Alan menendang kursi serta menggebrak meja di kelasnya. Dirinya sedang dalam amarah mode akut. Kekalahannya dari Raja benar-benar telak. Jabatan kapten di tim basket terpaksa harus ia relakan untuk Raja. Hancur sudah harga dirinya.
"Alan," panggil Suci. "Kamu gak kenapa-napa, 'kan?"
"Menurut lo apa gue sekarang baik-baik saja setelah apa yang terjadi tadi?" tanya balik Alan. "Sialan emang tuh Raja," lanjutnya.
Alan menarik rambutnya sendiri karena merasa sangat frustasi. Dikalahkan oleh Raja berulang-ulang adalah hal yang paling memalukan bagi Alan.
"Lan, aku gak bisa pacaran sama Raja, aku sayang sama kamu." Suci memang sudah lama menyimpan rasa kepada Alan. Meskipun Suci tahu Alan seorang playboy dan sedikit kasar.
"Kenapa? Bukannya Raja lebih segalanya dari gue?" tanya Alan.
"Tapi perasaan gak bisa di paksa Lan, meski Raja lebih dari kamu, tapi aku gak ada rasa apa-apa sama dia."
Alan yang mendengar pengakuan dari Suci, seketika punya ide licik untuk menjatuhkan Raja.
"Oke, gue mau lo buktiin ke gue, kalo emang lo beneran sayang sama gue."
Suci mengangguk dan Alan langsung membisikan sesuatu ke telinga Suci. Suci mengangguk dan Alan tersenyum penuh kelicikan.
Raja, Ratu, serta anak-anak dari tim basket sedang berkumpul di kantin sekolah. Mereka tertawa riang dengan apa yang sedang mereka bicarakan. Tawa mereka terhenti saat melihat Suci datang menghampiri mereka.
"Jaka, eh … maksud aku Raja. Aku mau ngomong sama kamu." Suci bingung mau mengawali dari mana. Dengan tarikan napas dalam-dalam lalu Suci mengatakan apa yang ingin dia katakan.
"Ada apa, Ci?" tanya Raja.
"Ja, aku nerima kamu jadi pacar aku."
Sontak seluruh siswa yang mendengarnya langsung bertepuk tangan dan bersorak riuh. Raja tersenyum tangannya meraih tangan Suci. Raja mencium kening Suci saat keduanya berdiri berhadapan.
"Makasih Ci," tulus Raja.
"Makan gratis!" seru Ratu dan para murid di tim basket.
Raja mengancungkan jempolnya ke arah teman-temannya, seluruh siswa-siswi yang berada di kantin bersorak riuh. Terlihat kebahagiaan di wajah Ratu sekarang melihat sahabat dan juga colon kakaknya terlihat bahagia.
*****
Parkiran sekolah sudah dipenuhi murid untuk persiap pulang, Raja menggandeng tangan Suci mengantarkan ke motor miliknya.
"Mau aku anter gak?" tanya Raja.
"Gak usah, Ja. Aku gak mau ngerepotin kamu.''
"Kamu ngomong apa sih? Aku gak ngerasa direpotin kok."
Suci menggelengkan kepalanya lalu memberikan senyumnya pada Raja. Raja mencium kening Suci dengan jeda waktu yang cukup lama seperti tak rela Suci pergi.
"Ya udah kamu hati-hati di jalan," ucap Raja. Tangannya mengusap pipi Suci.
Suci naik ke atas motor matic nya menyalakannya. "Aku duluan," pamit Suci.
TIIIN TIIIIIN
Suara klakson mobil Ratu mengejutkan diri Raja. Dengan kesal Raja menghampiri Ratu.
"Lo mau bikin gue sakit jantung?"
Ratu terkekeh. "Udah punya gandengan baru, adeknya dilupain."
Raja mendengus kesal sebelum masuk kedalam mobil Ratu. "Anterin gue balik ke rumah," pinta Raja.
"Siap, Bos!" sahut Ratu sembari memberi hormat kepada Raja yang behasil membuatnya tertawa kecil. "Lo yang bawa mobil ya."
Ratu bergeser ke bangku penumpang membiarkan Raja mengendarai mobilnya.
Mobil Ratu mulai melaju meninggalkan area sekolah. Jalanan kota Jakarta saat itu terlihat ramai. Ratu beberapa kali membunyikan klaksonnya tidak sabar karena padatnya kendaraan.
"Sabar kenapa, Dek!" ucap Raja.
"Gue udah gak sabar pengin lihat rumah lo," sungut Ratu.
Mobil di depannya mulai berjalan akhirnya jalanan mulai bisa di lalui. Ratu menghela napas lega ketika jalan di hadapannya sudah mulai kosong. "Ja, kebut dong."
Raja terus mengendarai mobil. Keduanya mengobrol. Sesekali ia Ratu menggoda Raja dengan candaannya. Ratu merasa senang saat melihat Raja kesal dan mengomel.
Tanpa terasa mereka sudah sampai di halaman rumah Raja. Raja memarkirkan mobil Ratu di halaman luas rumah besar dan mewah milik Raja. Lagi-lagi Ratu terperangah melihat bangunan besar bak istana di hadapannya. Meskipun rumahnya tak kalah besar, tetapi rumah Raja benar-benar sangat besar dan luas.
"Ngapain bengong, gak usah sok kaget deh," ujar Raja.
"Rumah lo gede banget Ja, bisa betah kalo gue tinggal disini." Ratu benar-benar takjub melihat betapa luas halaman rumah Raja.
"Lo mau tetap di sini apa mau masuk?" tanya Raja yang mulai kesal melihat Ratu hanya diam melihat sekitar rumahnya.
Ratu nyengir kuda dan berlari menghampiri Raja yang sudah masuk ke dalam r.umah. Setelah masuk ke dalam rumah, lagi-lagi Ratu dikejutkan dengan interior rumah Raja, modern dan klasik. Seketika pandangannya berhenti melihat salah satu foto di ruang tamu. Ratu mengambil bingkai foto itu lalu bertanya kepada Raja.
"Ja, ini foto siapa?" tanya Ratu tanpa mengalihkan pandangannya dari foto di tangannya.
"Itu foto gue, cakep 'kan gue."
Deg deg deg
Jantung Ratu berlari maraton mendengar ucapan Raja, yang mengatakan itu foto dirinya saat masih kelas satu SMP. Raja mengatakan foto itu diambil saat dia sekolah di Jogja, sebelum dia pindah ke Jakarta saat naik ke kelas dua SMP.
Ratu tersenyum lalu menaruh bingkai foto itu ke tempat semula. Ratu memilih duduk di sofa ruang tamu saat Raja masuk ke dalam kamarnya. Ratu memejamkan matanya dan ingatannya kembali ke masa lalu dimana dirinya masih sekolah di Jogja.
gendut! gendut! cupu! cupu!
Beberapa siswa dan siswi berseragam putih biru sedang membully seorang murid perempuan berbadan gendut dan berkacamata serta rambut di kepang dua.
Salah satu murid nakal itu mengambil kacamata gadis gendut itu dan membuangnya. Setelah itu mereka pergi meninggalkan murid perempuan itu yang sedang meraba lantai koridor sekolah untuk mencari kaca matanya.
Siswi gendut itu menangis karena belum bisa menemukan kacamatanya. Seorang anak laki-laki datang mengambilkan kacamatanya dan memberikan ke siswi tersebut.
Dengan susah payah siswi gendut itu memakai kacamatanya kembali dan melihat sosok siswa yang ia yakini bukan dari sekolahnya. Wajah tampan perlahan bisa ia lihat.
"Te-ri-maka-sih."
"Sama sama, Chubby."
Siswa laki-laki itu menarik pipi siswi gendut itu dan bergegas pergi meninggalkannya karena teman-temannya sudah menunggu. Siswi gendut itu begitu terpana melihat wajah tampan siswa itu. Setelah bayangan siswa itu menghilang dia baru sadar tidak bertanya namanya.
"Bodoh! bodoh! bodoh!" gerutunya.
Meskipun sudah 4 tahun Ratu masih mengingat dengan jelas wajah laki-laki itu. Dan secara kebetulan ternyata murid laki-laki itu adalah Raja. Ratu sangat yakin saat melihat foto Raja.
"Ratu! Kenapa bengong?"
Ratu tersentak saat Raja memanggilnya yang langsung membuyarkan lamunannya. Raja sedang menuruni anak tangga dan sudah berganti pakaian santai, Raja langsung duduk di sebelah Ratu.
"Ngelamun apa, Dek?"
Ratu melongo mendengar ucapan Raja, lalu ia menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya.
"Lo manggil gue apa tadi?" tanya Ratu.
Dengan santainya Raja menjawab. "Adek"
Ratu tersenyum lalu memeluk Raja. "Manisnya."
Raja memutar bola matanya jengah. Tingkah manja Ratu padanya amatlah menyebalkan.
"Eheeeem eheeeem"
Raja dan Ratu mengarahkan pandangan ke sumber suara yang ternyata adalah Gunawan, papanya Raja. Ratu langsung melepas pelukannya dari Raja.
"Eh Om Gun, udah pulang."
"Udah dong ini hari Sabtu, om pulang cepet."
"Kok masih manggil om?" Lanjut Gunawan.
Ratu cengengesan dan berfikir sejenak. "Ya deh Ratu panggil Daddy aja gimana?"
"Itu lebih baik," sahut Gunawan.
Ratu berdiri untuk menyalami Gunawan, begitu juga dengan Raja. Mereka bertiga berbincang dan makan bersama. Ponsel Raja berdering, senyumnya mengembang saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Raja sedikit menjauh untuk menjawab telepon dari Suci. Setelah mengakhiri panggilannya, Raja segera kembali ke kamarnya. Hampir satu jam Raja menghabiskan waktu di kamar, Ratu dan Gunawan ngobrol sambil keliling rumah besar itu.
Raja yang sudah berganti pakaian rapi menghampiri Ratu dan papanya untuk berpamitan untuk pergi kencan dengan Suci.
"Pah, Raja pergi dulu," pamit Raja. Pandangnya beralih ke Ratu. "Oh ya Dek, lo balik sendiri yah."
Ratu mengacungkan kedua ibu jarinya ke arah Raja. Gunawan ingin bertanya kemana Raja akan pergi, namun anaknya lebih dulu pergi dengan tidak sabarnya.
"Ratu, Raja mau pergi kemana?" tanya Gunawan.
"Kencan, Dad."
"Apa? Kencan?."
Ratu tersentak saat Gunawan berteriak. "Aduh Daddy gak usah syok gitu deh, secara anak Daddy yang ganteng itu, jadi incaran banyak cewek. Raja baru aja jadian sama cewek ketua osis di sekolah kami," jelas Ratu membuat Gunawan membelalakan matanya.
"Raja punya pacar? Ini tidak bisa dibiarkan."
"Hah, Daddy bicara apa?"
"Tidak, Nak. Ini sudah sore. Daddy saja yang antar kamu pulang."
Hari sudah semakin sore Gunawan memutuskan untuk mengantarkan Ratu pulang karena juga ingin bertemu Anita.
Ratu sangat senang Gunawan mau mengantarnya pulang, Ratu bergelayut manja di lengan Gunawan. Kedekatan mereka sangatlah jarang ditemukan.
"Makasih Dad, mau anterin Ratu pulang."
Gunawan melihat sekilas ke arah Ratu dan kembali berkonsentrasi mengendarai mobil sport milik Ratu. Meski umurnya sudah kepala empat namun pesona Gunawan masih menawan.
Sepanjang perjalanan Ratu sedikit menggoda Gunawan.
"Wah Daddy keren, mau donk jadi simpanan Daddy." Gelak tawa keduanya menggema di dalam mobil.
Gunawan mengacak-acak Rambut Ratu. "Kamu ini ada-ada aja. Kerennya Daddy gak kalah sama anak muda jaman sekarang, 'kan."
Ratu manggut-manggut sambil pura-pura berpikir sontak membuat Gunawan mengukir senyum di bibirnya. Gunawan makin menyukai Ratu. Gunawan tidak menyangka jika Anita mempunyai anak supel seperti Ratu.
Mobil sport kuning itu masuk ke dalam rumah Ratu. Gunawan memarkirkan mobil di garasi rumah itu. Ratu dan Gunawan sama-sama melepas safety belt nya sebelum turun dari mobil.
"Mamah, kayaknya udah pulang deh." Ratu melihat mobil milik ibunya terparkir di samping mobilnya.
Keduanya masuk ke dalam rumah yang langsung di sambut oleh Anita.
"Ratu baru pulang?" tanya Anita.
"Habis main ke rumah Daddy, Mah," jawab Ratu.
Pandangan Anita mengarah pada Gunawan yang ada di belakang tubuh anaknya.
"Daddy katanya mau bicara sama, Mamah."
"Iya, Nak."
"Ya sudah, Ratu ke kamar dulu ya. Dan Daddy."
Ratu berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya. Setelah bayangan Ratu menghilangkan dari pandangan mereka, Gunawan dan Anita memilih masuk ke ruang kerja Anita. Mereka berdua terlihat sedang membicarakan hal yang serius.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Bundanya Robby
semangat KK author 💪💪💪 i
2023-02-03
0
ICHA GHEA
jdi penasaran apa rencana alan ma si suci
2021-06-04
0
Hesti Pramuni
hmm.. kyknya raja ama ratu di jodohin deh..
2021-03-02
0