"Sayang, sejak kapan kau pandai melukis? Kenapa Mommy tak pernah tahu kemampuan hebatmu itu ... maafkan Mommy yang tak peka padamu, Nak ... Mommy merasa bersalah padamu," Ellea memeluk Daniel dengan perasaan bersalah.
"Aku yakin, melukis itu mudah Mommy. Setiap aku memerhatikan sebuah gambar dan lukisan, aku selalu menganggap semua itu mudah untuk dilakukan, bahkan aku bisa membuatnya lebih bagus dari gambar yang aku lihat." Jawab Daniel penuh semangat.
"Mommy bangga padamu, Niel. Mommy akan mendukung semua kemampuanmu. Karena kamu memang berbakat. Tapi, izinkan Mommy bertanya padamu ... apakah kau memang ingin mengikuti kompetisi melukis itu? Jika kau tak ingin, Mommy akan berbicara pada Pak Samuel. Bagaimana?"
Daniel menggeleng, "Tak perlu, Mommy ...aku memang tertarik dengan tawaran Uncle Bos. Mungkinkah aku akan membanggakan Mommy jika aku menang?"
Ellea terharu, ia mengangguk dengan mantap, "Sure Baby ... kau sangat membanggakan untuk Mommy. Tidak mengikuti lomba pun, Mommy sudah sangat bangga padamu ..."
"Aku akan mengikuti lomba itu, agar Mommy lebih bangga padaku. Mommy mendukungku, bukan?"
"Tentu saja, Mommy akan mendukungmu, Nak. Kau memang putraku yang hebat, kau benar-benar pintar, sayang ... Mommy selalu berterima kasih pada Tuhan, karena telah memberikan anugerah terindah seperti dirimu," Ellea mencium kening Daniel.
"Ya Mommy ... aku pun sangat bangga memiliki Ibu sepertimu. Terima kasih, Mommy telah menyayangiku sepenuh hatimu ... andai saja, ada Daddy di sampingku. Mungkin kebahagiaanku terasa sempurna," Daniel selalu teringat pada sosok Ayah dalam hidupnya.
"Maafkan Mommy, Nak. Kau tak perlu bersedih karena hal itu. Daddy ada di atas, mungkin saja dia sedang melihatmu walau kau tak bisa melihatnya. Jangan bersedih, Mommy ada di sini untukmu, Nak. Daniel hanya perlu belajar dengan serius dan tekun, karena itu sangat membuat Mommy bangga," Ellea membujuk Daniel agar tak selalu mengingat Daddy-nya.
Maafkan Mommy, Niel. Inilah konsekuensi yang aku dapatkan. Kau tak bisa memiliki kasih sayang yang utuh dari Daddy-mu. Bahkan, dia pun tak tahu jika kau hadir ke dunia. Ini semua salahku. Ini semua karena kecerobohanku dulu. Kenapa kau begitu menginginkan sosok Daddy? Tak cukupkah aku yang menjadi Mommy sekaligus Daddy untukmu? Sakit sekali hatiku Nak, jika kau selalu menyebut kata itu. Kenapa kau harus mengingat orang yang bahkan sama sekali tak menginginkan dirimu? Batin Ellea terenyuh.
"Mommy ..." tiba-tiba Daniel mengagetkan lamunan Ellea.
"Ah, i-iya sayang? K-kenapa?"
"Apa Uncle Bos bisa menjadi Daddy-ku?" tanya Daniel polos.
"Uhuk, uhuk," Ellea tersedak. "K-kenapa kau berkata seperti itu, Nak? Jangan berbicara aneh, Uncle Bos itu adalah Bos Mommy. Dia yang menggaji kita berdua. Tak mungkin hal itu akan terjadi. Jangan mengatakan hal itu lagi, itu sungguh memalukan, Nak."
"Baiklah Mommy. Maafkan aku," Daniel sedikit kecewa.
"Maafkan Mommy juga ya, Mommy tak bermaksud menyakiti hatimu. Mommy hanya ingin kau tak perlu memikirkan apa yang tak semestinya kau pikirkan. Cukup nikmati masa kecilmu dengan bahagia, sayang." Ellea mencoba tersenyum meski hatinya teriris.
"Baik, Mommy. Aku sangat mencintaimu ..."
Tiba-tiba, Samuel datang ...
"Daniel, aku telah mendaftarkanmu dalam kompetisi melukis itu. Kau harus semangat, aku akan membantumu agar kau sukses! Kau sangat berbakat dan genius, Daniel. Jika kau memenangkan kompetisi itu, aku yakin Louvre grup akan memberi penghargaan besar untukmu. Kau ingin masa depanmu cerah, bukan? Dan kau ingin, Mommy mu bangga mempunyai anak sepertimu, iya? Kau harus semangat. Uncle akan mendukungmu, Daniel." Samuel mengusap-usap rambut Daniel.
"Iya, Uncle Bos. Aku akan membuat Mommy bangga. Kalau begitu, aku ingin latihan melukis lagi. Bolehkah Uncle? Sepertinya, aku ingin melukis bunga-bunga di toko ini, dan memberikannya pada Mommy," ujar Daniel.
"Ide bagus. Kau memang harus banyak berlatih. Ayo, ikut denganku ke ruang melukis. Kau adalah anak yang hebat Daniel,"
Daniel pun berlari menaiki anak tangga. Ia sudah sangat akrab dengan Samuel. Samuel adalah pemilik toko yang sangat ramah. Ia bahkan sering bercanda dengan Ellea dan juga Daniel. Entah ada apa dibalik semua kebaikan Samuel pada Ellea dan juga Daniel. Yang jelas, Ellea sangat bersyukur, memiliki Bos yang peduli dan baik hati seperti Samuel.
"Pak, terima kasih banyak atas segala kebaikan Anda pada Daniel. Saya sangat menghargainya," Ellea tersenyum manis.
"Aku peduli pada masa depan Daniel, Ellea ..."
"Terima kasih, atas kepedulian anda, Pak."
...*****...
Sore ini, toko telah tutup. Daniel dan Ellea pulang ke rumah kontrakannya. Daniel membawa sebuah bungkusan yang berisi lukisan. Namun, Daniel tak memperlihatkannya pada Ellea. Daniel mengatakan bahwa lukisan itu akan ia pajang di dinding rumahnya.
Sesampainya di rumah, Ellea begitu penasaran dengan apa yang dilukis oleh Daniel. Ellea merayu Daniel, agar segera membuka lukisan itu. Daniel hanya tersenyum riang, dan akhirnya Ellea dapat membuka lukisan yang dibungkus dengan sedemikian rupa.
"Sebenarnya lukisan apa ini?"
"Buka saja, Mommy," Daniel tersenyum lebar.
Beberapa saat setelah dibuka, Ellea begitu takjub dengan hasil lukisan yang dibuat oleh Daniel. Lukisan yang seakan nyata. Potret dirinya yang cantik sedang memegang beberapa tangkai bunga. Dengan mengenakan dress panjang di bawah lutut, Ellea nampak anggun dan sangat cantik. Ellea tak menyangka, lukisan Daniel kali ini sangat-sangat indah. Lebih bagus dari hasil lukisan yang sebelumnya.
"Oh My God, my baby ... this is me? Kau membuat lukisanku, sayang? Kenapa aku sangat cantik sekali? Kenapa lukisanmu terlihat seperti nyata? Ini indah sekali. So thank you so much, darling. Kau tahu? Ini adalah kado terindah yang aku dapatkan selain kehadiranmu ke dunia ini," Ellea menitikkan air matanya.
"Aku membuatnya dengan hati yang tulus Mommy,"
Ellea mengangguk, "I know that. Aku bisa merasakan cinta di setiap goresannya. Aku sungguh terharu. Tak bisa aku jabarkan dengan kata-kata, bahwa aku benar-benar mencintaimu ..."
"Mommy, pasangkan lukisan ini di dinding. Kau sangat cantik mengenakan dress berwarna pink itu! Ditambah lagi, kecantikan bunga rose membuat kau semakin berseri,"
Ellea sedikit heran, "Ngomong-ngomong, kenapa kau bisa melukis Mommy dengan pakaian itu? Tadi Mommy tak memakai dress berwarna pink."
"Uncle Bos yang memerlihatkan foto Mommy di ponselnya. Banyak sekali foto Mommy di ponselnya. Aku pun memilih foto Mommy yang paling bagus untuk aku jadikan objek melukis. Terpilihlah foto Mommy yang hasilnya kujadikan lukisan." Jelas Daniel.
"Ah? begitu rupanya. Kau memang pintar, putraku. Terima kasih banyak atas semua ini,"
"Terima kasih kembali, Mommy ... aku membuat lukisan ini dengan penuh cinta dan kasih sayang untukmu ... I love you, Mommy ..." Daniel mencium pipi Ellea.
"I love you too, my baby ..."
Kenapa Pak Samuel memiliki banyak fotoku? Kenapa juga aku tak sadar jika Pak Samuel memotretku? Batin Ellea.
...*****...
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
susi 2020
😘😘😘
2023-05-07
0
susi 2020
😎😎😎
2023-05-07
0
yeyen melia😍😍
pak samul ternyata suka sama kmu eleana
2023-02-11
0