Awal Pertemuan

Reina mengajakku bertemu dengan seseorang yang akan dia kenalkan kepadaku. Faza Biantara namanya, teman Reina saat di bangku SMA, hanya sepintas saja aku mendengar tentang Faza dari Reina, sebenarnya aku tidak terlalu peduli dengan pertemuan ini, kalau bukan karena Fariq terus menerus memintaku mencari penggantinya, aku tidak akan pernah melakukan hal bodoh seperti ini. Reina bilang padaku bahwa Faza adalah laki-laki yang tampan, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung, haha. Bukan seperti itu. Faza terkenal ramah dan baik dilingkungan sekitarnya.

Hari ini aku akan bertemu dengan Faza disalah satu tempat makan yang menyajikan semua menu soto, entah mengapa Reina memilih tempat ini, mungkin dia sedang ingin makan soto. Aku memesan soto Banjar dan Reina memesan soto Betawi.

Setengah jam aku dan Reina menunggu Faza yang tak kunjung datang, tak lama seorang pria memakai kemeja berwarna putih menghampiri kami, ah..ini orangnya, akhirnya datang juga, batinku. Faza tersenyum ramah padaku saat Reina menyebut namaku, kesan pertamaku saat bertemu dengan Faza, dia memang tampan, ramah dan baik tetapi aku tidak bisa menilai lebih. Kami pun berbincang-bincang, masih terasa sangat canggung dan di akhir pertemuan kami, dia meminta nomor ponselku, aku memberinya dengan senang hati. Anggap saja untuk menambah teman.

Sesampainya dirumah, tanpa aku sadari, aku menunggu Faza menghubungiku, tapi tak kunjung datang pesan darinya. Sepertinya dia memang tidak tertarik denganku, jika seorang pria tertarik atau suka dengan seorang wanita pada pertemuan pertama, maka dia akan cepat-cepat menghubungi wanita tersebut setelahnya, sedangkan Faza tidak melakukan hal itu. Biarlah, batinku. Ku buang jauh-jauh pikiranku tentang Faza. Lagipula hatiku masih tertanam dengan sangat baik untuk Fariq, aku tidak ingin menggantinya dengan siapapun.

Aku membuka layar kunci ponselku, jempolku sudah berjalan kesana kemari mencari kontak Fariq dan mulai mengirimnya pesan singkat.

To : Fariq

Hari ini aku berkenalan dengan temannya Reina, namanya Faza. Tapi jujur, aku engga bisa untuk menggantikan kamu dari hati aku, Fariq. Aku harus bagaimana? Apa aku salah jika aku hanya mencintai dan menyayangimu? Ini membuatku benar-benar merasa tertekan. Bagaimana bisa, ada seseorang yang amat aku cintai, tapi aku harus mencari laki-laki lain? Kasih aku solusinya.

Tiga puluh menit kemudian, Fariq baru membalas pesanku.

From : Fariq

Akupun sama, Daisy. Sulit untukku melepas kamu, aku cemburu kamu bertemu dengan laki-laki lain. Maafkan aku, Daisy. Maaf atas tindakan bodohku yang memintamu mencari penggantiku. Tapi aku masih belum bisa memberimu kepastian untuk hubungan kita dan ini sangat berat untukku, menggantung hubungan kita tanpa arah.

Aku menghela nafas, rasanya kepalaku terasa sakit memikirkan hal ini. Aku memang selalu berdebat dengan Fariq tentang perjodohan yang akan dilakukan oleh orangtuanya. Fariq benar-benar tidak bisa melakukan apapun untuk hal itu, dia pun dalam posisi serba salah. Dia harus memilih orangtua atau aku.

Aku terdiam sesaat, menatap kosong layar ponselku. Lalu kubalas pesan Fariq dengan malas.

To : Fariq

Tetaplah bersamaku. Aku hanya mencintai kamu, Fariq.

Kuletakkan ponsel pink-ku di atas meja yang terletak di samping tempat tidur. Tak lama ponselku kembali berdering, tinnggg..

From : +628123****

Hai, Daisy. Ini nomorku. Faza.

Mataku berkedip-kedip beberapa kali, memastikan netraku tidak salah baca. Bukan Fariq yang baru saja mengirimku pesan. Setelah memastikan benar Faza yang mengirimnya, aku kembali lesu. Bukan Faza yang saat ini aku butuhkan, tetapi Fariq. Aku hanya butuh Fariq dalam hidupku.

Tiba-tiba lelehan airmata sudah menetes dipipiku, kali ini hatiku benar-benar merasa lelah. Keinginanku untuk menikah dengan Fariq sangatlah kuat, ingin sekali menghabiskan sisa hidupku bersamanya. Ibarat paket makanan, Fariq itu sudah paket komplit, semua sudah lengkap memenuhi kriteria untuk menjadi suamiku. Tetapi keinginanku ini sangat sulit kuraih.

Aku mengabaikan pesan Faza. Tidak membalasnya sama sekali. Aku letakkan kembali ponselku di atas meja.

Tingggg, ponselku berdering lagi, satu pesan masuk.

From : Fariq

Aku akan semaksimal mungkin memperjuangkan kamu, Daisy. Aku akan bersamamu.

Akhirnya tangisku benar-benar pecah setelah membaca pesan darinya, ingin rasanya aku memeluk Fariq saat ini, kami saling mencintai tapi kami sulit untuk bersama, aku terisak, dadaku terasa sakit menahan keinginan terbesarku saat ini yang kemungkinan untuk terjadi hanya nol koma sekian persen. Aku sangat mencintai Fariq, sangat, tapi apa yang harus kulakukan, batinku.

Pagi ini cahaya matahari tidak masuk kedalam kamarku melainkan digantikan dengan awan hitam dan hujan deras. Aku membuka mata, ternyata menangis semalaman membuatku tertidur. Perasaanku kini jauh lebih baik, sepertinya aku sudah bisa mengontrol diri dan emosiku. Pelan-pelan kubuka layar kunci ponselku, aku baru ingat bahwa aku belum membalas pesan dari Faza. Aku mengetik sebisa mungkin, hanya merasa tidak enak saja jika tidak membalasnya.

To : Faza

Hai, Faza. Nomormu sudah kusimpan ya :)

Aku melempar pelan ponselku di atas tempat tidur, hari ini adalah hari libur, aku tidak perlu buru-buru untuk menjalankan aktifitasku. Aku berusaha sekuat mungkin untuk menghilangkan rasa malas yang menempel pada diriku, pelan-pelan aku bangun dan duduk dipinggir tempat tidurku.

Tingg... baru saja aku akan pergi mandi dan ponselku kembali berdering, kubuka pesan yang masuk.

From : Faza

Hari ini Daisy libur ya?

Aku hanya membacanya sepintas, mengunci kembali layar ponselku lalu melanjutkan untuk pergi mandi.

Faza ya? tanyaku dalam hati. Baik siih, tampan juga, tapi tetap hatiku hanya untuk Fariq, bagaimana ini, jawabku dalam hati. Aku mulai sibuk dengan tanya jawab antara hati dan pikiranku sendiri dibawah shower yang terasa sejuk.

Setelah selesai mandi, kuraih ponselku yang berwarna pink dan mulai mengetik balasan untuk Faza.

To : Faza

Iya, aku libur, ini weekend. Faza libur juga?

Beberapa jam berlalu pesanku belum juga dibalas Faza. Aku tidak peduli. Di hari libur ini, kugunakan waktu luangku untuk membaca novel dan menonton film kesukaanku, sesekali membalas pesan dari beberapa temanku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!