Pada dekade 1970an, dunia organisasi kejahatan di bangsa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Munculnya organisasi-organisasi baru yang dengan pongahnya memperkenalkan diri mereka menebar teror bagi masyarakat. Entah karena masih muda dan belum berpengalaman, kegiatan organisasi ini lebih banyak berkutat pada hal-hal yang berbau kekerasan seperti pemalakan, perampokan dan pembunuhan. Bisnis yang mereka jalani seperti perjudian, prostitusi, jasa penagihan hutang atau tukang pukul juga tidak dijalankan dengan ‘cantik’. Pada masa inilah istilah ‘premanisme’ mulai tenar.
Perkembangan yang pesat ini dipengaruhi oleh kesibukan pemerintah mengurus pembangunan yang sedang mulai berkembang. Lalu berbagai isu politik yang membangkitkan berbagai kerusuhan dan gerakan-gerakan separatis membuat masalah premanisme ini diacuhkan. Film-film tenar yang mengangkat tema Mafia juga menginspirasi banyak anak muda untuk terjun ke dunia gelap itu.
Chaos dan De Duivel, dua organisasi kejahatan terbesar yang sudah lama eksis, juga terkena imbasnya. Persaingan yang sudah mengurat akar di antara mereka semakin membara di dekade ini. Hampir setiap hari terjadi perseteruan yang tak jarang menyebabkan pertumpahan darah di antara anggota mereka.
Hingga pada tahun 1982, pemerintah mengambil tindakan ekstrim. Para penembak misterius disebar di berbagai lokasi yang rawan dengan kegiatan premanisme. Menurut data, ada ribuan korban meregang nyawa, mungkin lebih jika dihitung beberapa korban yang di’buang’ di tempat yang tak diketahui.
Operasi tersebut dilakukan beberapa tahun dan efektif menekan tingkat kejahatan akibat organisasi kejahatan sampai di angka sembilan puluh persen. Hampir semua organisasi kejahatan membubarkan diri karena ketakutan. Hanya Chaos dan De Duivel yang mampu bertahan.
Namun melalui peristiwa itu mereka belajar dua hal. Pertama, jadikan pemerintah sebagai ‘rekan’. Kedua, tindakan kekerasan yang dilakukan secara terang-terangan hanya akan dijadikan alat bagi pemerintah untuk menekan mereka.
Sejak saat itu mereka mulai mendekati pemerintah. Bahkan kedua organisasi itu memiliki andil yang besar terhadap era koruptif di pemerintahan bangsa ini. Dan meski belasan tahun kemudian rezim tersebut tumbang, mereka tetap menancapkan cakar di pemerintahan yang baru, tentunya dengan cara yang menyesuaikan kondisi pemerintahan dan masyarakat yang ada.
Perubahan lainnya adalah Chaos dan De Duivel bersepakat untuk tidak saling serang. Mereka sadar, perseteruan hanya akan merugikan mereka dan bisa dimanfaatkan oleh pihak lain, terutama oleh pemerintah. Untuk itu, maka terciptalah apa yang mereka sebut ‘kode etik’.
Jika ada anggota mereka yang menyerang pihak lawan, maka mereka memiliki kewajiban untuk menyerahkannya pada lawan, atau mengeksekusinya sendiri di hadapan lawan. Mereka menyebut anggota seperti itu dengan nama Kotoran. Selama puluhan tahun tradisi itu dijalankan. Meski belum pernah kejadian, mereka sadar jika mereka berusaha melindungi Kotoran, meskipun ia adalah orang penting bagi organisasi, mereka akan dirugikan. Isu bahwa mereka bermain kotor akan dimanfaatkan lawan untuk mendapatkan dukungan dari pihak lain. Hal itu tentu akan sangat berbahaya bagi organisasi yang memiliki Kotoran.
Maka, pembunuhan cucu pimpinan De Duivel merupakan peristiwa yang besar bagi kedua belah pihak. Semua telunjuk mengarah pada Chaos mengingat beberapa waktu yang lalu terjadi ketegangan di antara mereka terkait perbedaan kepentingan berkaitan penetapan regulasi migas baru-baru ini. Untuk itu, jika Chaos tidak menemukan pembunuh yang sebenarnya, mereka harus bersiap menerima resiko yang tidak sepele.
Hades duduk merenung di ruang kerjanya. Asap mengepul dari cerutu yang ia biarkan menyala tanpa dihisapnya sejak beberapa menit yang lalu. Pikirannya dipenuhi adegan-adegan yang terjadi sepanjang rapat tadi. Otaknya yang masih cukup tajam untuk orang seusianya itu juga membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa yang akan datang.
Tiba-tiba pintu terbuka. Seorang wanita cantik mengintip ke dalam sebelum ia menemukan Hades dan melangkah masuk. Ia memang memiliki kebiasaan seperti itu ketika hendak masuk ke sebuah ruangan. Hades menganggapnya sebagai sesuatu yang menggemaskan dan bagaimanapun situasi dan kondisinya, jika wanita itu melakukannya, ia pasti akan tersenyum.
“Sibuk? Bolehkah aku masuk?” tanya wanita itu dengan lembut.
Hades tak mungkin mengusir Persephone. Justru wanita itu yang ia rindukan ketika sedang mengalami tekanan yang cukup berat seperti saat ini. Meski Persephone terlihat seperti wanita pesolek kebanyakan –cantik paras namun kapasitas otaknya kecil– ia selalu bisa memberikan ketenangan, bahkan tak jarang menginspirasi Hades untuk menemukan jalan keluar yang sebelumnya tak bisa ia temukan.
“Bagaimana dengan rapat tadi, Sayang?”
“Lebih kacau daripada yang kukira. De Duivel bergerak cepat melakukan provokasi ke beberapa pihak untuk merusak citra Chaos. Banyak yang bersimpati dengan mereka dan sebaliknya dengan Chaos. Mereka hanya menunggu momen yang tepat untuk menyerang kita. Jika itu terjadi, akan ada perang besar. Ares dan beberapa pimpinan mulai mencari dukungan dari pihak yang selama ini punya masalah dengan De Duivel. Sayangnya tidak banyak,” ujar Hades dengan wajah putus asa. Ia menarik nafas panjang sebelum melanjutkan ceritanya. “Dan saat ini Dunia Bawah sedang ditekan. Kita harus segera menemukan pembunuh bocah itu.”
Persephone membaca guratan frustrasi dari kekasihnya itu. Ia mencoba memilih kata yang tepat untuk diucapkan seraya membelai tangan Hades. Pria dengan brewok putih itu tersenyum. Belaian Persephone berpindah ke rambutnya yang juga sudah memutih. “Percayalah pada Lamia. Ia pasti akan segera menemukan pembunuhnya. Meski kau tidak terlalu akrab dengannya, kau tidak bisa menyangkal reputasinya yang sudah diakui di organisasi.”
Hades sangat mencintai istrinya. Baginya, satu kata motivasi dari Persephone seperti seribu senjata di tangannya. Memang, hubungan mesra mereka telah terkenal di kalangan anggota Chaos. Tak peduli di mana, mereka tak pernah segan untuk mengumbar kemesraan. Jika melihat hubungan mereka sekarang, tak ada yang menyangka bagaimana semua itu berawal.
Dulu Persephone menikah muda dengan seorang pegawai kantor. Meski hidup sederhana, mereka bahagia dan penuh cinta. Persephone, yang memiliki nama asli Mariana, membuka sebuah toko bunga kecil. Semuanya berubah ketika tanpa sengaja ia bertemu dengan Hades. Saat itu Hades yang seumur hidupnya tak pernah menjalin hubungan asmara, langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia terpesona melihat kecantikan dan keramahan Mariana.
Hades adalah Hades. Ia selalu berusaha mendapatkan apa yang ia inginkan. Baginya, filosofi cinta tak harus memiliki hanyalah omong kosong. Tanpa sepengetahuan Mariana, Hades membunuh suaminya dan membuatnya seperti sebuah kecelakaan. Ia juga membuat surat utang palsu sehingga dalam sekejap seluruh harta yang ia punya harus lenyap, termasuk toko bunganya. Hades juga ‘menculik’ wanita itu sehingga hubungan dengan keluarganya putus.
Awalnya Mariana tidak terima dengan ‘penculikan’ itu. Ia tidak ingin menjalin hubungan dengan lelaki lain mengingat suaminya baru saja meninggal dan ia sedang dirundung banyak masalah. Apalagi ia sama sekali tak mencintai Hades. Namun entah bagaimana, Mariana mulai menerima Hades dan mengganti namanya menjadi Persephone.
Perasaan Hades sedikit lega mendengar semangat yang diberikan sang istri. Ia tidak terlalu mengenal Lamia. Yang ia tahu, wanita itu pernah membunuh lima anggota elit pasukan Dunia Bawah sebelum masuk ke organisasi ini. Hades hampir membunuhnya, namun dihentikan oleh seseorang. Bahkan orang itu mengusulkan agar wanita muda yang akhirnya diberi julukan Lamia itu dijadikan anggota Dunia Bawah.
Ia tidak terlalu mengenal Lamia, tapi saat ini ia berharap wanita itu melakukan tugasnya sesuai dengan yang Hades inginkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Kustri
tega BGT kau, Hades...
apa jd'a klu Mariana tau kau yg membunuh suami'a 😩
2023-05-13
0