Bab 4

Sesuai dengan janji Oma Aydan yang akan mengajak Artika makan siang bersama, dia menunggu Artika di parkiran.

Aydan baru saja keluar dari dalam kelas, dia terlihat begitu bahagia begitupun dengan anak-anak yang lain.

Mereka sangat kompak menyalami dan melambaikan tangan ke arah Artika yang sudah menunggu di depan pintu kelas, untuk membubarkan kelas mengajarnya.

Artika terlihat bercengkrama dengan para muridnya, begitupun sebaliknya.

Setelah selesai Artika langsung menuju ke ruangan yang di sediakan untuk para guru, begitu pun Aydan yang langsung menghampiri sang Oma.

Tak lama Artika menghampiri mereka berdua,Artika langsung menyalami dan mencium punggung tangan Oma Aydan.

"Maaf Tante, saya tidak bisa memenuhi janji saya hari ini kepada Tante untuk makan siang bersama. Mungkin Lain kali saja Tante" ucap Artika memohon maaf kepada Oma Aydan.

"Memangnya ada apa? Kenapa kamu sampai membatalkan janji yang kita buat tadi pagi?"tanya Oma Aydan penasaran.

"Begini Tante, hari ini ada salah satu pekerja saya tidak masuk, karena beliau sakit, jadi saya harus segera membantu pekerja saya yang lainnya" Artika menjelaskan alasannya.

"Memangnya kamu punya usaha apa, kenapa kalau satu karyawan saja yang tidak masuk kamu harus ikut sibuk membantu" tanya Oma Aydan lagi.

"Saya hanya memiliki usaha Rumah Makan kecil atau biasa di sebut Warteg gitu Tante, saya hanya mempunyai 3 orang perkerja saja. Jadi kalau pas jam makan siang akan banyak pelanggan yang datang, jadi tidak mungkin kalau saya tidak ikut membantu" ujar Artika.

"Oh begitu, ya sudah kalau begitu kita makan siang di Warteg kamu saja, sekalian saya ingin coba makanan di tempat usaha kamu"ucap Oma Aydan.

"Apa tidak apa-apa Tante, Warteg saya hanya tempat biasa aja Tante, yang datang pun hanya orang-orang kalangan bawah saja" ujar Artika merasa tidak enak hati.

"Tidak apa-apa Artika, Tante sudah biasa kok, jangankan makan di Warteg, makan di emperan dengan pedagang kaki lima juga Tante sering" ucap Oma Aydan.

Karena memang begitulah keluarga mereka tak pernah membedakan kalangan atas atau kalangan bawah.

Mau makan di Restoran berbintang atau pinggir jalan tidak pernah masalah, asal cocok di lidah mereka.

Artika yang mendengar penuturan Oma Aydan pun langsung mengajak Oma Aydan mengikuti dirinya. Aydan dan Omanya menggunakan mobil, sementara Artika menggunakan motornya.

Setelah 30 menitan mereka telah tiba di Warteg sederhana milik Artika. Aydan dan Omanya langsung mengikuti Artika masuk kedalam Warteg milik Artika.

Oma Aydan yang melihat warteg milik Artika, dia merasa takjub walaupun tempatnya usaha Artika kecil. Tetapi tempatnya sangat bersih dan Rapi.

Makanannya pun seperti menggugah selera. Padahal Oma Aydan belum mencicipinya.

"Tante dan Aydan duduk dulu yaa, Artika mau ganti pakaian sebentar" ucap Artika memberitahukan kepada Aydan dan Omanya.

Aydan dan Omanya langsung duduk di meja yang telah di tunjukkan oleh Artika, dan Artika pun langsung masuk kedalam toilet untuk berganti pakaian.

Tak lama Ibu Tari mengantar kan minuman untuk Aydan dan Omanya atas instruksi Artika.

"Maaf Bu, bolehkah saya bertanya" ucap Oma Aydan kepada Ibu Tari.

"Iya Bu, mau tanya apa" jawab Bu Tari

"Apakah usaha ini milik Artika, sejak kapan dia memulai usaha ini" tanya Oma Aydan basa basi.

"Sebenarnya usaha ini milik almarhum neneknya Artika, tetapi setelah neneknya meninggal Artika yang meneruskan. Artika anak yang baik Bu, dia begitu menyayangi kami yang bekerja padanya dan kami pun sudah menganggap Artika seperti anak kami sendiri"jawab Bu Tari.

"Memangnya orang tua Artika kemana Bu, apa dia tinggal seorang diri di sini" tanya Oma Aydan lagi.

"Ibunya Artika sudah meninggal dunia saat Artika masih SMP bu, kalau Ayahnya sudah menikah lagi dan Artika di rawat oleh Almarhum neneknya" ucap Ibu Tari.

"Kasihan ya Artika, padahal dia anak yang baik Bu, sopan lagi" ucap Oma Aydan.

"Artika tidak pernah kembali ke rumah ayahnya, begitupun sebaliknya Bu, Ayahnya Artika juga tidak pernah datang ke sini untuk mencari Artika. Artika anak yang pintar Bu, sehingga dia bersekolah dan kuliah dengan beasiswa. Dia juga rajin dan pekerja keras Bu" ujar Bu Tari lagi.

"Oh begitu ya Bu. Terima kasih Bu telah menceritakan tentang Artika kepada saya padahal kita kan baru kenal" ucap Oma Aydan.

"Tidak apa-apa Bu, saya juga senang menceritakan tentang Artika, saya melihat ibu adalah orang yang baik. Akan semakin baik jika banyak yang menyayangi Artika Bu" ujar Bu Tari.

Mereka pun menyudahi obrolan mereka, karena sebentar lagi akan banyak tamu yang datang untuk makan di situ.

Artika datang sambil membawakan makanan untuk Aydan dan Omanya, Artika memasak Udang goreng tepung, sayur cap cay, Ayam lada hitam, serta tempe goreng.

Oma Aydan yang melihat Artika meletakkan makanan di

mereka merasa heran, karena makanan itu berbeda dengan makanan yang di jual oleh Artika.

"Artika kenapa makanan ini berbeda dengan makanan yang kamu jual" tanya Oma Aydan.

"Iya Tante, Artika sengaja memasak khusus untuk Tante dan juga Aydan" jelas Artika.

"Waaah... kakak cantik tahu aja kalau Aydan sangat suka dengan udang goreng tepung ini, ini jugaa ada tempe goreng kesukaan Aydan" ucap Aydan dengan mata yang berbinar-binar saat melihat makanan kesukaannya.

"Oh, benarkah Aydan suka dengan udang goreng tepung dan juga tempe goreng. Tapi Aydan juga harus makan sayuran karena sayuran sangat bagus untuk kesehatan" ucap Artika menasehati Aydan.

"Sebenarnya Aydan tidak suka sayur kakak cantik, tapi karena kakak cantik Aydan akan makan sayur"ucap Aydan.

" Ya sudah Tante makanlah dulu. Ayo kita makan bersama-sama, soalnya sebentar lagi bakalan ramai yang datang" ajak Artika.

" Ya Baiklah Artika terima kasih kamu sudah mau repot-repot masakin khusus buat Tante, tapi Tante ingin makan rendang dan urap yang kamu jual itu" ucap Oma Aydan menunjuk meja prasmanan yang penuh dengan aneka lauk pauk

"Tentu saja boleh Tante" jawab Artika seraya berdiri dan mengambil menu yang di sebutkan oleh Oma Aydan tadi.

Dan meletakkan di atas meja makan mereka, Aydan danOma nya makan dengan lahap, Oma Aydan memuji masakan Artika yang sangat enak menurutnya.

Tak lupa dia membungkus beberapa menu kesukaan suaminya, karena dia akan mengantarkan makan siang ke kantor suaminya.

Setelah selesai makan, Oma Aydan hendak membayar makanannya, tapi Artika menolak. Tapi Oma Aydan tetap memaksa, dan akhirnya Artika menerima uang pembayaran itu walau dengan berat hati

Terima kasih telah membaca karya saya.

Mohon kritik dan sarannya.

Jangan lupa vote, like, komen dan share yaa..

Terpopuler

Comments

Har Tini

Har Tini

jd kepingin makan urap sm tempe goreng rasanya hemmm endolita ga perlu makan daging itu aja da nikmat👍🏻😁

2022-12-25

0

Sulastri Sulastri

Sulastri Sulastri

lanjuttt

2021-03-22

0

LaDy IiRiE_YuE

LaDy IiRiE_YuE

katanya ibunya artika meninggal kecelakaan thor ini kok ketika melahirkan artika bukannya yang meninggal saat melahirkan itu ibunya ayden ya

2020-04-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!