BUTIRAN LUKA
Di negara Swis seorang wanita yang baru saja menyandang Gelar atas kerja kerasnya merintis pendidikannya di Universitas ternama di negara tersebut, dengan wajah yang gembira ia memeluk kedua orang tuanya yang telah berjasa dalam hidupnya siapa lagi kalau bukan seorang pembisnis besar yaitu Beni Alvaro dan Bita Cen Alvaro.
"Selamat ya sayang, daddy dan mom bangga padamu, akhirnya hari kebanggan ini tiba dan kami sangat bahagia, ujar kedua paru baya itu pada sang putri kesayangannya.
Yah,, siapa lagi wanita itu kalau bukan dan tak lain putri semata wayang keluarga Alvaro yang di kenal sebagai wanita ramah dan baik hati yang sangat menghargai orang lain meski dari kalangan atas, sedang bahkan yang paling rendah, karena baginya hidup itu punya poksi masing-masing, dan punya cara tersendiri, buat apa sibuk dengan hidup orang lain toh bukan kita yang menjalani, karena siapa pun itu, pasti mengharapkan hidup yang damai dan terjamin, namu kadang tak sejalan dengan harapan.
Seusai acara bahagia itu Gaby si putri kebanggan keluarga Alvaro itu pun memutuskan untuk tinggal di apartemennya karena ia lebih suka hidup mandiri dan apa adanya, tidak ingin tergantung pada orang tuanya.
Setibanya di apartemen Gaby melepaskan lelahnya di kasur empuknya, dan memilih istirahat sejenak agar ia bisa konsentrasi untuk langkah selanjutnya dalam langkah awal karir yang akan ia mulai dari nol tanpa ingin melibatkan kekuasaan sang daddy, meski ia punya segalanya tapi menurutnya untuk memulai dari nol tanpa embel-embel kekayaan sang daddy Gaby lebih merasa tertantang dalam mewujudkan impiannya yang sudah sejak lama tersimpan dalam memory nya.
Sudah hampir menjelang sore, Gaby terbangun dari tidurnya, ia merasa sedikit lemas karena tidur tanpa membersihkan diri sebelumnya, dan ia pun bergegas untuk menyegarkan tubuhnya dan setelahnya ia akan mulai mencoba melihat informasi beberapa perusahaan yang akan ia tuju untuk melamar pekerjaan.
Usai mengisi perutnya, Gaby mengambil laptopnya dan mencoba memulai melihat perusahaan yang membutuhkan sesuai dengan pendidikannya, kalau ia di terima di salah satu perusahaan sebagai sekretaris, maka ia akan sangat bahagia karena cita-citanya adalah akan menjadi sekretaris handal yang dimana akan menunjukkan kwalitasnya sebagai wanita karir yang tidak setengah-setengah.
Saat Gaby melihat hasil pencariannya, hanya ada satu perusahaan yang hampir bangkrut dan diambang gulung tikar, karena jiwa yang memiliki rasa empati yang tinggi, Gaby memiliki feeling bahwa ia akan menyelamatkan perusahaan tersebut dengan sedikit negosiasi menurutnya.
Gaby akan melakukan penawaran suntikkan dana dengan syarat dia di terima sebagai sekretaris di perusahaan itu, dan ia akan memulai dari situ untuk membantu perusahaan itu dengan ide-ide cemerlangnya dan disitulah ia akan menunjukkan kehandalannya sebagai sekretaris yang punya tujuan dan komitmen yang besar.
Setelah rampung dalam pikirannya ia pun mencoba mencari tahu siapa ceo perusahaan itu agar ia lebih mudah berhubungan dan memberikan penawaran tersebut.
Tak lama pun akhirnya ia mendapatkan email perusahaan tersebut, dan meminta untuk bertemu di sebuah cafe agar suasana lebih berbaur menurutnya.
Setelah email terkirim, tak lama ia pun mendapat balasan bahwa CEO perusahaan itu menyetujui pertemuan mereka dan akan bertemu malam nanti di cafe yang sudah Gaby tentukan.
Hanya awal yang begini saja, Gaby sudah merasa cukup senang karena menurutnya ini awal yang baik, meski perusahaan yang ia pilih perusahaan yang hampir bangkrut, tapi tak mengurangi semangat Gaby dalam hal ini, justru ia merasa ini sebuah tantangan dalam memulai karirnya.
Pukul delapan malam tepat Gaby sudah berada di cafe tersebut, dia tidak ingin di tunggu karena inilah salah satu sikap disiplinnya dengan waktu, dan Gaby tak pernah menyia-nyiakan kesempatan.
""Selamat malam, apakah nona yang bernama nona Gaby?
Tanya seorang pria yang menghampiri meja tempat ia menunggu CEO tersebut.
""Ah iya, saya Gaby, apakah anda CEO itu?
Tanyanya.
"" Benar nona, perkenalkan saya Alan Muso, dan saya adalah CEO "Muso Grup"
mengulurkan tangannya untuk berjabat.
"Saya Gaby Alvaro, dan mari tuan silahkan duduk, ujar Gaby mempersilahkan.
"" Jadi bagaimana tuan? apakah anda bersedia dengan syarat yang saya ajukan lewat email tadi? tanya nya to the point'
"" Maaf sebelumnya nona, saya bukannya berburuk sangka pada anda, tapi...
Alan menghentikan ucapannya seolah ragu mengatakan apa yang ada dalam benaknya.
"" Tapi apa tuan? jangan bilang anda mau mengatakan kenapa saya berniat demikian padahal membeli perusahan dan saham-sahamnya saya sanggup??
Namun kenapa justru saya lebih memilih jadi sekretaris dan melakukan negosiasi??
"" Yah, tepat sekali nona.! sahut Alan spontan.
"" Jangan dipikirkan tuan masalah itu, dan saya disini tidak ingin menunjukkan kekuasaan uang orang tua saya, bahkan saham yang akan saya tanamkan pada perusahaan anda itu uang pribadi saya bukan uang dari orang tua saya, karena itu adalah hasil kerja keras saya selama kuliah saya bekerja sebagai pelayan di cafe ternama di Swis, dan saya hanya menabungnya dan tak menggunakan karena saya sudah punya uang dari daddy saya yang bertanggung jawab untuk sekolah saya dan hidup saya, karena saya melakukannya tanpa di ketahui mereka dan saya bisa merasakan bagaimana meraih hasil jerih payah sendiri, dan terbukti dengan hal konyol itu saya justru bisa mandiri dan menjadi jati diri saya sesungguhnya, tutur Gaby panjang kali lebar, agar CEO tersebut tak banyak bertanya lagi dan ragu dengan negosiasi mereka.
"" Baiklah, saya paham apa tujuan anda nona, sahut Alan tak ingin lagi bertanya yang lain lagi, namun ia cukup salut pada Gaby yang tidak mamerkan kekuasaan orang tuanya dan dia terlihat gadis yang unik dan baik hati, dan siapa juga yang tak kenal dengan keluarga Alvaro orang terkaya no 4 di Negara ini, pikir Alan.
"" Jadi??? apakah anda setuju dengan permintaan saya?? tanya Gaby yang belum mendengar apa keputusan CEO tersebut dalam pembicaraan mereka.
"" Baiklah,, saya setuju, dan datanglah besok ke kantor saya dan kita akan melakukan perjanjian tertulis di hadiri pengacara saya bahwa anda memiliki saham sebesar 40% di perusahaan saya, sahut Alan tegas, setidaknya perusahaannya terbantu dengan saham Gaby.
""Itu tidak perlu tuan, saya memberinya ikhlas dan kalau saya tidak memberinya pun pada perusahaan anda, saya juga akan menyumbangkannya pada panti asuhan, namun menurut saya perusahaan andalah yang paling utama saat ini, dan anggap saja juga ini sebagai sumbangan, dan cukup jadikan saya sekretaris di perusahaan anda itu sudah sangat membuat saya senang, sahut Gaby dengan yakin.
" Gleeekk!!!
Alan tak habis pikir saat ini, kenapa dia masih bisa bertemu malaikat berwujud manusia yang memiliki jiwa besar dan hati mulia di saat perusahaannya di ujung tanduk, tapi itulah, siapa tahu kuasa Tuhan.
"" Tanamlah kebaikan, maka kebaikan lah yang kau tuai!! Nggak mungkinkan kalau kita tanam jagung maka akan menuai ubi kayu.?? dalam benak Alan yang sekilas ingat akan pepatah tersebut.
"" Baiklah, bila itu keputusan anda nona, saya sangat berterimakasih bahkan saya tidak tahu caranya bagaiman menyampaikan terimakasih saya pad anda karena saya merasa seperti mendapat harta karun, dan saya sangat bersyukur, apa lagi bila istri saya tahu hal ini, dia pasti sangat senang karena pada akhirnya saya bisa lepas dari kebangkrutan ini, ujar Alan dengan mata berkaca-kaca membayangkan istrinya yang terbaring lemah di rumah sakit akibat larut dalam masalah perusahaannya.
"" Oh,, anda sudah berkeluarga ternyata, sampaikan salam saya pada istri anda kalau begitu, sahut Gaby tersenyum manis.
"" Yah,, saya sudah menikah dan kami memiliki satu putra usianya 4 tahun nona,, dan sekarang istri saya ada di rumah sakit, dia terguncang dengan situasi perusahaan, sedikit sulit menerima kenyataan, dan saya akan sampaikan salam anda nanti, pasti dia akan senang mendengar ini
"Baiklah,, saya rasa sudah cukup untuk hari ini, dan besok saya akan datang sebagai kariawan anda dan bekerja seprofesional nya, mungkin istri anda sudah menunggu dan putra kalian, sebaiknya kita pulang dan besok kita akan jadi atasan dan bawahan, ujar Gaby semangat.
"" Saya harap anda tidak menolak nona Gaby, bila pertemuan ini kita jalin sebagai awal persahabatan kita, bagaimana?? tanya Alan serius.
"Baiklah, baiklah, ini awal persahabatan kita berikan jari klingking mu, tanda kita bersahabat, menautkan jari mereka bersamaan.
"Tapi,,,,,, saat serius dalam.kerja jangan bawa, persahabatan kita ini, karena aku tak ingin dalam kerja di campur adukkan dengan hal-hal yang tak bermutu, ucap Gaby tegas.
"Aturannya itu skenarioku Gaby, kenapa jadi kamu yang bilang begitu padaku, huhh, sahut Alan pura-pura kesal dan akhirnya mereka tertawa bersama karena merasa lucu, yang atasannya siapa dan bawahan siapa, tapi cukup menyenangkan bagi mereka, yang tak terduga tanpa rasa canggung mereka langsung akrab dalam hitungan jam.
Bersambung
jangan lupa jejaknya ya Guys.
Salam Arthor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Iba Shayra
knapa ga mau pake srat prjanjian gaby.. nnti stu saat klo trjadi sesuatu ranpa bukti malah kmu yg mnyesal
2021-11-07
0