BAB~5

Seorang gadis cantik tengah berdiri di hadapan gedung perusahaan SG,ia tersenyum menyeringai menatap ketinggian puncak gedung subroto group. Gaunnya melambai-lambai di terbangkan angin, sedangkan matanya tertutup kacamata hitam. Dengan langkah pasti bak seorang model ia memasuki perusahaan SG,cuaca terik dengan hembusan angin membelai dan menerbangkan rambut sebahunya. Sebelum benar-benar memasuki gedung perusahaan sekali lagi ia mendongak menatap SG (Subroto group) yang menjulang tinggi di hadapannya. Gadis muda itu melangkah dan masuk ke dalam perusahaan Sg,tanpa hambatan yang berarti Gadis itu lolos begitu saja dan dengan tenang ia naik ke lantai atas di mana kantor petinggi perusahaan.

Bagas telah menyelesaikan meetingnya sambil menunggu kedatangan Andita, pria itu memeriksa beberapa dokumen dan menanda tanganinya. Sesekali pria itu melirik jam yang melingkari pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan jam angka 12,00 tapi Andita dan Andre belum juga tiba. Bosan menunggu Bagas menyandarkan kepala di kursi kebesarannya, karena lelah dan lapar ia tertidur begitu saja.

 Sementara itu, Andita berjalan  anggun memasuki gedung perusahaan Subroto grup.penampilannya hari ini sangat fashionable, rok model prisket warna hitam di padukan dengan kaus putih  turtleneck dan blazer warna hitam pula. semua mata menatap padanya, dari tatapan kagum hingga tatapan iri mereka tujukan pada Andita.

 Bagaimana mereka tak iri banyak gadis muda cantik dan sexy bekerja di bawah naungan Subroto group, kenapa harus Andita yang Bagas pilih. Andai Bagas menginginkan salah satu dari mereka, sudah barang tentu Bagas akan mendapatkannya tanpa syarat. Saat di lobby seorang recepsionis ingin mencegah Andita untuk naik ke lantai atas dimana kantor Bagas berada,lebih tepatnya ingin memberitahu ada seseorang di sana. namun  Andre memberi kode pada receipsionis untuk tidak  berbicara, sang asisten Bagas pun membawa  Andita masuk ke dalam lift khusus petinggi perusahaan Subroto group.

Diruangan Bagas gadis cantik menatap tersenyum penuh kerinduan,tanpa aba-aba gadis itu duduk di pangkuan Bagas yang sedang tertidur. Bagas setengah sadar saat merasakan seseorang duduk di pangkuannya refleks lengan kekarnya mendekap erat tubuh sih gadis.

 “Sayang kamu...” Kecupan dan pangutan hangat penuh kerinduan membungkam bibir Bagas.  Tubuh Bagas menengang, tubuhnya seperti mengerti bahwa ada yang berbeda dari kecupan manis yang sedang berlangsung.

“Praang...” bekal di genggaman Andita terlepas dan berhamburan di lantai.

Bagas terlonjak kaget dan membuka matanya, tapi tak melepaskan dekapan erat lenganya di pinggang ramping wanita di pangkuannya. betapa terkejutnya Bagas ketika melihat Andita berdiri bersama Andre di ambang pintu menyaksikan dirinya yang sedang bercumbu mesra, seketika Bagas mendorong tubuh wanita yang berada di pangkuannya.

“Siapa k..a..m..u”  terkejut!  “Shinee... !!

Bagas melangkahi tubuh Shinee yang terjungkal di lantai tanpa perduli, dengan langkah lebar menghampiri Andita yang masih berdiri mematung.

“Sayang..” Bagas merasa sangat bersalah pada Andita karena ulah Shinee. “Sayang biar mas jelaskan, itu tidak seperti yang kamu lihat.” Bagas memeluk Andita, dan wanita itu hanya diam membisu.

Dan, Shine berjalan mendekat dengan senyum Smirk terlukis begitu indah menghiasi wajah cantiknya, kedua tangannya bersidekap di dada menatap angkuh pada Andita.

“Halo kakak ipar, apa kabar ?” sapa Shinee.

“Wanita murahan, cih...!” Shinee meludah jijik menatap Andita.

Rahang tegas Bagas mengeras ketika mendengar perkataan Shinee barusan,ia melepaskan pelukannya dan menggenggam jemari Andita semua itu tak lepas dari pandangan Shinee.

“Jaga bicara kamu Shinee !” Bagas menatap nanar Shinee. Wajah cantik Shinee berubah pias, namun gadis itu dapat menguasai dirinya dengan berusaha bersikap tenang.

“Kenapa kak ? kenyataannya begitu kan ?” Shinee tersenyum.

“Pergi kamu dari sini !!” usir Bagas.

Sedangkan Shinee sedikit pun tidak bergeming, ia tetap berdiri santai di sana.

“Keluar....!!” suara Bagas menggema membahana di perusahaan Sg.

Andre yang tadinya terdiam bingung melihat kejadian mengejutkan itu,tanpa perintah dengan sigap membawa Shinee keluar ruangan Bagas, Shinee menepis tangan Andre.

“Biarkan aku berjalan sendiri !” dengus Shinee. Shinee berbalik ke meja Bagas mengambil tasnya di sana, lalu berjalan menuju pintu. Sebelum benar-benar keluar ia menoleh dan menatap tajam punggung Andita, “Ini baru pemula Andita” Bisiknya dari balik tubuh kaku Andita.

Bagas membawa Andita duduk dan memberikan air mineral padanya, Andita menyambar air di tangan Bagas dan meminumnya hingga tandas. Mata Andita menatap tajam Bagas, menghunus bagai pedang yang menghujam tepat di jantungnya.

“Apa yang mas lakukan dengannya ?” tanya Andita datar.

“Sayang percaya sama mas. mas tidak tau kenapa ada Shinee di sini, mas kira tadi itu kamu. Mas juga tidak mengerti kenapa dia melakukan itu, percayalah mas tidak melakukan apapun terlepas dari apa yang kamu lihat.” Jelas Bagas sungguh-sungguh dengan raut wajah bersalah dengan sangat.

Andita menatap Bagas,tatapannya sulit di artikan tanpa menangis tanpa pergerakan apapun. 

“Dita mau pulang sekarang.” Ungkapnya lirih, lalu berdiri. Tubuh Andita limbung dan nyaris terjatuh, dengan sigap Bagas menangkap tubuh mungil yang tengah rapuh itu kedalam pelukannya.

“Ayo mas antar,” Andita menggeleng. “Tidak perlu mas, selesaikan urusanmu dengan Shinee.” Andita meninggalkan Bagas yang mematung bingung.

Andita menekan tombol lift setelah menunggu sesaat pintu lift terbuka, segera masuk dan tubuhnya meluruh begitu saja di dalam tabung besi itu. Akhirnya  air matanya tumpah jua, kecewa dan terluka menjadi satu. Baru saja lukanya mengering hari ini luka itu kembali menganga dan berdarah, Andita meringkuk di sudut lift dengan wajah tertunduk di antara lututnya. Beberapa pasang mata menatapnya, tanpa Andita sadari pintu lift sudah terbuka sejak tadi.  Bagas yang yang menyusul melalui lift karyawan celingukan kesana kemari mencari sosok Andita, di sudut lobby tepat di depan lift khusus untuk nya,  Bagas melihat beberapa karyawan yang tengah berkerumun. Bagas berlari ke arah karyawan yang sedang bergerombol, melihat big bos datang mereka memberikan akses baginya.

Tak menghiraukan  anggapan dan tatap penuh tanya dari karyawannya, Bagas  menggendong Andita dan membawanya ke mobil. Perempuan rapuh dalam gendongannya tak merontah sedikitpun, hanya deraian air mata yang mewakili rasa kecewa di hatinya.

“Sayang...maafin mas, mas tidak melakukan apapun seperti yang kamu lihat. Mas mohon jangan seperti ini jangan berpura-pura kuat, keluarkan apa yang ada di hatimu. Mas tau kamu pasti sangat kecewa dan terluka, tapi sungguh mas tidak melakukan itu. Kamu berhak marah, tapi satu hal yang mas pinta jangan tinggalin mas lagi ya.” Mohon Bagas setelah mendudukkan Andita di kursi penumpang. Bagas menatap tak tega wajah sedih dan kecewa Andita dan menghapus deraian air matanya, hatinya ikut merasakan apa yang di rasa sang kekasih saat ini. 

Bagas juga pernah berada di posisi Andita, terluka dan kecewa. sumbernya adalah perempuan di hadapannya saat ini. kecewa dan terluka, dia paham betul seperti apa rasanya. karena itulah, ia merasa bersalah dan sedih melihat Andita.

“Mas akan membuktikan semuanya, bahwa mas tidak melakukan apapun pada Shinee. Bahkan mas tidak tahu sama sekali kapan dan kenapa Shinee bisa berada di kantor mas.” Bagas terus menjelaskan pada Andita meskipun tak ada respon apapun dari wanitanya.

Mobil Bagas melaju meninggalkan perusahaan Subroto group, kalau boleh jujur hati Bagas sangat tak tenang. Bukan khawatir soal Shinee, ia justru trauma pada kejadian masalalu di mana Andita meninggalkannya tanpa penjelasan apapun. Bagas melirik perempuan di sampingnya, matanya sembab tak mungkin  membawa Andita pulang kerumah orang tuanya dalam keadaan kalut seperti itu, yang ada nanti akan menimbulkan masalah baru. Mengingat Brata sangat overprotektif terhadap Andita, Bagas tak mau menerima kemarahan yang jelas-jelas tak ia lakukan.

Mobil Bagas melaju ke arah rumah pribadinya, di sana Andita bebas mau berteriak bahkan memarahinya sekalipun tanpa harus takut orang lain mengetahui masalah mereka. Setelah memarkir mobilnya, Bagas turun dan mengendong  Andita ke dalam rumah pribadinya. Sepanjang perjalan hingga tiba di rumah megah Bagas,Andita hanya diam meskipun dirinya sadar kemana Bagas membawanya.

...----------------...

jangan lupa like, vote dan tap ❤️.

Terpopuler

Comments

martiana. tya

martiana. tya

kalo konflik terus kapan Bagas Ama Dita bahagianya

2021-10-20

0

Juliah Taslim

Juliah Taslim

ujian datang deh

2021-09-03

0

Yasmien Khan

Yasmien Khan

hmm Shinee mau bls dendam nih ceritanya

2021-08-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!