4

" Kamu suka yang mana?" Tanyaku pada Senja. Ya, pagi tadi Senja memang mengajakku makan siang bersama di rumah makan dekat kantorku. Saat ini kami sedang memilih menu apa yang akan kami santap. Agaknya Senja sedikit bingung mau makan apa. Kalau aku menu simpel saja, pecel ayam ditambah tahu plus sayur asam.

" Aku bingung sih. Kalo gitu samain aja deh sama kamu." Ucapnya manja.

" Yaudah mba, yg tadi deh jadi dua ya.." Ucapku akhirnya. Mba pelayanpun langsung mengiyakan dan langsung menuju dapur untuk menyiapkan makanan kami.

Saat siang seperti ini warung makan di sini memang sangat ramai. Selain tempatnya strategis, dekat dengan area perkantoran. Rasanya juga cukup enak. Aku sering makan di sini walau lebih sering dibungkus buat makan di kantor. Rasanya lebih enak karena jauh dari hiruk pikuk seperti saat ini.

" Aku ga nyangka lho, ternyata kamu anaknya temen ibuku." Ucapku memulai pembicaraan untuk memecah suasana yang kaku.

" Aku juga sama. Padahal kemarin- kemarin tuh aku sebenernya pengen ngajak kenalan. Tapi nanti kamu mikirnya apa lagi tentang aku. Masa cewek ngajak kenalan." Ujar Senja.

Mendengar kata Senja. Hatiku langsung berdegup senang. Ternyata bukan aku saja yang ingin kenalan. Membuat aku tersenyum malu atau senyum senang ya. Jadi merasa konyol sendiri.

" Kamu udah punya pacar, Nath?"

" Apa?" Tanyaku memastikan. Jujur saja, pertanyaan Senja membuatku kaget.

" Engga jadi deh." Katanya yang menjadi malu.

Aku masih merasa canggung. Karena ini benar- benar pertama kalinya aku dekat dengan wanita. Ditambah lagi, dia itu Senja. Wanita yang beberapa bulan ini selalu mengusik hati dan pikiranku. Suasana di antara kami semakin canggung. Sesekali aku pura- pura melihat ponselku.

Setelah sepuluh menit kami mengunggu. Makanan kami terhidang juga. Aromanya membuat perutku tak sabar.

" Makan yuk." Ajakku. Senjapun mengiyakan dan kami langsung melahap makanan kami tanpa ada pembicaraan apapun. Seperti pasangan kekasih yang sedang berantem.

" Kamu mau aku anter?" Tawarku kepada Senja saat makan siang kami telah usai.

" Aku naik taksi aja, Nath." Tolak Senja halus.

" Aku anter aja yah. Kamu tunggu di sini. Aku ambil mobil dulu sebentar." Pintaku dan bergegas segera berlari menuju kantorku.

☀️☀️☀️☀️☀️

" Maaf ya aku jadi ngerepotin." Kata Senja saat kami sudah berada dalam mobil sedang menuju rumah Senja.

" Gak ngerepotin sama sekali." Kataku singkat tetap fokus menyetir. " Maaf ya kalo makan siangnya gak seru." Kataku juga berusaha mencairkan suasana.

" Seru kok." Ucap Senja berbohong. Karena aku masih menangkap nada kecewa Senja.

" Kalo boleh jujur sih, aku masih kaya mimpi bisa kenalan sama kamu." Ucapku.

" Maksudnya?" Senja menatapku penuh penasaran dengan sorot mata yang sulit aku artikan yang membuat aku serba salah.

'Ehem' Menghilangkan gugupku dulu dan aku akan bercerita jujur agar suasana antara kami ini segera cair. " Jujur aja, dari beberapa bulan lalu aku pengen kenalan sama kamu. Tapi ya, aku juga lagi fokus sama usaha aku. Aku takut kalo aku udah kenalan sama kamu. Aku gak bisa fokus. Makanya aku cuma bisa liatin kamu dari jauh aja." Ucapku sesantai mungkin. walaupun sebenarnya dalam hati deg- degan parah.

Senja melotot tak percaya. Ada raut wajah senang yang kutangkap disana. " Terus sekarang maunya gimana?" Tanyanya.

" Ha?" Tanyaku sedikit menoleh ke arah Senja.

" Ya, kan kita sekarang udah kenal, terus sekarang kamu maunya kita itu gimana?" Tanya Senja dengan maksud tertentu.

Pertanyaan Senja membuat aku menelan ludah. Aku benar- benar belum bisa memulai suatu hubungan dengan siapapun saat ini. Aku belum siap. Karena yang ada di pikiranku saat ini hanyalah ibuku dan pekerjaanku. Rasanya belum saatnya saja memulai hubungan yang lebih dari teman.

" Gak gimana- gimana." Ucapku dengan nada serba salah dan membuat Senja kecewa lagi. Aku menepikan mobilku di pinggir jalan setelah memasuki kawasan komplek kami. Di sana jalanan tidak seramai jalan raya. Aku menatap Senja . " Saat ini, aku belum bisa memulai hubungan apapun. Maaf Senja. Bukan aku tidak menyukaimu. Aku hanya takut apa yang aku kerjakan sekarang akan membuatmu kecewa denganku. Biar aja saat ini hubungan kita seperti ini saja ya. Mengalir aja." Ucapku serius kepada Senja yang menatapku dengan tatapan sendunya. Senja hanya mengangguk pelan.

Kamipun melanjutkan perjalanan kami yang sudah mendekati rumah Senja.

" Makasih ya udah repot nganterin aku." Ucap Senja.

" Sama- sama. Kapan- kapan kita jalan ya." Ucapku mencairkan suasana.

Mendengar perkataanku. Senja tersenyum senang dan turun dari mobilku.

" Bye. " Katanya dengan mimik wajah yang tidak sesendu tadi. Aku hanya tersenyum dan melanjutkan perjalanan kembali ke kantorku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!