5 tahun kemudian ....
"Mommy ... aku ingin membeli pesawat terbang!" Ucap Daniel di sela-sela pekerjaan Ellea.
"Apa maksudmu, sayang?"
"Lihatlah pesawat ini, Mommy! Jika aku bisa membeli pesawat sungguhan, aku bisa terbang menemui Daddy!"
Ellea kaget, "Apa yang kau bicarakan, Daniel?"
"Mommy bilang, Daddy berada di atas awan, kan? Aku ingin pergi mengunjungi Daddy, aku ingin bertemu dengannya, juga memeluknya ..." Daniel terus bergurau.
Ellea menghela napas panjangnya. Ia bingung harus menjawab apa pada anak semata wayangnya. Semakin besar, Daniel semakin pintar bercakap. Ellea bingung, karena Daniel selalu ingin bertemu dengan Daddy-nya. Padahal, hal itu jelas tak mungkin terjadi. Ellea tak tahu dan tak akan pernah mencari tahu keberadaan pria yang menjadi penyebab lahirnya Daniel.
Ellea mengeluarkan sesuatu dari tas nya, "Sayang, karena sebentar lagi kau akan sekolah, ini Mommy belikan alat mewarnai dan melukis untukmu. Kamu jangan banyak memikirkan hal yang tak semestinya dipikirkan, apa tak lebih baik kau membuat pesawat ini lalu mewarnainya?"
"Whoaaa, bagus sekali alat mewarnai ini. Terima kasih Mommy, aku sangat mencintaimu," Daniel memeluk Ellea.
"Sekarang, kamu menggambar saja ya, Mommy akan membereskan bunga rose di depan. Oke baby?"
"Oke Mommy ..." Daniel mengacungkan jempolnya.
Sejak Daniel masih dalam kandungan, Ellea sudah bekerja di toko bunga ini. Ia dipercaya oleh pemiliknya untuk menjaga toko bunganya sampai sekarang. Ellea beruntung, karena banyak orang di dekatnya yang peduli pada ia dan Daniel. Pemilik toko bunga itu bernama Samuel, ia seorang manager di sebuah perusahaan galeri seni.
Toko bunga ini menjual berbagai macam bunga yang cantik nan indah, mulai dari mawar, anggrek, melati, daisy, anyelir, lili, aster dan sebagainya. Toko bunga florist ini juga menjual bucket bunga, karangan bunga papan, dan standing flower. Tugas Ellea di toko ini hanya menjadi kasir dan menjaga toko.
Ellea nyaman bekerja di toko ini, karena ia bisa membawa Daniel setiap harinya. Sang pemilik toko sangat ramah dan percaya pada Ellea, karena itulah ia membebaskan Ellea membawa putranya. Walau hidup hanya berdua dengan Daniel, Ellea tetap bahagia, karena Daniel mampu menghapus air matanya dengan senyuman.
Beberapa jam kemudian, saat Ellea sedang merapikan beberapa bunga, Samuel Vinson, sang pemilik toko itu datang. Ellea menyambut Samuel dengan hormat. Walau Samuel begitu baik, Ellea tetap segan padanya, ia sangat-sangat menghormati Samuel. Kebaikan Samuel sangat berarti di mata Ellea.
"Selamat siang, Ellea ... bagaimana toko kita hari ini?" sapa Samuel begitu ia memasuki tokonya.
"Ah, selamat siang Pak. Saya kira pelanggan ... hari ini toko lumayan banyak pembeli. Bapak sudah selesai bekerja?"
"Aku pulang lebih awal, karena telah selesai meeting. Hari ini, aku alan mengecek stok bunga, apa kau sudah menulis data harian bunga?"
Ellea mengangguk, "Iya, Pak. Sudah ... bukunya ada di meja kasir. Mari, Pak."
"Baik."
Ellea bersama Samuel menuju meja Ellea. Samuel duduk di depan mejanya, dan Ellea sedang mencari buku yang diinginkan oleh Samuel. Namun, pandangan Samuel justru tertuju pada sebuah buku gambar. Terdapat sebuah gambar pesawat terbang yang dilukis menggunakan cat air. Lukisan yang terlihat sederhana namun memiliki banyak arti. Samuel kagum melihat lukisan tersebut, ia pun memegangnya dan terus memerhatikan setiap bagian-bagiannya.
"Ellea, milik siapa lukisan ini?"
"Ah, maafkan saya Pak. Itu adalah lukisan Daniel, beberapa bulan lagi ia akan sekolah, jadi saya membelikan beberapa peralatan menggambar. Saya akan segera membereskannya,"
"Bukan, bukan seperti itu. Aku sungguh mengagumi lukisan ini, El. Ini adalah lukisan yang gambarnya seakan nyata. Gambar yang sederhana namun memiliki banyak arti." Ujar Samuel yang sangat terkagum-kagum.
"Apa benar begitu, Pak? Ini hanya lukisan yang dibuat oleh Daniel. Aku sendiri pun tak menyangka, jika hasil lukisannya akan sangat indah seperti ini. Selama ini, aku tak memerhatikan kemampuan Daniel. Apa benar lukisan ini sangat indah?" Ellea ikut melihat lukisan yang dibuat Daniel.
"Ini sangat indah, Ellea. Sangat-sangat indah. Ke mana anakmu sekarang?"
"Mungkin dia sedang ke toilet, Pak. Biar saya panggilkan Daniel." Ellea berlalu mencari Daniel.
Ada perasaan bangga dalam diri Ellea saat melihat kemampuan Daniel dalam melukis. Entah kenapa ia kurang memedulikan kemampuan anak semata wayangnya itu. Mungkin karena Ellea terlalu sibuk bekerja, hingga kemampuan terpendam sang anak, tak ia ketahui. Ellea segera membawa Daniel menuju Samuel.
"Ada apa, Uncle Bos?" tanya Daniel dengan tatapan menggemaskan.
"Niel, apakah kau yang melukis pesawat ini?" tanya Samuel.
"Yes, Uncle Bos. Itu adalah lukisan pertamaku. Mommy yang membelikan aku alat melukis ini," ujar Daniel begitu semangat.
"Ini sangat bagus, sayang. Mengapa kau melukis pesawat ini? Sepertinya, pesawat ini memiliki banyak arti? Aya makna yang kau tulis dalam lukisan indah ini, Niel?"
"Lukisan pesawat ini, untuk Daddy yang jauh di sana Uncle Bos. Jika aku besar nanti, aku akan membeli pesawat ini, dan mengunjungi Daddy," ujar Daniel bahagia.
"Daniel, cukup." Ellea ingin menghentikan Daniel.
"Memang, Daddy-mu di mana?"
"Di awan, Uncle. Jika naik pesawat, aku bisa bertemu Daddy di awan!" Jawab Daniel semangat.
Samuel menatap Daniel, ia mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Daniel, apa kau ingin melukis dengan baik? Menggunakan kanvas dan perlengkapan melukis yang keren. Aku bisa mengajakmu ke suatu tempat," seru Samuel.
"Apakah ada Uncle Bos? Aku ingin ... tapi, apakah Mommy akan mengizinkan aku melukis?"
"Mommy pasti akan mengizinkanmu. Ayo, ikuti aku. Di ruangan pribadiku, ada kanvas untuk melukis." Samuel mengajak Daniel ke lantai dua.
Ellea terpaku seorang diri. Ia menatap lukisan Daniel di buku gambar miliknya. Lukisan yang sederhana namun memiliki banyak arti. Lukisan yang luar biasa, seperti lukisan yang dibuat oleh pelukis terkenal. Lukisan Daniel memang hebat, hingga Samuel terkagum-kagum melihatnya. Ellea pun menitikkan air matanya, ia seakan tak sanggup mendengar keinginan Daniel untuk bertemu dengan Daddynya.
My Baby ... kau tak mungkin bertemu dengan Daddy-mu. Dia jauh, sangat jauh. Ibarat berada di atas awan, walau kau bisa melihatnya, tapi kau tak akan bisa memeluknya. Maafkan Mommy, semua ini salah Mommy. Semoga, kau tetap jadi anak yang hebat walau tanpa Daddy-mu, Nak. Ellea melamun, ia terenyuh mendengar ucapan polos Daniel yang berkata merindukan Ayahnya.
Lamunan Ellea buyar ketika ada pelanggan yang masuk mencari bunga. Ia pun menyambut pelanggan itu dan segera membantunya. Kegiatan Ellea setiap hari hanya berkutat dengan bunga dan keuangan. Walau begitu, ia tetap menikmati apa yang telah Tuhan berikan padanya. Ellea tetap bersyukur, dengan kehidupannya sekarang ini.
Lima belas menit berlalu, Samuel dan Daniel turun dari lantai dua. Samuel memperlihatkan hasil lukisan Daniel pada Ellea. Mereka benar-benar takjub melihat apa yang telah dilukis oleh Daniel. Terlebih lagi Ellea, ia sama sekali tak menyadari kemampuan Daniel dalam melukis. Sungguh hal yang tak pernah Ellea duga sebelumnya, ternyata anaknya itu sangat pintar.
"Ellea, lihatlah ini! Ini adalah lukisan yang anakmu buat dalam waktu lima belas menit. Kau lihat? Ini adalah lukisan terhebat yang baru aku temui. Lukisan yang dibuat dengan tangan ajaib anakmu! Aku sungguh tak menyangka, jika Daniel pandai melukis seperti ini. Dia benar-benar genius, Ellea. Anak mana yang mampu melukis dengan hebat seperti ini, apalagi dengan waktu yang terbilang singkat. Sungguh, aku sangat takjub pada kemampuannya," puji Samuel.
"Ya Tuhan ... anakku, benarkah ini hasil lukisanmu? Sungguh?" mata Ellea berkaca-kaca.
Daniel mengangguk, "Yes, Mommy ..."
"Ellea, anakmu ini sangat hebat dan berbakat. Aku tak pernah melihat anak sekecil ini sangat pandai dalam melukis. Ellea, kurasa ini kesempatan bagus untuk anak genius seperti Daniel. Di kantor galeri seniku, sedang ada kompetisi melukis untuk umum, dan jika ada lukisan yang bagus, akan dipilih untuk mendapatkan hadiah uang total ratusan juta, langsung dari CEO pemilik galeri seni di kantorku. Bagaimana? Apa kau ingin mendaftarkan Daniel? Tak ada batasan usia, Daniel bisa ikut kompetisi besar yang diadakan Louvre Gallery. Ini kesempatan emas, Ellea. Pikirkan baik-baik, aku yakin Daniel akan menjuarai kompetisi itu," Samuel amat semangat.
CEO Louvre Gallery? Batin Ellea.
"Apa mungkin Daniel mampu mengikuti lomba itu, Pak?"
"Aku yakin, dia bisa. Aku akan segera menghubungi sekretaris Pak Gavin untuk mendaftarkan Daniel segera. Sayang sekali, kemampuan terpendam ini tak boleh di sia-siakan, Ellea. Aku akan segera mempertemukan anakmu dengan CEO Louvre Grup, dia pasti takjub melihat kemampuan Daniel," seru Samuel.
Benarkah begitu? Batin Ellea.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
susi 2020
🥰🥰
2023-05-07
0
susi 2020
😘😘🥰😍
2023-05-07
0
dheey
punya bakat bidang seni terutama bidang menggambar, yukkk bisa yukk ketemu daddy...
2022-12-21
0