Pukul 6:00 pagi, Aditya berjalan keluar dari ruang kerjanya. Semalam ia tidak bisa tidur, ia hanya menghabiskan waktunya dengan bekerja.
Ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya, ia masuk dan berganti pakaian dengan baju Tank Top dan celana pendek hitam.
Setelah selesai berganti pakaian, ia kemudian memakai sebuah jam tangan ditangan kanannya. Jam tangan itu berfungsi untuk mengatur suhu tubuhnya dan irama jantungnya, ia kemudian berjalan menuju ruang gymnya diikuti seorang pelayan perempuan yang terus berdiri didepan kamar Aditya tadi.
Para pelayan dirumahnya memang sudah tahu kegiatan pagi yang dilakukan tuannya itu, jadi mereka sudah siap siaga sebelum jam 6 pagi.
Ketika Aditya sudah berada didalam ruang gym, ia langsung berjalan ke sebuah alat treadmil. Ia menaiki alat treadmilnya itu dan mulai mengatur kecepatan yang ia inginkan. Itu adalah kegiatan yang biasa ia lakukan sebelum berangkat kerja sedangkan pelayannya tadi hanya berdiri dibelakang tuannya sambil memegang handuk kecil untuknya. Ia menunggu Aditya sampai selesai berolahraga.
Saat Aditya tengah sibuk berolahraga, dokter pribadinya yang bernama Dr. Robert datang menemuinya. Ia masuk ke dalam rumah pribadi Aditya saat penjaga rumah mengijinkannya masuk. Dr. Robert langsung masuk ke ruang gym untuk menemui tuannya itu setelah bertanya pada seorang pelayan.
“Selamat pagi Tuan Muda, saya sudah datang.” Sapanya sambil membungkuk hormat.
Aditya masih melanjutkan aktivitasnya itu tanpa peduli kedatangan dokter pribadinya.
Dokter Robert hanya berdiri menunggu Aditya sampai ia selesai berolahraga.
Tak lama kemudian, Andi datang ke rumah Aditya. Meskipun jam kerjanya belum dimulai tapi ia datang lebih awal karena tidak ingin terlambat lagi sampai gajinya dipotong. Ia masuk ke dalam rumah dan menuju ruang gym tempat dimana Aditya berada.
“Selamat pagi kak.” Sapanya.
“Kenapa kamu datang lebih awal. Ini masih jam setengah tujuh. Masih ada 30 menit lagi?” Tanya Aditya sambil terus melakukan kegiatannya itu sambil menarik nafasnya secara perlahan – lahan.
“Aku tidak mau sampai gajiku dipotong lagi gara – gara terlambat satu menit.”
Aditya turun dari alat treadmilnya dan meraih handuk yang disodorkan pelayannya. Ia melap semua keringat yang berjatuhan di wajahnya sambil menatap kedua bawahannya itu.
Sedangkan Andi merasa bingung dengan kedatangan Dr. Robert tanpa ia ketahui. Ia kemudian bertanya pada Dr. Robert yang sedang berdiri disampingnya.
“Tapi kenapa Dokter Robert disini, ada masalah apa?” Tanya Andi serius sambil melihat kearah Dr. Robert.
“Saya datang atas perintah Tuan Muda.” Sahut Dr. Robert.
Sementara Aditya hanya menatap mereka dengan wajah datarnya, ia langsung melemparkan handuk kearah pelayannya setelah ia selesai membersihkan semua keringatnya.
Andi kembali bertanya kapada Aditya dengan wajahnya yang terlihat khawatir setelah mendengar ucapan Dr. Robert.
“Kak.....ada apa. Apa kamu sakit lagi?”
“Aku baik – baik saja, aku hanya meminta untuk menambah dosis obat tidur dengannya.”
“Saya akan menambahkan dosisnya sedikit, Tuan Muda. Selebihnya saya tidak bisa menambahkannya lagi karena itu berbahaya untuk Anda. Tapi....saya benar – benar tidak menyangka kalau insomnia Anda semakin hari semakin parah, bukankah dua hari yang lalu Anda baru saja terapi. Seharusnya terapi Anda yang lalu sudah membuat pikiran Anda lebih nyaman.”
“Kenapa kau malah bertanya padaku. Itu kan tugasmu sebagai dokter untuk menyembuhkan penyakitku?” Tanya Aditya dengan ekspresi dinginnya.
“Ia.....Tuan Muda. Tapi....insomnia itu susah disembuhkan. Terapi yang saya berikan dua hari yang lalu itu hanya bisa membuat Anda merasa nyaman. Kalau Anda terus memikirkan hal – hal yang membuat Anda stress dan cemas, itu bisa berakibat fatal bagi kesehatan Anda.”
“Aku tahu....pergilah setelah kau menulis resep untukku.” Tegasnya.
“Baik....saya akan menuliskan resep obat tidurnya sebelum pergi. Anda harus minum obat sesuai resep yang saya berikan, ini tidak boleh melebihi batas, Tuan Muda.”
“Aku tahu, kau ini cerewet sekali yah. Memangnya aku sudah pikun sampai kau terus mengingatkanku.” Ucapnya dengan ekspresi kesalnya sambil melihat Dr. Robert.
“Baik...”
Dokter Robert menuliskan resep sesuai permintaaan Aditya. Setelah menuliskannya, ia menyerahkan resep obatnya itu pada Aditya. Ia kemudian pamit pada Aditya dan Andi untuk pulang.
“Kalau begitu saya permisi, Tuan Muda. Semoga hari Anda menyenangkan.” Ucapnya sambil membungkuk hormat.
Aditya hanya mengangguk tanpa bicara pada dokter pribadinya itu.
“Permisi Tuan Andi.”
“Ia....silahkan.”
Setelah Dr. Robert pergi, Aditya melangkahkan kakinya menuju kamar pribadinya yang berada dilantai atas untuk membersihkan dirinya dan siap – siap ke kantor sedangkan Andi menunggu tuannya itu di Ruang Tamu sambil minum kopi yang sudah disediakan pelayan rumahnya.
Selama satu jam, Aditya keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah. Ia berjalan keluar rumahnya dengan setelan jas rapi yang menempel ditubuhnya, Andi dengan sigap mengikutinya dari belakang.
Ketika barada diluar, Andi langsung membuka pintu mobil untuk Aditya disusul dirinya yang masuk ke dalam mobil. Andi melajukan mobilnya menuju Sinatria Company. Sesekali ia menengok ke belakang untuk memastikan keadaan bosnya itu.
Ia khawatir dengan Aditya yang sejak tadi hanya diam, apalagi tadi malam Aditya sama sekali tidak tidur sampai Dr. Robert menambahkan dosis obatnya. Ia kemudian bertanya tentang keadaan bosnya itu.
“Tuan....Anda baik – baik saja.”
“Eem.” Jawab Aditya sambil menatap luar jendela kaca mobilnya.
Andi kembali fokus menyetir setelah bertanya kepada Aditya.
Tak lama kemudian, mobilnya sampai di Sinatria Company. Andi turun dan langsung membuka pintu mobil untuk Aditya. Seperti biasa, ia disambut oleh beberapa karyawan yang berdiri disamping kiri kanannya. Aditya masuk ke dalam tanpa menghiraukan karyawan yang menyambutnya. Ia menaiki lif menuju lantai paling atas yaitu lantai 20.
Ketika sampai, May sudah berdiri disamping lift untuk menyambut bosnya itu. Aditya keluar dari lift bersama dengan Andi, May langsung menyapa bosnya sambil membungkuk hormat.
“Selamat datang....Tuan Muda.” Sapanya.
Aditya hanya berjalan masuk tanpa menghiraukan sekertarisnya. May hanya berwajah kaku tanpa ekspresi sambil melihat bosnya masuk ke dalam ruangannya.
Ia kembali duduk dan melanjutkan pekerjaannya yang tadi ia kerjakan.
Didalam kantor presdir.
Aditya sudah duduk dikursi kerjanya, ia menanyakan pekerjaan yang ia berikan pada Andi kemarin.
“Bagaimana dengan tugasmu yang kemarin, apa sudah beres?” Tanya Aditya dengan serius.
“Tadi malam saya baru mendapatkan 40 persen dari saham perusahaan itu dari 3 pemegang saham, tapi mereka meminta harga yang tinggi, tuan.”
“Berikan saja apa yang mereka mau. Tapi ingat, kamu harus mendapatkan lebih banyak saham dari saham yang dimiliki bos perusahaan itu.” Tegasnya.
“Baik...”
“Terus....bagaimana dengan perusahaan Tante Rosa?” Tanya Aditya
“Itu sudah saya urus....sebagian perusahaan yang ingin bekerja sama dengan perusahaan mereka sudah mulai menghentikan kerja sama mereka. Tapi ada satu masalah tuan.”
“Apa?”
“Salah satu perusahaan di Indonesia tidak ingin menarik kerjasama mereka pada Tante Rosa, karena perusahaan itu merupakan perusahaan milik tunangan Tuan Bagas.”
“Memang kenapa kalau mereka masih tetap bekerja sama dengan perusahaan Rosa, apa satu perusahaan saja cukup membuat mereka stabil lagi. Itu mustahil?”
“Kalau mereka masih bisa mencari perusahaan yang lain untuk membantunya, mungkin saja perusahaan mereka bisa diselamatkan, tuan.”
“Makanya kamu urus secepatnya, jangan biarkan perusahaan manapun bekerja sama dengan mereka.”
“Baik...akan saya lakukan.”
“Pergilah....aku ingin mendapatkan hasilnya segera.”
“Baik...”
Andi pergi meninggalkan Aditya yang tengah duduk di ruang kerjanya. Ia langsung menaiki lift dan turun kebawah.
Tak lama setelah Andi pergi, tiba – tiba Rey datang. Ia langsung menghampiri May yang tengah sibuk bekerja.
“May...” Panggilnya.
May langsung berdiri ketika melihat Rey ada didepannya.
“Pak Manajer.” Sahutnya dengan kaget. “Maaf......saya tidak sadar kalau Anda datang.”
“Dimana bosmu?” Tanya Rey serius.
“Tuan Muda ada didalam.”
“Apa asistennya juga ada didalam?”
“Barusan Tuan Andi turun ke bawah, pak.”
“Oke.....kalau begitu aku masuk yah.”
“Baik....”
Rey berjalan menuju ruangan Aditya, tiba – tiba ia berhenti dan menengok kearah May.
“Hei....jangan terlalu serius bekerja nanti kamu bisa jadi perawan tua.” Ucapnya sambil tersenyum.
Setelah mengatakan itu, ia kembali berjalan menuju ruang kerja Aditya sedangkan May hanya berwajah kaku tanpa mengerti maksud ucapan Rey.
Tanpa mengetuk pintu....Rey langsung masuk ke dalam ruangan Aditya, ia melihat Aditya tengah sibuk melihat berkas – berkas pekerjaannya.
“Kamu sibuk sekali sampai tidak sadar kalau aku datang.”
“Aku sudah tahu kalau kamu datang, aku hanya tidak punya waktu bermain – main denganmu. Keluarlah, jangan menggangguku.” Ucapnya tanpa melihat temannya dan hanya sibuk dengan aktivitasnya.
“Aku datang melaporkan sesuatu padamu.”
“Aku sudah tahu, kerjasamamu pasti lancar. Mendengar suaramu saja aku bisa tahu.”
“Ya sudahlah. Tapi....aku dengar kamu sudah menemukan Kyra di Amerika. Aku langsung menyelesaikan pekerjaanku di Prancis setelah mendengar itu. Aku pikir Kyra sudah ada disini.”
“Jangan pernah menyebut nama wanita itu didepanku. Aku muak mendengarnya.”
Rey kemudian duduk disofa sambil melihat kearah Aditya.
“Dit.....Seharusnya kamu lupakan saja amarahmu itu padanya. Kyra pasti juga terluka ketika meninggalkanmu dulu, dia melakukan itu karena mengira kamu dan Aura saling mencintai. Pasti itu sangat berat baginya. Aku mengatakan ini sebagai temanmu, bukan ada maksud yang lain.”
Aditya langsung menghentikan aktivitasnya itu dan menatap Rey dengan wajahnya yang terlihat kesal.
“Kamu tidak akan pernah mengerti, aku mencari keberadaannya selama delapan tahun seperti orang gila. Aku berpikir kalau aku sangat bersalah padanya tapi ketika aku tahu kalau dia mengganti namanya hanya untuk bersembunyi dariku, aku merasa kalau dia sungguh meremehkanku. Ini akibat karena aku terlalu memanjakannya dulu, tapi tidak lagi. Aku tidak akan melakukan kesalahan yang kedua kalinya, apalagi dia lebih mempercayai orang daripada perasaanku padanya. Dia pikir aku pria yang tidak bisa berbuat apa – apa. Dia salah, sekarang aku akan memperlihatkan padanya bagaimana aku menghancurkan semua orang yang sudah membantunya.”
“Tapi Dit....kalau sampai istrimu tahu kalau kamu yang sudah melakukan semua itu, dia pasti akan semakin benci padamu.”
“Kenapa....apa kamu sudah berpihak pada Bagas sekarang?”
“Bukan seperti itu, aku mengatakan ini karena tahu sifat istrimu. Kamu juga paling mengenalnya kan. Bukankah kamu sendiri yang selalu bilang kalau dia wanita yang keras kepala. Kalau dia tahu kamu merencanakan ini semua untuk membuatnya kembali, dia akan semakin benci padamu.”
“Sudahlah jangan ikut campur. Aku melakukan itu semua untuk membalas perbuatannya karena dia sudah berani menjauhkanku dari anakku yang bahkan belum pernah kulihat wajahnya. Mereka semua sudah meremehkanku, kalau kamu masih membelanya lebih baik kamu kembali saja ke Prancis. Tinggallah disana.” Ucapnya dengan marah.
“Baiklah....aku tidak akan membicarakannya lagi. Aku hanya mengingatkanmu, jangan sampai perbuatanmu itu semakin membuat istrimu jauh darimu. Aku akan kembali ke ruanganku sekarang.”
Rey berdiri dari tempat duduknya, ia melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Aditya. Ia berusaha untuk menasehati temannya itu agar tidak membuatnya menyesal dikemudian hari seperti delapan tahun lalu.
Bersambung.
Jangan lupa di Like yah biar Aditya dan Kyra bisa cepat bertemu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Galuhtantri Ardila Sukma
kasian aditya disini, hidupnya hancur karena hal yang tidak dia lakukan, makanya dia jd sehancur dan sekejam iru sekarang
kalau kyra memang sakit waktu salah paham tapi dia sudah move on... sedangkan adit, hidupnya sakit bahkan setelaj 8thn berlalu pun..
lanjuttt bacaaa ahh... 😁
2021-07-31
0
keysha Azzahra
1000000 buat kamu ray👍👍👍👍👍👍👍
2021-06-06
0
Lindha Suryani
hadeh nambah masalah lagi...udah gak seru Thor....males bacanya jadi,,masalahny tambah ruwet,,yg satu belum selesai..malah tmbah diperparah..jadi capek bacanya
2021-06-06
1