Bab 4

Keesokan paginya, hari ini ada rapat seluruh petinggi perusahan. Dari direktur utama, wakil direktur, jajaran direktur keuangan, SDM, para manager untuk membahas misi perusahaan.

Hari ini Arya datang lebih awal di ruang rapat karena dia ingin mempersiapkan diri, karena dia belum tahu seperti apa rapat di kantor pusat Wijaya Group.

Tak berapa lama masuklah Isyan ke ruang rapat dan berjalan menuju kursi direktur utama yang berada di ujung tengah.

Saat melangkah tak sengaja hak sepatu Isyan tersandung kabel LCD.

Hal itu membuat Isyan hampir jatuh tersungkur. Dengan cepat Arya bangkit dari kursi dan langsung menangkap tubuh Isyan dari depan.

Tubuh mereka saling bersentuhan wajah mereka hanya berjarak lima cm, mata saling menatap dalam nafas saling beradu.

Jegleg...

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka yang memecahkan keheningan keduanya. Isyan dan Arya langsung membenarkan posisi berdiri dan agak memberi jarak.

"Selamat pagi Bu..."sapa para pegawai peserta rapat.

"Ya pagi..."balas Isyan lalu duduk di kursinya dan sedikit melirik Arya.

Arya masih diam mematung merasakan jantungnya berdegup kencang.

"Hei Arya duduk"tegur Dion yang menyadarkan lamunan Arya.

"Eh iyaa maaf"ujar Arya lalu duduk.

Rapat pun dimulai.

Sekitar dua jam rapat berlangsung dan akhirnya selesai.

"Baik terima kasih semuanya kalian bisa kembali"ujar Isyan.

Lalu para peserta rapat satu persatu keluar dari ruang rapat. Arya keluar terakhir.

"Arya..."panggil Isyan sambil berdiri.

"Iya Bu..."jawab Arya.

"Makasih..."ujar Isyan singkat dengan wajah datar lalu pergi.

Arya diam sejenak lalu memegangi dadanya

"Untung dia nggak denger suara jantungku. Bisa malu aku"ujar Arya.

Malam pun tiba, keluarga Wijaya akan makan malam.

Sedangkan Dion turun dari lantai dua, dan melangkah menuju ruang makan, api tidak duduk bersama keluarga.

"Kamu mau kemana Yon?"tanya Sinta.

"Dion mau makan di luar Mah, sama temen Dion"ujar Dion.

"Temen apa temen"ledek Ratih.

"Temen Tante. Cowo kok. Ya kali Dion hombreng"ujar Dion.

"Lah kamu juga nggak punya cewek ya gimana..."

"Ssst...diem deh Syan, nggak usah kompor"ujar Dion memotong perkataan Isyan.

"Ya sudah hati-hati ya Yon"ujar Rama.

"Oke Pah. Semuanya aku pergi dulu ya"ujar Dion lalu pergi.

Dion langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumah. Setelah 20 menit perjalanan, Mobil Dion berhenti di sebuah restoran yang cukup mewah dan ramai.

"Prada Resto"lirih Dion saat membaca papan nama restoran itu.

Lalu Dion masuk ke dalam restoran itu.

"Hei Dion"sapa seorang pria yang tak lain Arya.

"Weh Arya, sorry aku telat"ujar Dion.

"Santai aja sih. Aku juga baru kelar masak"ujar Arya.

"Masak? Kamu bisa masak? Masa sih?"tanya Dion tidak percaya.

"Ya udah nggak usah banyak tanya duduk dulu sini"ujar Arya mempersilahkan Dion duduk.

Lalu Arya pergi sebentar membawa baki berisi makanan yang akan diberikan pada Dion.

"Khusus buat kamu, aku yang masak"ujar Arya menaruh piring di meja lalu duduk di samping Dion.

"Wah jadi penasaran"ujar Dion lalu mencicipi makanan itu.

Dion melotot sambil mengunyah.

"Gila ini enak banget sih Ar. Emang kamu kakak kelas terbaik" ujar Dion makan dengan lahapnya.

"Sante aja Yon,nanti keselek deh"ujar Arya.

Baru berucap tiga detik Dion langsung tersedak.

Arya pun memberi Dion minum.

"Kan ngeyel sih sama orang tua haha"ujar Arya tertawa.

"Ya maap Ar"ujar Dion dengan wajah memerah.

"Oh ya Ar, boleh nggak aku bawa pulang makanan yang lain. Soalnya aku nggak mungkin ngabisin makanan sebanyak ini"ujar Dion memandangi beberapa piring yang belum dia sentuh makanannya.

"Boleh dong. Pelayan tolong bungkus makanan ini"ujar Arya memanggil pelayan.

"Baik pak"ujar pelayan wanita sambil membawa piring yang masih utuh makanannya.

"Oh ya Ar, kenapa nama restorannya Prada Resto?"tanya Dion penasaran.

"Prada itu singkatan nama papah Yon, tapi dibalik. Nama papah kan Angga Praditya tapi dibalik jadi Praditya Angga, terus digabungin jadi Prada"jelas Arya.

"Oh begitu. Keren ya restoran ini, gila sih terkenal banget. Oh ya bisa nih restoran kamu jadi jasa katering buat makan siang karyawan di perusahaan. Soalnya aku bosen sama jasa katering yang sekarang. Nggak enak soalnya"ujar Dion.

"Ya boleh boleh aja. Nanti biar aku omongin deh sama papah"ujar Arya.

"Sip deh"ujar Dion.

"Pak ini makanannya"ujar pelayan wanita memberikan dua bungkus kantong platik putih.

"Ya udah Ar, aku balik sekarang aja deh udah malem soalnya"ujar Dion.

"Oke hati-hati ya. Thank you udah mau mampir"ujar Arya menepuk bahu Dion.

"Aku yang makasih kali. Udah ditraktir"ujar Dion sebelum meninggalkan restoran untuk pulang.

"Arya...kamu habis ketemu siapa?"tanya seorang pria paruh baya yang tak lain Angga Praditya ayahnya Arya.

"Itu Dion Rama Wijaya, Pah. Adik kelas Arya waktu kuliah di Singapura"ujar Arya.

"Nama belakangnya apa? Wijaya? Dia keluarga Kusuma Wijaya?"tanya Angga kaget.

"Iya Pah"ujar Arya.

"Dan kamu satu kantor sama dia?"tanya Angga.

"Iya Pah. Bahkan Sion nawarin kalo restoran kita jadi jasa katering di perusahaan buat ngurusin makan siang karyawan disana"ujar Arya.

"Wah bagus dong. Ini kesempatan bagus. Papah bakal siapin semuanya"ujar Angga senang.

Jam menunjukkan pukul 10 malam. Isyan masih sibuk dengan laptop dihadapannya tiba-tiba perut Isyan bunyi

"Astaga Isyan..."celoteh Isyan memegangi perutnya.

Isyan pun beranjak dari kamar dan pergi ke dapur.

"Kira-kira makanan apa yang disimpen sama bibi ya?"tanya Isyan membuka isi lemari.

"ISYAN!!"tegur seseorang.

Isyan tersentak karena terkejut mendengar suara itu.

"Astaga Dion Rama Wijaya. Ngagetin aja nggak bisa pelanan dikit apa"omel Isyan.

"Lah kamu ngapain tengah malem di dapur kaya maling di rumah sendiri"ujar Dion mendekat.

"Lembur bikin laper"ujar Isyan.

"Kebetulan aku kan habis makan nih di restoran temen dibawain deh makanan sama dia"ujar Dion membuka kantong plastik itu.

"Coba itu dimakan"ujar Dion.

Isyan mengambil sendok lalu mencicipi makanan dari Dion.

"Ih kok enak sih"ujar Isyan merasa ketagihan lalu menghabiskan satu bungkus sterofoam.

"Kamu tuh laper apa doyan?"tanya Dion.

"Dua duanya"ujar Isyan.

"Ya udah lah sisa makanannya disimpen kulkas aja buat besok"ujar Dion.

"Ya udah simpen aja. Aku mau lanjut kerja"ujar Isyan pergi.

"Ya elah kerja mulu, dasar!"gumam Dion

Terpopuler

Comments

Rabaniyasa

Rabaniyasa

hi thor, aku mampir lagi nih..
bawa like n coment biar tetap semangat🤗 terimakasih sudah saling mendukung..

2020-06-06

0

Ari Anggriyani

Ari Anggriyani

Suka ❤️

Terus semangat ya thor,,,

Yukz, readers silahkan mampir di karya ku "Secercah Cahaya Untuk Raina"

Sama-sama saling suport ya 😁🙏

Terimakasih 😘

2020-05-31

1

Nur Afifah Pulungan

Nur Afifah Pulungan

udah mampir yaa kk

2020-05-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!