Akhirnya...

Aku menatap wajah Fariq yang sedang sibuk menyetir. Hari ini dia terlihat sangat tampan, benar..dia memang selalu tampan dan selalu ceria seperti biasanya jika bertemu denganku. Alunan lagu Perfect dari Ed Sheeran terdengar jelas didalam mobil X-Trail hitam milik Fariq. Sesekali aku ikut bernyanyi bersama Ed Sheeran.

"Sayang, besok lusa kita jadi nonton?" tanyaku.

"Iya jadi, sayang" jawabnya masih fokus menyetir.

Aku menganggukkan kepalaku, lalu kugenggam tangannya dan diapun merespon tanganku, genggamannya terasa hangat.

"Sayang banget sama kamu, Fariq" kataku tersenyum.

"Aku juga sayang banget sama kamu, engga mau kehilangan kamu. Maafin aku ya sering bikin kamu sedih." kata Fariq sambil mengelus-elus rambutku.

"Apaan sih, aku bahagia sama kamu" kataku lembut dan mengelus pipi kiri Fariq.

Tinggg... ponselku berdering, sejam berlalu setelah Fariq mengantarku pulang, tapi kini dia sudah mengirimku pesan.

From : Fariq

Sayang, aku engga bisa pergi nonton besok lusa, aku harus pergi ke luar kota sama Abah. Kita nontonnya setelah aku pulang dari luar kota ya. Maaf banget ya sayang.

Aku cemberut kesal. Sudah beberapa kali dia menggagalkan untuk pergi jalan denganku. Tapi ya sudah aku tidak apa-apa.

To : Fariq

Okay, engga masalah. Berapa lama perginya?

From : Fariq

Sekitar empat hari yaa. Jangan cemberut gitu dong sayang :)

Seolah dia tau ekspresiku saat ini, aku pun tersenyum malu.

To : Fariq

Pokoknya kita harus jadi jalan ya setelah kamu pulang. Love you, babe ♥

From : Fariq

Iya sayangku, love you too ♥

Walaupun aku dan Fariq tidak bertemu setiap hari, tetapi aku tidak pernah merasa kesepian. Dia selalu mengirim pesan dan menelponku setiap malam. Aku tau dia pun mencintaiku. Itu yang membuatku bertahan dan selalu optimis bahwa kami bisa sampai menikah suatu hari nanti.

Sudah dua minggu terakhir setelah Fariq menghubungiku, dia hilang bagai ditelan bumi. Tak ada kabar sama sekali, terakhir dia hanya memberiku kabar bahwa dia akan pergi ke luar kota. Aku mulai cemas, karena dia sama sekali tidak pernah absen untuk memberiku kabar selama berpacaran denganku. Sesibuk apapun dia pasti menyempatkan untuk mengabariku. Sudah berpuluh-puluh pesan singkat aku kirimkan ke Fariq, tak ada satupun yang dibalasnya.

Apakah dia sudah dijodohkan oleh orangtuanya? Atau jangan-jangan dia sudah menemukan yang lain? Apa dia celaka saat pergi ke luar kota? Atau apa? Aku bertanya-tanya dalam hati.

Aku masih terus menghubungi Fariq. Sudah tiga minggu tidak ada kabar darinya.

To : Fariq

Kamu kemana saja sih sayang? Engga ada kabar sama sekali. Apa kamu baik-baik saja?

Itu salah satu pesanku dari ratusan pesan yang aku kirimkan. Aku terdiam, seperti putus asa untuk menunggu kabar darinya.

Tinggg... tiba-tiba ponselku berbunyi pesan masuk. Raut wajahku sangat bahagia karena nama Fariq yang tertera diponselku. Tetapi saat kubaca pesannya wajah bahagiaku langsung hilang seketika.

From : Fariq

Daisy, maafkan aku. Kita putus saja. Orangtuaku tahu hubungan kita, mereka marah besar. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku sudah berjanji pada mereka untuk tidak bertemu denganmu lagi, bahkan untuk tidak berkomunikasi lagi denganmu. Maafkan aku, Daisy. Maaf.

Tanganku bergetar, airmataku sudah deras mengalir di pipiku. Aku tidak tahu harus melakukan atau berkata apa saat ini. Ini yang kutakutkan, akhirnya terjadi juga. Orangtua Fariq mengetahui hubungan kami dan pada akhirnya Fariq meninggalkanku. Aku tidak terima. Aku tidak ikhlas.

Akhirnya tangisku pecah, rasanya sakit sekali. Benar-benar sakit. Rasanya kebahagiaan yang selama ini aku rasakan bersamanya, runtuh dalam seketika.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!