dan tante aku mau minta ijin" tanya Devan.
"Ah sebentar aku panggilan" jawab Naya dan langsung masuk ke dalam untuk memanggil orang tuanya.
"Ayah kita mau pamit keluar sebentar ya" pamit Naya yang ternyata di ikuti Devan. Naya sampai lupa mengajak Devan masuk saking grogi nya padahal mereka sudah sering bersama.
"Om tante saya ijin ajak Naya keluar ya, " pinta Devan dengan sopan yang mengagetkan Naya.
"Eh kak sejak kapan disini? " Naya bertanya seperti orang bodoh, sedangkan Devan, ayah Ivan dan bunda hanya terkekeh mendengar pertanyaan tidak jelas dari Naya.
"Dek dek kamu ini ada ada saja, masak Devan datang tidak kamu ajak masuk malah sekarang di tanya begitu" heran bunda dengan menahan senyum.
"Ah iya ya Naya salah ya" lagi lagi kata kata absurd Naya keluar tanpa dia duga.
"Kamu ini lho... sudah sudah sana katanya mau kencan,, ingat jangan pulang malam, jangan kelewatan kalo pacaran ya" sang ayah malah semakin menggoda anaknya.
"Ayah.... " rengek Naya kepalang malu.
"Ya sudah om tante saya permisi" pamit Devan dan langsung menggandeng tangan Naya, Devan merasa kasihan melihat Naya yang di goda oleh keluarganya.
"Ya hati hati, ingat jangan berlebihan" lanjut sang ayah dan langsung dapat cubitan dari sang istri.
"Aw.. sakit sayank, kenapa mas di cubit sih" protes Ivan yang merasa sakit akibat cubitan Mila.
"Salah sendiri suka nya iseng, gak lihat mereka sampai merah gitu wajahnya" jawab Mila santai.
"Hehehehe habisnya lucu yank lihat anak kita kayak gitu, semoga saja Devan tidak akan pernah menyakiti nya ya" sambung ayah.
"Aamiin... aku selalu berharap untuk kebahagiaan mereka semua" doa Mila.
"Begitupun aku yank.. " ucap Ivan.
*******
Mereka sampai di restoran yang sudah Devan pesan sebelumnya..Restoran yang sangat bagus dan juga ramai pengunjung apalagi di saat malam minggu begini. Mereka memasuki ruangan VIP karena akan banyak hal serius yang Devan bahas.
"Ah kak kenapa milih privat room sih kak? gak di luar saja kayak yang lain? " tanya Naya heran karena jika biasanya mereka kencan malam minggu akan mencari tempat yang ramai.
"Hehehehe tidak apa apa sekali kali waktu malam minggu gini di tempat seperti ini.. " jawab Devan santai namun ada hal yang sulit dia tekan.
"Hemm baik lah,, Nay ikut bagaimana baiknya saja" jawab Nay kalem dan dengan senyum indahnya.
*Ya Allah semoga hamba sanggup untuk berpisah sementara dengannya, tolong jagakan dia untuk hamba ya Allah, dan semoga dia adalah jodoh Hamba, aamiin*doa Devan dalam hati .
"Hay... kak... malah melamun" Naya mengibaskan tangannya di depan wajah Devan.
"Ah maaf sayank... aku terpesona sama wajah cantik di depanku ini" elak Devan dengan nada menggombal.
"Kakak apaan sih" wajah Naya bersemu merah mendengar perkataan Devan.
"Benar sayank... rasanya kakak pengen segera bawa kamu pulang, biar kita gak pisah lagi" ucap Devan dengan serius.
"Sabar kak..., " ucap Naya dengan senyuman yang semakin membuat Devan meleleh.
Percakapan mereka terjada karena ke datangan pelayan yang menyajikan makanan yang sudah Devan pesan sebelumnya. Naya bahkan sampai di buat heran dengan semua makanan yang ada di meja karena semua makanan itu ke sukaan dirinya.
"Kak... kakak yang pesan semua ini? " tanya Naya setelah pelayan tersebut pergi.
"Iya sayank,, kamu suka kan? " tanya Devan.
"Suka kak, suka banget, dari mana kak Dev tau makanan kesuakaan Naya?
"Aku mencari tau dari bunda" jawab Devan yang memang benar adanya. Sejak dia berniat untuk menjadikan Naya pelabuhan terakhir sejak saat itu Devan selalu mencari tau apa saja yang di sukai dan tidak disukai oleh Naya.
Naya menatap haru Devan,, dan dengan gerakan cepat
Grep...
"Terimakasih kak, untuk semua cinta yang sudah kamu berikan, I love you kak... " ucap Naya masih dengan memeluk Devan.
"Sama sama sayank... apapun untukmu" jawab Devan.
Akhirnya mereka makan dengan tenang namun dengan perasaan berbeda, jika Naya makan dengan perasaan riang berbanding terbalik dengan Devan yang makan dengan perasaan hampa dan sedihnya.
*Semoga setelah ini kamu masih bisa tersenyum ya sayank.. aku janji akan menyelesaikan semuanya dengan cepat sehingga kita akan bisa bersama sama*janji Devan dalam hati.
Setelah makan malam, kini mereka masih duduk santai menikmati waktu bersama. Devan sedang berusaha merangkai kata agar tak membuat Naya sedih meski dia tau itu akan percuma.
"Sayank... aku ingin berbicara serius tapi jangan kamu potong ya sebelum aku selesai semuanya" punya Devan lembut dengan menggenggam tangan Naya.
"Iya kak... ada apa kenapa kak Dev kelihatan serius? " Naya sedikit heran.
"Begini kakak harus....
*****
Apa hayo...
Jangan lupa dukungannya ya, karena dukungan kalian sangat author harapkan.
Terimakasih 😘😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Yudhi Nita
Harus apa Kak othor, harus pergi kah?
2022-01-19
1
Hanna Devi
hai Thor...
like mendarat dari Hati Terbelah Di Ujung Senja 😊
2021-12-26
1
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
bkn penasaran j
2021-12-12
1