Seluruh siswa di kantin itu pun terkejut karena melihat apa yang dilakukan Yura kepada berandalan itu.
“D-dia mengalahkannya hanya dengan satu tendangan? dia pasti bercanda!”
Yura pun menghampiri preman yang ditendangnya itu dan menginjak kakinya dengan keras.
“Jangan ... pernah ... bermain-main denganku!” kata Yura sambil menginjak kaki preman itu dengan keras hingga membuatnya kesakitan.
Kedua teman preman itu pun tidak berani melawan dan langsung melarikan diri dari kantin itu.
“Huh, seperti biasanya ya! si cantik itu memang sangat kuat!” bisik salah seorang siswa di kantin itu pada temannya.
“Iya! aku jadi semakin menyukainya! aku rela bahkan jika harus dipukul olehnya berkali-kali!”
“Menjijikan, mati saja!” kata Yura mendengar perkataan orang itu,
“Ya ampun! sikap kejamnya itu ... aku benar-benar tidak bisa menahannya!!!” kata orang itu namun Yura langsung menghampirinya dan memukulnya dengan keras hingga dia terjatuh.
“Sudahlah! dasar sampah tidak berguna!” kata Yura sambil berjalan kembali ke kelasnya diikuti oleh kedua temannya itu Amy dan Naomi.
Saat hendak masuk ke kelasnya, Yura yang kurang fokus itu pun tidak sengaja menabrak Kenzo yang hendak keluar kelas.
“Aduh! sialan! apa masalahmu?” teriak Yura pada Kenzo,
“H-huh? bukankah itu salahmu karena tidak fokus?” tanya Kenzo pada Yura.
“Hah? kau yang tidak fokus! apa kau ingin mencari masalah denganku?” tanya Yura yang menyalahkan Kenzo,
“Ya ... terserahlah, anggap saja aku yang salah,” balas Kenzo sambil berjalan melewati Yura.
Mendengar perkataan Kenzo itu, Yura pun menjadi kesal dan hendak langsung memukul Kenzo namun Kenzo langsung dengan cepat menangkisnya dan menahan kedua tangan Yura di dinding.
“A-apa yang?”
“Sudah kubilang bukan? anggap saja aku yang salah, jadi pergilah dan jangan menggangguku,” kata Kenzo dengan nada datarnya dan berjalan meninggalkan Yura.
“S-sialan! bagaimana dia bisa menyadari seranganku secepat itu? dia benar-benar membuatku kesal!” gumam Yura di dalam hatinya.
“Y-Yura! kau tidak apa-apa? apa kau terluka? ya ampun!” kata Amy temannya itu,
"Aku tidak apa-apa, siapa dia? aku belum pernah melihatnya di sini,” tanya Yura pada Amy.
“S-sepertinya dia murid baru di sini ... aku juga tidak pernah melihatnya sebelumnya,” balas Amy,
“Tapi dia tampan juga ya!” lanjut Amy sambil tersenyum.
“Cih! aku tidak peduli!”
“A-anu! kau mau kemana? jam istirahat sudah selesai!” kata Amy yang berusaha memanggil Kenzo,
“Huh? benarkah? yasudahlah,” balas Kenzo sambil kembali ke kelasnya.
Amy dan Yura pun terkejut karena melihat Kenzo yang masuk ke dalam kelas mereka.
“A-apa dia adalah murid baru di kelas kita? wah! aku tidak menyangka kita akan kedatangan murid baru yang tampan!” kata Amy sambil menyenggol lengan Yura.
“Aku tidak peduli, aku sangat ingin menghajarnya nanti!” balas Yura pada Amy,
“Ya ampun yura! kau memang kejam sekali seperti biasanya ya! beritahu saja aku jika kau perlu bantuan untuk memancingnya pergi ke belakang gudang sekolah! hihi!” kata Amy sambil tersenyum jahat pada Yura.
Saat sedang jam pelajaran, Naomi datang menghampiri meja Kenzo untuk berkenalan dengannya.
“H-hai! salam kenal! siapa namamu?” kata Naomi pada Kenzo namun Kenzo hanya diam dan tidak menghiraukannya.
“A-anu ... aku Naomi! semoga bisa akrab!” lanjut Naomi pada Kenzo,
Kenzo pun meliriknya untuk beberapa detik lalu kembali memalingkan wajahnya dari Naomi.
“Naomi! kembali ke tempat dudukmu!” kata guru di kelas itu,
“Ya! baiklah!”
“Laki-laki itu ... cih! aku mulai membencinya! sikap sombongnya itu membuatku benar-benar ingin menghancurkan wajahnya itu!” gumam Yura di dalam hatinya.
Usai jam pelajaran, bel saatnya untuk pulang pun berbunyi.
Saat Kenzo hendak keluar dari kelas itu, tiba-tiba Yura pun menghampirinya dan menghalanginya untuk keluar.
“Hm?”
“Dengar keparat! aku mulai tidak suka dengan sikapmu itu! bagaimana jika kita berkelahi satu lawan satu? aku benar-benar ingin menghajarmu habis-habisan!” kata Yura pada Kenzo.
“Aku tidak berkelahi untuk hal yang tidak penting,” balas Kenzo sambil berjalan melewati Yura,
Mendengar jawaban Kenzo itu, Yura pun menjadi sangat kesal namun Amy dan Naomi temannya itu mencegahnya dan berusaha untuk menenangkannya.
“S-sudah Yura! biarkan saja! kau bisa menghajarnya nanti jika ada kesempatan! aku akan membantumu mencari cara! setuju? sekarang ayo kita berangkat ke tempat kerja!” kata Amy pada Yura.
“Yasudahlah, ayo!”
Sepulang dari sekolah, Yura, Amy, dan Naomi pun pergi ke tempat bekerja mereka di sebuah minimarket yang lokasinya tidak jauh dari SMA mereka tersebut.
Sementara itu,
Kenzo yang hendak untuk pulang itu pun tiba-tiba dicegat oleh beberapa orang berandalan di SMA nya itu.
“Hm?”
“Hoi! sialan! aku dengar kau telah berani menyentuh Yura? kau pikir kau siapa hah! apa kau tidak tau siapa dirinya?” tanya salah seorang berandalan itu pada Kenzo.
“Tidak tau, dan tidak penting, menyingkirlah!” balas Kenzo dengan nada datarnya namun salah seorang berandalan itu pun langsung hendak memukul Kenzo.
Kenzo yang menyadari hal itu pun menghindari pukulannya itu dengan mudah.
“S-sialan! apa kau ingin dihajar? baiklah kalau begitu! sebelum kau merasakan tangan Yura ... kau akan merasakan tanganku dulu! sialan!” teriak berandalan itu sambil berlari menuju Kenzo.
Kenzo pun hanya terus menghindari pukulan para berandalan itu dan tidak mencoba untuk menyerang balik sedikitpun.
“Ada apa dengan orang ini? kenapa dia bisa terus menangkis pukulan kami? s-sial!” kata salah seorang berandalan itu.
“Jangan buang-buang energi kalian, pergi saja dan tinggalkan aku,” kata Kenzo dengan nada datarnya,
“S-sial! jika tidak bisa ber-tiga ... maka aku harus memanggil lebih banyak orang! lihat saja nanti ... siswa baru di sini harus tau bahwa kamilah yang berkuasa di sini!” gumam berandalan itu.
Para berandalan itu pun pergi dan meninggalkan Kenzo.
“Mengganggu saja, aku ingin cepat pulang dan tidur,” gumam Kenzo di dalam hatinya.
Sesampainya di rumah, Kenzo pun langsung melepas sepatunya dan melompat di tempat tidurnya.
“Kenzo! sudah pulang? bagaimana sekolahmu? apakah menyenangkan?” tanya ibu Kenzo padanya.
“Membos- tidak, maksudku menyenangkan sekali,” balas Kenzo pada ibunya,
Kenzo ingin berkata kalau SMA barunya itu sangat membosankan baginya namun dia tidak ingin membuat ibunya khawatir.
“Baguslah jika kau betah Kenzo, apa kau sudah mendapat teman? bagaimana orang-orang di sana?” tanya ibu Kenzo padanya.
Seketika Kenzo pun mengingat kejadian yang terjadi hari ini di antara dirinya dan Yura.
“Y-ya ... orang di sana ... b-baik-baik ...” balas Kenzo dengan raut terpaksa.
“Ada apa dengan gadis itu? dia kasar sekali, ya lupakan saja! aku ingin tidur,” gumam Kenzo di dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments