Mobil yang dikendarai Ratu memasuki parkiran gedung apartemen. Mobil itu berhenti di parkiran bawah tanah. Raja keluar dari mobil dan disusul oleh Ratu. Mereka berdua berjalan beriringan menuju unit apartemen Raja. Keduanya memasuki lift menuju lantai 19.
Lift itu mulai naik membawa kedua remaja itu ke lantai 19. Lift sudah menunjukan angka 19 tidak lama pintu lift terbuka, raja dan ratu keluar dari dalamnya.
Tiba di depan pintu apartemennya, Raja menekan tombol passcode dan pintu pun terbuka. Raja membuka pintu itu dan ia kembali di buat kesal oleh ulah Ratu.
"Gue duluan." Ratu masuk dan tercengang melihat apartemen mewah milik Raja.
"Ini apartemen lo, Ja?" tanya Ratu.
"Bukan, punya tetangga gue," sewot Raja.
"Issh … kenapa sih lo sama gue bawaannya sewot mulu? Suka sama gue tahu rasa," ucap Ratu asal dan memasang wajah sedih.
Raja memutar bola matanya jengah. "Gue ganti baju dulu, lo kalo mau minum, ambil sendiri di dapur." Raja menunjuk dapur dengan tangannya.
Ratu mengangguk tanpa melihat Raja. Mata Ratu sedang asik mengitari setiap sudut apartemen itu. Sampai Ratu naik ke lantai atas dan masuk ke salah satu ruangan yang ternyata kamar Raja.
Raja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan badannya, hanya dengan memakai handuk yang melilit di sepanjang pinggangnya. Raja keluar dari kamar mandi, Raja melebarkan matanya saat melihat Ratu sedang duduk di atas tempat tidurnya.
"Astaga! Ratu lo ngapain disini?"
Bukannya menjawab Ratu malah bersiul menggoda Raja.
"Seksi."
Raja melotot, "Gue bisa gila kalo ngadepin nih cewek.
"Lo udah biasa masuk kamar cowok?"
"Sudah"
"Hah! Gila."
"Kenapa? Gue heran liat kamar lo, rapi banget. Gak kaya kamar temen-temen gue sebelumnya … kaya kapal pecah."
Raja menggeleng pelan, kenapa gadis di depannya sangatlah tidak peduli, memasuki kamar lawan jenis dan lihat dirinya telanjang dada. Seperti tidak merasa malu atau takut sedikit pun.
Raja menyeringai licik, mendadak terlintas di pikirannya untuk menggoda Ratu. Raja mulai berjalan mendekati Ratu yang sedang berdiri tidak jauh dari tempatnya.
Mata Ratu terbelalak saat melihat Raja menatapnya dengan tatapan nakal. "Mau apa lo, Ja?"
"Harusnya lo tahu, gue cowok normal."
"Jangan bercanda, Raja."
Ratu makin gelagapan, ia berjalan mundur dan tubuhnya membentur tembok. Raja mengunci tubuh Ratu dengan meletakan kedua tangannya di antara pundak Ratu. Lalu mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Ratu yang sudah menutup mata karena takut. Terlihat wajah Ratu memerah, tubuhnya juga menggigil ketakutan. Melihat itu gelak tawa tak bisa Raja tahan, lalu menjatuhkan kepalanya di pundak Ratu.
Ratu mendesis. " Isssh … Raja, gak asyiklah nyebelin banget sih."
Ratu menjauhkan tubuh Raja, dengan rasa kesal dan malu sembari menggerutu. Ratu kembali melangkah ke atas kasur empuk milik Raja dan meletakan bantal di atas pangkuannya.
"Iya sorry, sorry, gue bercanda.''
"Hmmmm."
Raja menghela napas lalu mengambil pakaian dari dalam lemari dan membawanya ke kamar mandi. Saat keluar dari kamar mandi, Raja melongo melihat Ratu sudah terbaring lelap di ranjangnya.
"Dasar nih cewek, gak tau apa ini kamar cowok, maen tidur seenaknya." Raja menggerutu, melihat rok sekolah Ratu terkesiap naik, menampakan kaki mulusnya. Dengan segera Raja menutupi tubuh Ratu dengan selimut.
Tidak lama Raja keluar dari kamarnya saat mendengar bunyi bel di apartemennya.
*****
Ratu mulai membuka matanya, berulang kali Ratu mengedipkan matanya agar bisa beradaptasi dengan cahaya yang ada di ruangan itu. Ratu melihat jam di dinding sudah menunjukan pukul tujuh malam. Matanya langsung terbelalak, berarti dia tidur di apartemen Raja lebih dari 3 jam. Ratu segera turun dari ranjang dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka.
Dengan santai Ratu menuruni anak tangga di apartemen Raja sambil memutar kunci mobil di jarinya. "Ja, kok lo gak bangunin gue?"
"Lo tidurnya kaya orang mati," jawab Raja masih asik memegang stik PS- nya.
"Widih... si Raja udah berani bawa cewek ke apartemen," ucap salah satu teman Raja.
Raja dan Ratu mengalihkan pandangan ke sumber suara. Ternyata Raja sedang berkumpul dengan para sahabatnya. Raja mendengus kesal, lalu memperkenalkan satu persatu teman-temannya pada Ratu.
"Dia Ratu, anaknya calon istri bokap gue." Pandangannya beralih ke Ratu. "Mereka semua sahabat gue dari sekolah gue yang lama. Egi, Angga sama Panji."
"Hai Semua. Kalian empat sekawan ya."
"Hai, Ratu."
"Yah gue kira lo udah move on dari Suci. Ternyata calon adek," ledek Panji.
"Adek ketemu gede," imbuh Egi.
Sontak membuat gelak tawa Panji dan kedua temannya, sedangkan Raja mendengus kesal lalu melempar bantal sofa ke arah Egi tetapi justru mengenai Angga.
"Kok jadi gue yang kena." Angga melempar bantal kembali ke Raja.
"Ya udah Ja, gue balik dulu. Takut Mama khawatir," pamit Ratu.
"Gue udah ngabarin nyokap lo," ucap Raja.
"Ohw."
"Mau gue anterin, gak?" tanya Raja.
"Gue bawa mobil sendiri, Ja."
"Ya sudah. Kalau sudah sampai lo kabarin gue," ujar Raja yang tak mengalikan pandangannya dari layar tv di depannya.
"Cie … si Raja mulai khawatir sama gue, nanti beralih loh cintanya ke gue," ledek Ratu.
Gelak tawa semakin terdengar kencang dan itu semakin membuat Raja kesal. Ratu mengambil tas dan memakainya. Tak di sangka Raja, Ratu mendaratkan kecupan di pipinya membuat wajahnya merah seketika.
"Daaah, calon kakak."
Raja gelagapan tak bisa berkata apa-apa, lagi- lagi Ratu bertingkah sangat mengejutkannya. Sedang ketiga temannya makin tertawa kencang sampai mengeluarkan air mata.
"Lo beruntung punya calon adik kaya Ratu, bisa jantungan tiap hari." Dan dua bantal sofa terbang bebas ke muka Panji dan Egi.
Esok harinya.
Alan mengebrak meja kantin di depan Raja dan Ratu membuat suara menggelegar, tetapi tidak Raja dan Ratu keterkejutan seolah sudah tahu akan apa yang dilakukan oleh Alan.
"Ratu, lo kemaren pasti sengaja nyipratin air ke muka gue, iya, 'kan?" bentak Alan.
"Iya, gue sengaja!" jawab santai Ratu seraya meminum jus alpukat di tangannya. "Bukannya lo duluan yang sengaja nyipratin air ke badan Jaka?"
Pandangan Alan beralih ke Raja, ditariknya kerah seragam Raja. Namun Raja berusaha tetap tenang.
"Lo bukan hanya cupu, tapi banci juga. Lo bisanya ngumpet di ketek cewek," bentak Alan.
Ratu berdiri dari kursinya dan menampar wajah Alan sangat keras membuat Alan meringis. Alan terlihat geram saat itu, Alan langsung melayangkan tangannya ke wajah Ratu. Namun tangannya ditahan oleh Raja sebelum sempat mendarat di pipi Ratu. Alan makin kesal dan menghempaskan tangannya dari cengkraman Raja.
"Lo yang banci, beraninya mukul cewek."
"Bukan urusan lo." Alan ingin kembali mencoba memukul Ratu tetapi dihalangi oleh Raja.
"Berani lo sentuh dia, lo akan berhadapan sama gue."
"Siapa lo berani ngancam gue."
Alan mendorong badan Raja, membuatnya sedikit terpental ke belakang. Alan bertanya di benaknya, cowok yang dianggap cupu berani menantangnya. Alan tersenyum licik, merasa punya ide untuk mempermalukan Raja.
"Oke! Kita selesain ini sekarang juga. Gue tantang lo tanding basket, siapa yang menang bakal jadi ketua tim basket dan juga berhak milikin Suci."
Tentu saja Raja gak akan pernah menolak tawaran Alan.
"Oke, gue setuju."
"Oke, deal."
Suci tercengang, karena dia menjadi barang taruhan kedua laki-laki di depannya. Suasana kantin langsung riuh, mereka semua menuju lapangan basket yang berada di tengah sekolah.
Terdengar jelas semua berteriak menyebut nama Alan. Raja tersenyum remeh, segara Raja menarik seragam dari celananya, dibukanya dua kancing seragam atas lalu membuang kaca mata dan mengacak-acak rambutnya.
Keheningan seketika terjadi, bagaimana tidak? Murid yang mereka anggap cupu ternyata seorang Raja Adi Gunawan. Murid yang mereka kenal playboy dan seorang pembasket handal serta popular di kalangan pelajar dan juga satu-satunya penerus dari bisnis keluarganya.
"Ayo Raja, kalain tuh si Alan," teriak Ratu penuh semangat.
Alan melihat sorot mata tajam milik Raja sambil mengumpat dalam hati.
Sialan cowok yang dia anggap cupu adalah musuh bebuyutannya selama ini.
"Kenapa, Lan? Takut lo liat gue ada di depan lo?"
"Takut sama lo? Sorry Ja, itu gak ada dalam kamus gue," bantah Alan. Dalam hati padahal Alan sedang cemas, apa dia bisa mengalahkan Raja, yang dia tahu adalah pembasket handal?
Suara peluit menandakan pertandingan dimulai. Dari awal pertandingan, bola selalu dikuasai oleh Raja. Meskipun Alan bisa sesekali merebut bola dari Raja, itu juga karena dia berbuat curang.
Akhirnya peluit panjang tanda pertandingan berakhir telah ditiup, Alan kalah telak dari Raja. Suara riuh tepuk tangan memekikkan telinga, mereka bersorak menyebut nama Raja. Senyum penuh kemenangan menghiasi bibir Raja.
''Sampai kapan pun lo gak bakalan menang lawan gue, Lan. Dan sesuai perjanjian jabatan kapten tim basket lo serahin ke gue serta ... Suci."
Pandangan Raja beralih pada Suci, dan ia berjalan mendekati Suci. "Gue tahu ini salah, harusnya gue gak jadiin lo taruhan, tapi yang harus lo tahu, gue sayang sama lo Suci makanya gue rela melakukan hal ini." Raja menjeda ucapannya. Tarikan napas mengawali ucapan Raja selanjutnya. "Suci lo mau gak jadi pacar gue?"
Mendengar kata-kata yang diucapakan Raja, Alan langsung keluar dari lapangan setelah mendorong tubuh salah satu temannya.
"Sorry banget Ja, gue belum bisa jawab sekarang. Lo bisa kasih gue waktu gak," pinta Suci.
"Tentu saja, gak masalah buat gue."
"Makasih."
Suci berlari mengejar Alan. Ada rasa cemburu di hati Raja, melihat kedekatan Alan dan Suci. Namun, Raja tetap berusaha tenang.
"Raja, lo kereeen banget!" Ratu berteriak sambil berlari ke arah Raja dan langsung memeluknya.
"Ya lah, gue, 'kan Raja Adi Gunawan."
"Huh sombong.''
Raja menarik hidung Ratu, membuatnya menyeringai. Lalu mereka bertos ria dan tertawa mengingat ekspresi Alan saat mengalami kekalahan.
"Hai, Ja … gak nyangka ternyata lo si cupu itu," ucap salah seorang teman Alan bernama Aldo.
Raja hanya tersenyum miring. Kini identitas aslinya sudah diketahui oleh seluruh siswa siswi SMA Tunas Bangsa.
"Oke, Ja, selamat bergabung di tim basket sekolah kita. Gue yakin kita bakal selalu menang kalo lo jadi kapten tim basket ini."
Raja mengangguk, lalu bertos ria dengan para anggota basket di sekolahnya.
Bersambung
HAPPY READING GAES
Happy reading gaes😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Bundanya Robby
jadi kangen sama panji....
2023-02-03
0
🐈ˢᵏ🎀Vin Vitri🌹
oh... baru paham sekarang. raja dan ratu mengira klo ortunya bakal nikah pdhal mereka yg akan di nikahkan..
trus si Raja udh Pacaran sma si Suci..
bagus deh ceritanya...
2021-03-19
0
Hesti Pramuni
hanak muda... !
2021-03-02
0