Chapter 5

Hari yang dinantikan oleh semua orang sudah tiba, kecuali aku. Yah malam ini kami berada di kampus Kak Fallen.

"Fio, mana sih Kak Fallen? Katanya mau nyamperin," tanya Nana dan aku mengedikkan bahuku.

"Tunggu aja, bentar lag datang kok," balasku.

Tak lama kemudian Kak Fallen bersama temannya datang mengejutkan kami, "Maaf, sayang. Kakak ada urusan bentar, jadinya," ucap Kak Fallen.

Dan aku mengangguk pelan, agak aneh sih dengan panggilan sayang yang Kak Fallen katakan barusan.

Sedangkan Nana menertawaiku.

"Hei cantik, jomblo juga kan?" tanya teman Kak Fallen dan membuatku tertawa kecil.

Rasakan, pembalasan loh. Ucapku tanpa suara.

Nana menggeram kecil kemudian membalas teman Kak Fallen dengan senyuman tipis.

Tiba-tiba Kak Fallen menarikku pelan kemudian berbisik, "Kamu ikut Kaka, gak baik ganggu orang yang lagi pdkt," ucapnya dan aku hanya menurut.

Entah ke mana Kak Fallen membawaku pergi, kami terus berjalan sampai berada di atas panggung.

Seketika hening, kami menjadi pusat perhatian dan aku menunduk karena malu, beda dengan Kak Fallen yang biasa-biasa saja disertai dengan wajah datarnya.

"Aku mengumumkan bahwa gadis di sampingku ini adalah milikku, MINE! Kuharap kalian sudah mengerti."

Oh, tidak! Ini salah, Aku menatap Kak Fallen lekat seolah meminta penjelasannya. Detik kemudian orang-orang berbisik sambil menatapku sinis, itu hanya berlaku pada wanita di kampus ini, terkecuali Nana yang berteriak histeris dan bertepuk tangan.

Apakah Nana tidak malu seperti itu? Berteriak, bertepuk tangan, dan berlompat di tengah-tengah orang?

"Yeay, selamat melepas masa kejombloan, sayang!"

Itulah yang diucapkan Nana, dan aku menatap nanar teman Kak Fallen yang tengah menahan malu.

Tapi, aku salah. Ternyata teman Kak Fallen tersenyum dan ikut bertepuk tangan dan melompat bersama Nana.

"Romantisnya," batinku.

"Tidak usah melihat Pria lain, Fio!" geram Kak Fallen membuatku terkejut.

"Maaf, Kak."

Setelah itu Kak Fallen menarik tanganku kemudian turun dari panggung.

"Kak, kita mau ke mana?" tanyaku.

"Pulang," jawabnya singkat.

Inilah yang aku tunggu daritadi, pergi dari tempat ini secepat mungkin, tapi, tunggu dulu, Nana?

"Nana, biar Gino yang anter," ucap Kak Fallen seolah tahu apa yang aku pikirkan.

~~

"Fio, besok gak usah ke sekolah, udah Kakak izinin sama guru Kamu," ucap Kak Fallen dan aku mengerutkan keningku dan menatap Kak Fallen meminta penjelasan.

"Besok, kita buat Anak."

Mataku membulat, Kakak pasti bercanda.

"Kak, jangan bercanda. Lagipula Aku masih sekolah terus kita belum nikah, masa mau buat Anak sih?" tanyaku.

"Sekolah dan nikah urusan gampang, siap tidak siap Kamu harus nikah sama Kakak," jawab Kakak.

"Gak mau!" balasku.

Aku tidak mau harus menikah dengan Kak Fallen, lagipula kita saudara tiri, apa kata orang? Dan menikah? Itu tidak mudah.

"Tidak ada penolakan, Fio! Daripada Kakak harus menikah dengan Rene."

Bentakan Kak Fallen sukses membuatku ketakutan dan hampir menangis, mengapa Kakak tega seperti ini? Jika tidak ingin menikah dengan Rene, kan bisa ia batalkan.

"Kakak cari saja Wanita lain, Aku tidak mau. Aku punya masa depan dan perjalananku masih jauh untuk meraih itu semua, soal Kak Rene, Kakak bisa membatalkannya kan?" tanyaku dan Kak Fallen menggeleng sambil memijit pelipisnya.

"Maafin keegoisan Kakak, Kakak harus melakukannya, malam ini kita menikah! Ini cara satu-satunya untuk membatalkannya," jawab Kakak dan aku menggeleng keras.

Aku masuk ke dalam kamar dan menguncinya kemudian duduk sambil menekuk lutut.

"Ini menyakitkan, tapi belum seberapa. Aku menikah hanya sebagai objek pembatalannya saja? Tentu Aku nggak mau, lebih baik Aku kabur dari rumah ini," ucap ku.

Aku mengambil koper dan membereskan semua pakaianku serta perlengkapan lainnya.

Pelan-pelan aku membuka jendela dan keluar dari kamar tersebut kemudian  berjalan mengendap-endap.

Sayangnya, aku ketahuan.

"Jangan berani kabur dariku, Fio!" Teriak Kak Fallen.

Aku berlari secepat mungkin dan membuka pintu gerbang. Malam yang sial, aku tertangkap oleh Satpam.

"Jangan kabur Nona Fio, Tuan muda pasti marah besar," ucap Satpam tersebut tapi aku tetap meronta.

"Kak Fallen sudah marah! Dan lepasin Aku, Pak. Aku gak mau nikah sama Kak Fallen," teriakku dan Satpam tersebut terkejut tapi genggaman tangannya tetap erat.

Sampai tangan besar nan dingin mencengkram lenganku erat membuatku meringis kesakitan.

Dengan teganya Kak Fallen menyeretku masuk ke dalam rumah tanpa belas kasih.

"Aku membencimu!"

"Sayangnya Aku mencintaimu," balas Kak Fallen dengan seringaian miringnya.

~~

Terimakasih, silahkan like dan berkomentar.

Terpopuler

Comments

Fitri Ani

Fitri Ani

Dduuhhh,, gila

2020-11-20

0

Mudi Yanto

Mudi Yanto

waduh.......

2020-10-13

0

My Heart

My Heart

Wowwww

2020-07-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!