Chapter 3

Keesokan harinya, saat dalam perjalanan ke sekolahnya dia tidak sengaja bertemu dengan seseorang yang sedang mendorong sepeda motor miliknya.

“Hm? ada apa dengan orang itu?” gumam Kenzo di dalam hatinya,

Karena orang itu terlihat sedang kesusahan, Kenzo pun berniat untuk menghampirinya.

“Untuk apa kau membawa sepeda motor namun kau malah mendorongnya? apa kau perlu bantuan?” tanya Kenzo dengan nada datarnya.

“Ada sesuatu yang tidak beres dengan sepeda motorku ... aku harus bergegas mendorongnya ke bengkel dan segera berangkat ke sekolah atau aku akan terlambat!” balas orang itu pada Kenzo.

“Hm? kemarilah biar aku memeriksanya,” kata Kenzo pada orang itu namun orang itu menolak tawaran Kenzo.

“T-tidak bisa sekarang! aku harus bergegas ke sekolah atau aku akan terlambat!” balas orang itu pada Kenzo.

“Baiklah, kalau begitu lupakan saja, aku duluan,” kata Kenzo sambil berjalan melewati orang itu.

Sesampainya di sekolah, Kenzo pun kembali bertemu dengan Yura yang sedang berdiri di bagian belakang kelasnya.

Jam pelajaran pun dimulai.

Naomi yang masih sangat penasaran dengan Kenzo itu pun kembali menghampiri mejanya.

“Anu! namamu Kenzo bukan?” tanya Naomi pada Kenzo,

“Jika sudah tau kenapa bertanya?” balas Kenzo dengan nada datarnya.

“Dimana kau tinggal Kenzo?”

“Tidak penting,”

Naomi yang penasaran pada Kenzo itu pun terus mencoba untuk berbicara padanya namun Kenzo terus mengabaikannya dan hanya memberi respon yang minim.

Saat jam istirahat, Yura dan Amy pun hendak pergi untuk makan di kantin namun semua meja di kantin itu sudah penuh.

“Yah! sudah penuh Yura! bagaimana ini?” tanya Amy pada Yura,

“Tidak ada pilihan lain, ayo rebut meja bocah itu, dia terlihat lemah dan sepertinya akan menyenangkan untuk dibuli,” balas Yura sambil menunjuk seorang gadis yang sedang duduk sendiri.

“Permisi! bisakah kau pindah? kami ingin duduk di sini!” kata Amy pada gadis itu,

“E-eh? maaf tapi aku sudah duduk di sini terlebih dahu-” balas gadis itu namun dia tidak melanjutkan kata-katanya karena Yura langsung menarik kerah bajunya.

“Apa kau tuli? dia bilang kami ingin duduk di sini bukan? jadi menyingkirlah!” kata Yura sambil mendorong gadis itu hingga terjatuh.

“A-anu ... maaf! tapi aku-”

Seketika Yura pun kembali mendekati gadis itu dan langsung menamparnya.

“Woah! sepertinya sakit!” kata seseorang yang menyaksikan hal itu sambil tertawa,

“Kesian sekali! tapi itu salahnya sendiri karena mencoba untuk melawan Yura! hahaha!”

“Menyingkirlah!” kata Yura pada gadis itu, namun gadis itu hanya terdiam dan menangis.

“Apa tamparanku kurang kuat? kau ingin dipukul?” kata Yura sambil menarik kerah baju gadis itu dan hendak memukulnya.

Namun saat Yura ingin memukul gadis itu, Kenzo pun datang dan menahan pukulan Yura itu dengan punggung tangannya.

“O-orang ini lagi?”

“Bisa hentikan ini? kenapa kau harus memukulnya hanya karena hal kecil seperti ini?” kata Kenzo sambil menatap Yura dengan tatapan tajamnya.

“Memangnya siapa kau? berani sekali kau menahan pukulanku? apa kau ingin dihajar sampai mati? sialan!” kata Yura yang hendak memukul Kenzo namun Amy mencegahnya.

“S-siapa orang itu? berani sekali dia menentang Yura?”

“Orang itu sepertinya cukup kuat ... dia bisa menahan pukulan Yura?” bisik beberapa orang yang menyaksikan kejadian itu.

Karena kekesalannya itu, Yura pun meninggalkan kantin dan langsung kembali ke kelasnya.

Kenzo yang melihat situasi di kantin yang sudah mulai membaik itu pun hendak meninggalkan gadis itu namun gadis itu menghentikannya.

“T-tunggu! siapa namamu?” tanya gadis itu pada Kenzo namun Kenzo tidak mempedulikannya.

“Aku Chika! Noriata Chika!” kata gadis itu pada Kenzo.

Mendengar perkataan gadis itu, Kenzo pun tiba-tiba berdiri terdiam.

“Y-Yashuhiro Kenzo,” balas Kenzo pada Chika.

“K-Kenzo ...? apa kau benar-benar Kenzo? sudah lama sekali kita tidak bertemu!” kata Chika pada Kenzo,

“Aku juga tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini, kita berbicara lagi nanti, aku harus kembali ke kelas,” balas Kenzo pada Chika.

Kenzo pun mampir untuk membeli roti di kantin itu kemudian segera kembali ke kelasnya.

“Aku tidak menyangka aku akan bertemu Chika di sini, tapi kenapa dia di sini? tempat ini tidak cocok sama sekali untuknya!” gumam Kenzo di dalam hatinya.

“Hai! Kenzo! aku dengar kalau gadis tadi itu adalah temanmu?” tanya Amy pada Kenzo,

“Lalu?”

“Sepertinya dia akan mendapat masalah hari ini, apa kau ingin menolongnya? datanglah ke lapangan kosong di belakang sekolah saat sepulang sekolah nanti!” jelas Amy pada Kenzo.

“Apa yang kalian coba lakukan padanya?” tanya Kenzo pada Amy,

“Akhirnya dia berbicara kata lain selain hm, huh, hm, huh!” kata Naomi pada Amy.

“Datang saja Kenzo!”

“Cih! aku benar-benar tidak ingin terlibat lagi ke dalam masalah yang seperti ini, aku hanya menginginkan kehidupan SMA yang tenang!” gumam Kenzo di dalam hatinya.

Kenzo berniat untuk mengurungkan niatnya untuk terlibat ke dalam masalah itu namun karena dia tidak bisa menahan dirinya jika sampai melihat Chika teman lamanya itu diperlakukan dengan buruk, dia pun terpaksa mendatangi Amy di lapangan belakang sekolah.

Sesampainya di lapangan itu, Kenzo melihat Yura, Amy, dan Naomi bersama dengan dua orang laki-laki.

“Ah, dia datang,” kata Naomi,

“K-Kenzo! ada apa kau ke sini?” tanya Chika yang duduk di samping Yura.

“Huh? bukannya kau bilang kalau akan terjadi sesuatu pada Chika? ” tanya Kenzo pada Amy,

“Sayang sekali ya! ternyata kau percaya! haha!” balas Amy sambil tertawa.

“A, si gadis dengan rambut yang dikuncir ke belakang,” sapa Kenzo pada Yura dengan nada datarnya,

“B-berhenti memanggilku seperti itu sialan! namaku Yura!” balas Yura dengan raut kesalnya.

“Chika! kau boleh pergi sekarang! sampai jumpa besok ya!” kata Naomi pada Chika,

“Sampai jumpa besok! sampai jumpa besok Kenzo!” kata Chika sambil pergi meninggalkan lapangan itu.

Setelah Chika meninggalkan lapangan itu, Kenzo pun berniat untuk ikut pulang namun Yura mencegahnya.

“Kalau begitu, tidak ada yang penting di sini, aku pergi,” kata Kenzo sambil membalikkan badannya dan hendak pergi namun Yura langsung berlari ke arahnya dan mencoba untuk menendangnya.

Kenzo yang menyadari itu pun langsung menghindari tendangannya itu.

Yura pun terus mencoba untuk memukul Kenzo namun tidak ada satupun pukulannya yang berhasil menyentuh Kenzo.

"K-kenapa? kenapa aku tidak bisa sedikitpun memukulnya? apa karena aku terlalu lambat? tidak! tidak ada yang bisa menandingiku sebelumnya dalam ber-duel!” gumam Yura di dalam hatinya.

Saat Yura lengah, Kenzo pun langsung melayangkan tangannya ke wajah Yura dengan cepat namun tidak menyentuhnya.

Hal itu pun membuat Yura terkejut dan terdiam karena melihat genggaman tangan Kenzo yang berjarak hanya berapa sentimeter dari wajahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!