Hay semua...
Lanjut ya,, happy reading all
*****
Setelah pertemuan nya dengan ayah Naya, kini Devan sedang duduk di cafe untuk bertemu dengan Naya, Devan ingin membicarakannya dengan Naya, semoga cinta mereka akan tetap utuh seperti harapan keduanya.
"Hay kak... nunggu lama ya? " sapa Naya begitu dia tiba di dekat Devan.
"Oh enggak kok, duduk Nay" jawab Devan dengan menahan debaran di dadanya.
"Kak Dev mau ngomong apa? " tanya Nay sudah tidak sabaran.
"Sabar Nay... kita makan dulu,, ini kan jam makan siang oke? " ajak Devan.
"Oh iya hehehe baiklah kak" akhirnya Naya dan Devan makan dalam diam.
Restoran yang di pilih Devan memang tertutup karena Devan memesan ruangan VIP, jadi hanya ada mereka berdua. Setelah kedua nya selesai Devan memulai obrolan.
"Hem.. Nay maaf sebelumnya jika aku terkesan lancang.. " jeda Devan ingin melihat ekspresi dari Naya. Naya terlihat kaget dan gugup dan itu membuat dada Devan semakin bergemuruh.
"Nay... maaf jika aku lancang, tapi hati ini tidak dapat aku kendalikan, hati ini dengan lancang dan tidak tau diri nya telah memilih kamu sebagai tempat dia singgah secara utuh, aku tau aku bukan siapa siapa jika di banding dengan keluarga mu, aku hanya laki laki biasa yang menawarkan hati secara utuh dan penuh untuk dapat terus mencintai mu tanpa jeda dan waktu. Aku tau ini mendadak bagimu namun sungguh aku sudah mencintaimu sejak pertama mata kita saling bertemu, Nay bolehkah aku menjaga hatimu dan menjadi kannya tempat untukku berlabuh? "ungkap Devan dengan untaian kata yang begitu manis di telinga Naya.
Tanpa sadar Nay menitik kan air mata, Nay merasa terharu dengan apa yang baru saja dia dengar, sesungguhnya dia juga sudah mencintai Devan namun tak pernah berani untuk mengungkapkan nya.
" Nay jangan menangis, air matamu terlalu berharga jika harus keluar karena diriku, sungguh hatiku lebih sakit melihat air mata ini"Devan merasa ngilu karena melihat Nay yang malah menangis di hadapan nya, ingin sekali dia rengkuh tubuh itu namun Devan takut jika akan membuat Nay semakin tidak nyaman.
"Kak... " panggil Nay di sela sela isak tangisnya.
"Iya Nay.. " jawab Devan gugup.
"Apa yang kak Dev katakan benar? lalu kenapa baru sekarang kak Dev mengatakan nya? " tuntut Naya.
"Aku hanya takut untuk mengatakan nya dan bingung harus memulai dari mana, maafkan aku... " jujur Devan.
"Bodoh... " makin Naya dengan tangis semakun deras dan langsung memeluk Devan. Devan sendiri terkejut dengan tindakan Naya yang di luar pikiran, dengan sedikit gemetar akhirnya Devan membalas pelukan Naya, tangis Nay semakin kencang dan semakin erat memeluk Devan.
"Nay juga cinta sama kak Dev.. Nay nunggu kak Dev jujur sama Nay, tapi kak Dev baru bilang sekarang, dasar jahat... " ungkap Nay di sela sela isak tangisnya yang juga masih memeluk Devan.
Sedangkan Devan merasa seakan mendengar gemuruh hebat hari ini, cintanya bersambut sungguh Devan sulit menggambarkan betapa bahagianya nya hati nya.
"Apa kamu bilang Nay? kamu Terima hati laki laki biasa ini? " tanya Devan memastikan dengan mengurai pelukan mereka.
"Hem kak" jawab Nay dengan anggukan kepala dan menunduk menyembunyikan rona merah di pipinya... Nay teramat malu dengan Devan.
"Lihat aku Nay.. " pinta Devan lirih dengan memegan kedua bahu Naya.
Perlahan namun pasti Naya mengangkat wajahnya dan seketika tatapan keduanya terkunci, saling mendalami mencari kejujuran dalam setiap perkataan yang ada.
"Terimakasih Nay karena kamu mau membalas rasa ini, sungguh aku tak pernah berani menduga nya, apa kamu mau menunggu ku hingga aku pantas untuk mu di mata keluarga mu? " tanya Devan hati hati dan dengan lembut menghapus air mata yang mengalir membasahi pipi Naya.
"Iya kak... orang tuaku tak pernah mempermasalahkan dengan status kak, tapi jika itu yang ingin kamu lakukan maka aku akan mendukung mu" jawab Nay dengan sungguh.
"Syukurlah terimakasih sayang... " ungkap Devan dengan senyuman harunya dan langsung menarik Naya dalam pelukan nya.
*Cie yang udah panggil sayang, eh main pelukan saja hhhh*
"Jadi sekarang kita resmi jadian ya, eh bukan kita resmi bersama, ah salah apa ya yang benar? " rancau Devan karena terlalu senang..
"Apaan sih kak... ada ada saja" ucap Nay sedikit malu dan malah mengeratkan pelukan nya menyembunyikan wajahnya di dada Devan.
"Hehehehe aku terlalu bahagia sayank.. ah calon istri ku sedang malu ya" Goda Devan dengan jahilnya.
"Kak Dev....... " rengek Naya karena merasa semakin malu.
"Oke oke jadi mau sampai kapan pelukan gini? kalo aku sih mau aja sampai kapanpun, masalah ini sudah selesai jam istirahat nya lho" Devan dengan jahilnya.
"Kak Dev ih jahil banget dech, ya udah Nay pulang" ucap Nay dengan nada manja dan merajuknya.
"Sayank.... eh yank... " dengan isengnya malah terus memanggil Naya dengan panggilan baru.
"Kakak....... " panggil Naya dengan rengekan dan meeasa wajahnya sudah seperti kepiting rebus pasti.
"Iya sayank iya, ayo kita pulang.. " akhirnya Devan berdiri dan merangkul Naya dan mengajaknya untuk kembali kekantor.
"Terimakasih sayang.... " ucap Devan tulus dan mengecup puncak kepala Naya.
******
Happi ya semoga suka...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Syarifah
hallo kak thorrr. ini baru mulai utk baca. semoga ceritanya menarik yaa
2022-02-06
1
rina
Hadir mendukung Devan.. Ganteng ga ya??
2022-02-03
1
Yudhi Nita
Uwu amaaatt 😍😍😍
2022-01-19
1