Sepulangnya dari sekolah yang akan menjadi tempat magangnya selama 3 bulan ke depan. Artika langsung menuju ke Warteg milik almarhum neneknya.
Karena sebentar lagi jam makan siang pasti akan banyak para pembeli yang berdatangan. Terra pun dengan sigap membantu para pekerjanya.
Terra memperkejakan Ibu Ani yang seorang janda yang memiliki seorang anak laki-laki yang masih SMA, ibu Farida yang memang sudah bekerja dari selama Almarhum neneknya Terra masih hidup begitu pun dengan Ibu Tari.
Anaknya Ibu Ani yang bernama Angga sering membantu di warteg Artika sepulang sekolahnya. Ia juga di Gaji oleh Artika walaupun hanya separuh dari gaji ibunya.
Artika yang sudah menganggap Angga sebagai adiknya tak segan-segan membantu biaya sekolah Angga, karena menurut Artika, Angga adalah anak yang rajin dan patuh sama orang tua.
Di saat anak seusia Angga menikmati masa-masa remajanya tapi tidak dengan Angga, Ia tak pernah nongkrong cafe atau sekedar jalan-jalan ke mall.
Angga malah sibuk membantu ibunya bekerja di Warteg milik Artika, Angga berharap dengan dia membantu ibunya bekerja dapat meringankan pekerjaan ibunya, supaya ibunya tidak terlalu lelah saat bekerja.
Angga rela bekerja tanpa di gaji sekalipun, asalkan dia bisa membantu meringankan pekerjaan ibunya. Melihat Angga yang seperti itu, membuat Artika seperti melihat dirinya dulu yang bekerja demi meringankan pekerjaan Almarhum neneknya.
Sekarang Angga sudah kelas 3 SMA tak lama lagi Angga akan kuliah, Artika sudah menyiapkan biaya kuliah buat Angga dari uang gaji Angga yang Artika potong tiap bulannya tanpa sepengetahuan Angga.
Angga mulai bekerja membantu ibunya sudah 2 tahun, dan selama itu juga Artika memotong gaji Angga tanpa sepengetahuan Angga.
Artika telah memberitahukan kepada ibu Ani bahwa gaji Angga ia potong untuk tabungan Angga kuliah nantinya, supaya ibu Ani tidak bingung memikirkan biaya kuliah Angga .
Ibu Ani sangat bersyukur Artika begitu peduli kepadanya dan juga kepada Angga.
Bukan cuma Ibu Ani yang Artika perhatikan tetapi ibu Farida dan juga ibu Tari. Artika sangar peduli kepada mereka, karena Artika tidak punya sanak saudara lagi, Artika telah menganggap mereka semua adalah keluarganya, begitupun sebaliknya.
Sementara di kediaman Afkar
Sepulang sekolah Aydan terlihat sangat bahagia, karena Aydan telah mendengarkan nasehat dari Artika. Oma Aydan yang melihat tingkah Aydan yang lain dari biasanya sangat heran dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada Aydan.
Tak biasanya Aydan di tinggal oleh Afkar akan setenang itu, biasanya Afkar akan menangis dan melemparkan semua barang-barang yang ada di dekatnya jika Aydan di tinggalkan oleh Afkar.
Tapi hari ini setelah pulang sekolah Aydan langsung masuk k kamarnya, berganti pakaian sendiri, mencuci kaki dan tangan nya sendiri. Kemudian Aydan turun menuju meja makan dan meminta makanannya.
Biasanya Aydan sangat susah di bujuk untuk memakan makanannya, tapi hari ini Aydan sendiri yang meminta untuk makan. Hal itu menjadi tanda tanya besar untuk sang Oma.
Setelah selesai makan, Aydan lansung mendekat ke arah Omanya.
" Oma, bolehkah Aydan menelepon papi Afkar Oma" tanya Aydan pada sang Oma.
Omanya yg bingung pun langsung segera menelepon Afkar
tutt...tutt...tutt....
bunyi nada tunggu karena Afkar belum menjawab teleponnya.
Tak lama terdengar suara Afkar "Halo Bunda" ucap Afkar dengan nada khawatirnya karena Afkar mengira Aydan sedang mengamuk karena dirinya meninggalkan Aydan.
Mendengar suara sang papi Aydan langsung merebut Hp yang ada di tangan Omanya.
" Halo papi, Aydan kangen papi. kapan papi pulang?" tanya Aydan kepada Afkar.
" Papi juga kangen Aydan, tak lama lagi papi akan pulang, Aydan jangan nakalnya" ucap Afkar
"Iya papi. Aydan tidak akan nakal lagi, Papi kerja cari uang yang banyak buat Aydan ya Pi. Aydan janji Aydan akan jadi anak baik Pi" ucap Aydan kepada Afkar.
Afkar dan Bundanya yang mendengar ucapan Aydan mereka jadi terkejut ada yang aneh dengan Aydan mereka pikir.
" Aydan sayang, coba HP nya kasih sama Oma, papi ingin ngobrol sama Oma" ucap Afkar dengan nada lembutnya.
Aydan pun langsung memberikan HP itu kepada Omanya.
"Iya Afkar, ada apa nak?" ucap sang bunda.
" Bun, Aydan Bunda apain sih kok jadi kayak gitu, biasanya kan Aydan akan ngamuk Bun, kalau Afkar tinggal. Ini kok jadi anteng begitu" tanya Afkar penasaran dengan tingkah sang anak.
" Bunda juga bingung Afkar, Bunda kira kamu yang membuat Aydan jadi anteng kayak gitu. Ada yang aneh tau gak sama Aydan, sepulang sekolah dia langsung masuk ke kamarnya ganti baju, cuci kaki dan tangannya sendiri, sesudah itu dia juga minta makan" ujar sang Bunda
" Kan kamu tahu sendiri Aydan tak penah melakukan itu semua Afkar, ada yang aneh tahu gak sih?" greget sang Bunda kembali.
"Bunda, sudah dulu yaa teleponannya Afkar mau meeting dulu. Nanti kita lanjutin lagi, bunda jangan lupa awasin Aydan ya Bun. Afkar khawatir Bun"ucap Afkar dengan cemas.
"Ya sudah kamu meeting aja dulu, Bunda pasti akan terus awasi Aydan, besok juga bunda akan ke sekolah Aydan. Kamu jangan khawatir berlebihan kayak gitu, inikan perubahan yang bagus buat Aydan" nasehat sang Bunda.
Afkar dan Bundanya pun mengakhiri sambungan teleponnya. Bunda Afkar melihat Aydan yang sedang serius belajar mewarnai, ia begitu terlihat serius dan fokus.
Bunda Afkar yang penasaran dengan perubahan Aydan, ia berjalan mendekat ke arah Aydan, dan duduk di Samping Aydan.
"Aydan, besok Oma akan ngantar kamu ke sekolah sekalian Oma tungguin Aydan sampai pulang, Aydan maukan Oma yang antarin besok" tanya sang Oma dengan hati-hati.
"Gak perlu Oma, Aydan besok berangkat sekolah sama mang Edo aja. Aydan mau jadi anak yang pintar, biar bisa banggain Papi" ucap Aydan.
"Kata kakak cantik, anak baik harus rajin sekolah dan belajar, supaya jadi anak pintar. Kakak cantik juga bilang sama Aydan, anak baik tidak boleh ngambek yang suka ngambek itu anak jahat"sambung Aydan lagi.
Mendengar ucapan cucunya Bunda Afkar heran, siapa sebenarnya sosok kakak cantik yang di sebut Aydan, yang mampu mengubah tingkah Aydan dalam waktu yang singkat.
"Aydan ketemu di mana sama kakak cantiknya?" tanya Oma Aydan dengan penuh penasaran.
Aydan menceritakan bagaimana pertemuan nya dengan Artika, dan Aydan juga menceritakan nasehat-nasehat yang di berikan Artika kepadanya.
Oma Aydan sangat mendengarnya, ia tak menyangka jika ada orang yang mampu menasehati Aydan. Tapi dia juga penasaran siapa orang tersebut, dan secepatnya dia akan mencaritahu siapa orangnya dan apa motif sebenarnya.
Terima Kasih telah mampir membaca karya saya.
Mohon Kritik dan Sarannya.
Jangan lupa Vote, like, komen dan share yaa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Susi Loningsih
suka ceritanya walau dah terlambat
2024-11-20
0
Har Tini
sampe sini suka sm cerita ny👍🏻
2022-12-25
1
Sulastri Sulastri
cerita yg menarik 👍👍
2021-03-22
1