Hierarki Yang Berbeda

Happy reading 😘😘😘

Obrolan kami terhenti ketika sampai di pelataran rumah Hasan.

Aku menghirup udara dalam-dalam, menikmati udara sejuk khas pedesaan sebelum menyusul Fahri yang sudah berjalan menuju teras.

"Weehhhh, kedatangan tamu tak diundang ...." Hasan menyambut kami dengan senyum yang merekah. Ia dan Fahri berpeluk singkat.

Aku dan Fahri mendaratkan tubuh kami di kursi yang terbuat dari bambu, setelah Hasan mempersilahkan kami.

"Mana yang lain? Kenapa, kalian hanya datang berdua?" Hasan melontarkan pertanyaan dengan senyum yang masih setia menghiasi wajahnya.

"Yang lain 'kan sibuk, San ...," sahut Fahri sambil membenahi posisi kaca mata yang membingkai netra teduhnya.

"Owwhhh. Kamu nggak kerja, Nin?" Hasan memindai pandangannya ke arahku.

"Enggak, San. Aku masih ijin libur," jawabku disertai seutas senyum.

Hasan manggut-manggut mendengar jawaban dariku.

"Kalian mau kelapa muda?" Pertanyaan Hasan sukses mencetak binar di manik mata kami berdua.

"Mau banget San. Buruan bawa kelapa mudanya ke sini! Sudah dahaga nich," ujar Fahri.

"Panjat aja pohonnya dan petik sendiri buahnya, Ri. Hhhahahaa ... nggak terbayang kamu bergelantungan seperti--"

"Seperti monyet," sahut Fahri dengan memasang raut wajah cemberut. Aku dan Hasan tertawa melihat ekspresi Fahri yang teramat lucu bagi kami.

"Canda, Ri. Lagian, aku sudah menyiapkan kelapa muda untuk kalian. Sebentar, aku ambilkan ya." Tanpa menunggu balasan yang terucap dari bibir kami, Hasan memutar tumitnya lalu masuk ke dalam rumah.

Netra kami kembali berbinar tatkala melihat Hasan berjalan mendekat dengan membawa dua buah kelapa muda.

"Silahkan dinikmati kelapa mudanya, Ri, Nin ... !" Hasan menaruh dua buah kelapa muda itu di atas meja dan mempersilahkan kami untuk menikmatinya.

"Trimakasih San," ucapku sembari menyesap air kelapa muda.

"Yuhuuy. Sami-sami, Nin."

"Seger banget, San ...," puji Fahri setelah ia menyesap air kelapa muda.

"Iya donk. Kan hasil petikan sendiri," sahut Hasan bangga.

"San, nanti kami pinjem alat pancingnya ya."

"Boleh. Mau mancing ikan apa, Ri? Karena ada dua kolam. Satu kolam berisi ikan nila dan yang satunya lagi berisi ikan lele."

"Mancing ikan apa aja dech, asal nggak mancing masalah. Ya 'kan, Jeng?" Fahri melirik sekilas ke arahku.

"Heem," jawabku disertai helaan nafas berat.

Sepertinya, Fahri dan Hasan mengerti jika moodku sedang acak kadul. Ya, akhir-akhir ini ... ujian hidup hadir silih berganti menyapaku. Seolah enggan memberi keleluasaan untuk bernafas.

"Jeng, yuk ikut aku!"

"Ke mana?"

"Ke kolam ...."

"Hmmm, baiklah."

"Kalian ke kolam dulu! Nanti aku menyusul," ujar Hasan setelah kami beranjak dari posisi duduk.

"Okay, San. Thanks ya Bro."

"Yoi."

Hasan segera masuk ke dalam rumahnya untuk mengambil beberapa alat pancing. Aku dan Fahri berjalan menuju kolam ikan yang berada di sebelah utara rumah Hasan.

"Jeng, kamu ingin memancing ikan apa?"

"Ikan nila aja dech, Ri."

"Siappp .... Nanti aku ajarkan teknik memancing, Jeng. Biar cepat dapet ikan."

Tanpa menunggu waktu lama, Hasan tiba di kolam dengan membawa alat pancing dan umpan. Lalu ia menyerahkannya pada kami.

"Sini, aku pasangin umpannya Jeng!"

"Iya, Ri."

Setelah memasang umpan, Fahri memandu tanganku dan mengajarkan teknik memancing.

"Nah 'kan, umpanmu dimakan Jeng. Ayo buruan di tarik!" titah Fahri. Gegas, aku mengikuti apa yang diperintahkan oleh Fahri.

"Pffftttt ... hhhahahaha. " Aku, Fahri, dan Hasan tergelak ketika melihat hasil pancinganku. Ternyata oh ternyata, bukan ikan ... melainkan sendal japitnya Hasan yang nyemplung di kolam.

"Haisss, pinter banget kamu jadi mentornya Anin, Ri. Sampai-sampai, ikan yang di dapat berukuran 42 cm," cibir Hasan dengan tawa yang masih menghiasi wajahnya.

"Iya donk. Yang penting kita happy. Ya 'kan Jeng?"

"Yups. Bener banget, Ri. Aku tertawa sambil nangis lho ...," sahutku sambil menyeka titik-titik air yang bergelayut di kelopak mata.

"Ayo Jeng, kita coba lagi!" Fahri kembali memandu tanganku.

Tanpa menunggu waktu lama, umpanku berhasil mengelabuhi seekor ikan nila. Aku segera menarik pancing dengan arahan Fahri.

"Yuhuuu, kita berhasil Jeng." Fahri bersorak kegirangan.

"Woeeee, umpannya segera di ambil!" pekik Hasan seraya mengingatkan agar Fahri segera mengambil umpannya.

"Upsss, sampai kelupaan 'kan Jeng." Fahri segera mengambil umpan yang tersangkut di tenggorokan ikan nila hasil pancingan kami.

Satu jam ... dua jam ... tiga jam, ikan yang berhasil kami pancing sudah lumayan banyak.

"Sudah cukup, Jeng. Yuk kita istirahat dulu sekalian sholat dzuhur."

"Iya, Ri. Yuk!"

"San, ikannya sudah banyak. Digoreng ya!" Fahri sedikit berteriak dan memperlihatkan ikan hasil pancingan kami.

"Siap komandan," sahut Hasan sambil mengangkat satu jempol tangannya.

.

.

Seusai menjalankan ibadah sholat dzuhur, aku, Fahri, dan Hasan menikmati ikan nila goreng hasil pancingan kami. Sungguh nikmat makan bersama di teras rumah sembari melihat pemandangan sekitar yang masih asri.

Setelah perut kami penuh, aku membantu Hasan menata piring yang kotor.

"Sudah, Nin. Nggak usah dicuci piring-piringnya!" titah Hasan seraya mencegahku untuk membantunya mencuci piring-piring yang kotor.

"Tapi, San--"

"Nggak ada tapi ... tapi .... Kalau kamu yang mencuci semua piring kotor ini, pasti nggak akan bersih."

"Ishhhh, kamu meremehkanku San."

"Sudah ... sudah, keluar sana! Ngobrol sama Big Bos."

"Yasudah kalau nggak mau dibantu. Aku pamit pulang aja akh," sungutku sambil berlalu pergi dari hadapan Hasan.

.

.

"Ri, yuk kita pulang! Takut kesorean."

"Beneran mau pulang sekarang?"

"Yaiyalah, masa mau pulang tahun depan."

"Hemm, baiklah."

Setelah berpamitan dengan Hasan, Fahri menggeber sepeda motornya.

Selama di perjalanan, seperti biasa ... kami berbincang.

"Jeng ...."

"Hemmm ...."

"Kog sepeda montorku ... berat ya?"

"Masa sih?"

"Hooh. Pasti setelah makan, berat badanmu naik ...."

"Bisa jadi."

"Canda, Jeng. Yang berat itu bukan badan kamu, tapi kelapa yang kita bawa." Fahri terkekeh. Ternyata ucapan Fahri mengenai berat badanku yang naik, hanya candaannya. Aku sempat berpikir, mungkin benar ... setelah menikmati ikan nila hasil pancingan kami, berat badanku seketika naik. Dasar Fahri, ada saja ucapan dan tingkahnya yang mampu melukis senyum di wajahku.

"Jeng ...."

"Ya ...."

"Mampir ke rumahku, ya!"

"Mau ngapain, Ri."

"Aku kenalin ke mama. Kebetulan, beliau sedang berada di Jogja."

DEG

Perkataan Fahri sukses membuat irama jantungku berdentum-dentum.

"Gimana Jeng?"

"Ekh ... jangan! Lain waktu saja ya Ri."

"Memangnya kenapa kalau sekarang, hmmm?"

"A-aku capek, Ri ...," kilahku. Entah mengapa, aku merasa rendah setiap kali berkunjung ke rumah mewah seorang pejabat negara.

Aku sadar ... aku hanyalah seorang gadis yatim yang tidak berharta. Aku dan Fahri hidup dalam hierarki yang berbeda ....

🍁🍁🍁🍁

Bersambung ....

Trimakasih sudah berkunjung di karya baru author yang masih banyak sekali kekurangannya ini. 😊🙏

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak like 👍

Klik ❤ untuk fav karya

Beri rate 5 ⭐⭐⭐⭐⭐

Trimakasih ❤❤❤❤❤

Terpopuler

Comments

Jumadin Adin

Jumadin Adin

kayaknya fahri ada perasaan ke anin💘💘💘💘

2021-12-28

1

🌹Dina Yomaliana🌹

🌹Dina Yomaliana🌹

wkwkwk kalau mancing masalah ntar menyelesaikan nya susah atuh Rii🤣🤣 udah mancing ikan aja, atau mau yang lebih enak🤭 mencing perhatian Anin🤣

duhh jadi ikutan lapar nih ngeliat kalian makan ikan hasil pancing sendiri 🤤🤤 pasti rasanya nikmat bin sedap🤤🤤🤤 apalagi makannya bersama sambil duduk di tepi kolam🤤🤤🤤 duh, maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kau dustakan🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰

Jangan insecure Nin😌 kalau author mu ingin kamu berjodoh dengan Fahri, maka kamu ngak bisa menolaknya😌😌😌😌 Fahri tampak lebih baik dari pada Danu, lebih humoris dan santun😍😍😍😍😍

2021-10-16

1

Ria Diana Santi

Ria Diana Santi

Asyik, mancing ikan plus tertawa bahagia bareng. 😌😌

Tapi, di mata Allah semuanya sama, Jeng! Ya, aku jadi ikutan manggil Jeng. 😁🤭

2021-10-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!