"Bang Al tunggu," Sally menghadang langkah kaki Aldo.
"Sally kamu apa- apaan sih, Meisya bisa melihat kita tau." Aldo menarik tangan Sally agar tidak terlihat oleh Meisya yang sedang berjalan keluar dari pabrik.
"Aku tidak peduli Al, kamu sekarang sudah mengabaikan ku dan lebih perhatian pada cewek gendut itu ketimbang aku," Sally menangis.
"Sayang, bersabar lah. kita tidak boleh kehilangan kesempatan emas ini. jika aku berhasil menikahinya semua ini akan menjadi milik kita." bujuk Aldo, sehingga ampuh menyenangkan Sally dalam waktu sekejap.
"Benararan bang." membulat kan matanya tidak percaya.
"Sejak kapan aku berbohong sayang." mengelus dagu Sally.
"Sayang cepat pergi, seperti nya Meisya melihat kearah kita," Ucap Aldo cemas, sementara Sally langsung bersembunyi.
"Bang Al, Meisya seperti melihat Sally disini, ngobrol bersamamu." Ucap Meisya penasaran karena begitu dia sampai Sally sudah tidak kelihatan.
"Oooo itu dia kebetulan lewat, dan memberi selamat atas pertunangan kita, meskipun sudah terlambat." 'elak Aldo.
Melihat reaksi Meisya yang masih penasaran, Aldo pun berniat mengalihkan perhatian Meisya dengan mengajaknya jalan-jalan menikmati keindahan bukit yang sering disebut sebagai bukit Asmara, dia akan berjanji untuk meyakinkan perasaan Meisya agar benar-benar yakin, jika Aldo sangat mencintai nya. rencana ini sudah dipikirkan dari semalam oleh Aldo, Setelah berjanji dihadapan kedua orang tua Meisya, maka sekarang dia akan bersumpah untuk mencintai dan menjaga Meisya untuk selamanya.
"Wwwaaaa... benar-benar pemandangan yang indah," Meisya menentang kan tanganya menikmati udara bersih perbukitan.
"Meisya sayang," Ucap Al sambil mengeluarkan sebuah cincin, yang sengaja dia beli semula untuk Sally, tapi karena terdesak dia memberikan pada Meisya.
"Ya bang," Ucap Meisya sudah tidak sabaran lagi.
"Sayang, terimalah tanda cinta dari Abang, meskipun tidak kuat dijari manis mu ini. tapi dijari kelingking pun tidak kalah cantik jika kamu yang memakai nya." goda Aldo sambil memasangkan cincin di kelingking Meisya.
"Terimakasih abang, Meisya begitu bahagia." Ucap nya terharu.
Aldo pun berjanji pada Meisya, sambil memegang kedua jemari montok Meisya yang sudah terpasang cincin. yang dulunya sering dikatakan Aldo seperti jari jemari gajah dihadapan teman-temannya.
“Meisya sayang, Abang sangat mencintaimu dan menerima dirimu apa adanya. Abang ingin kita terus bersama selamanya tanpa saking menyakiti. abang berjanji akan selalu setia dan menyayangi mu. walaupun ada orang ketiga yang akan menggoyahkan cinta kita, Abang tidak akan pernah berpaling darimu sayang.
Tanpa dirimu hidup Abang tersa hampa, Meisya kamu bagaikan oksigen yang membuat abang bisa bernafas, dan akan kehilangan bahkan bisa mati jika kamu meninggalkan Abang. Meisya Salvina berjanji lah, jika kamu juga tidak akan meninggalkan abang, hingga rambut ini tidak hitam lagi.” Ucap Aldo dengan sungguh-sungguh. disaksikan alam yang seakan-akan ikut memberikan restu pada setiap ucapan Aldo.
"Iya bang, Meisya juga berjanji akan setia dan terus mencintai Abang selama nya," balas Meisya.
Demi mengingat janji-janji manisnya, Aldo mengajak Meisya melukis nama mereka berdua disebuah batu. bukti jika mereka pernah berjanji ditempat ini.
Merasa sudah mantap dengan kepuasan masing-masing, Akirnya tibalah masa dimana mereka akan melaksanakan pesta pernikahan. papa Meisya tidak tanggung-tanggung, pesta mewah pun dilangsungkan. meskipun Devan kakak angkat Meisya tidak bisa hadir mengingat dia sedang mengadakan rapat besar di Dubai.
Mama Devan Gea, sangat antusias menyambut pernikahan putranya, dia seakan mendapatkan durian runtuh. Bisa berbesanan dengan keluarga terkaya didaerahnya, meskipun banyak yang mencibir jika dia dan anaknya hanya mengincar harta Meisya saja. namun Gea tidak peduli yang penting kehidupan nya segera berubah, mengingat suaminya yang hanya buruh pabrik biasa.
Dengan bangga, Gea dengan sifat angkuhnya dia memamerkan perhiasan dan pakaian bagus yang akan dikenakannya diacara pesta pernikahan Aldo dan Meisya nantinya.
Meskipun mendapatkan cemooh dari teman-temannya yang mengatakan dia dan anaknya gila harta, Gea tidak peduli. Yang penting sekarang kehidupan mereka akan segera berubah.
"Kalian lihat saja, setelah anakku berhasil menikah dengan Meisya. hidup kami akan berubah, kalian tidak akan bisa menghina keluarga kami lagi." gumam Gea
Pernikahan Meisya dan Aldo berlangsung meriah dan sangat megah, dihadiri kolega bisnis dan para karyawan perkebunan dan pabrik ikut memeriahkan dan menyaksikan kebahagiaan pasangan pengantin baru tersebut.
“Sayang aku sangat bahagia sekali.” Ucap Meisya dengan balutan pakaian pengantin yang senada dengan warna kulit nya, sambil duduk manis dikursi pelaminan mereka. sambil sesekali Meisya terseyum ramah disela-sela menyambut salam dari para tamu yang memberikan selamat atas pernikahan mereka.
“Aku juga begitu Sayang.” Ucap Aldo yang lebih memilih mengedarkan pandangannya pada para tamu, mencari sosok cantik Sally yang ikut ke pesta mereka.
"Semoga saja Sally tidak datang ke pesta pernikahan ku ini," gumam Aldo.
Sementara itu, Sally lebih memilih menyembunyikan wajahnya dibalik tirai, dia tidak sanggup menyaksikan pria yang sangat dicintainya itu memilih menikahi wanita lain.
“ Meisya, untuk saat ini aku mengalah padamu, tapi ingat suatu saat aku akan membalas dan merebut kembali bang Al. Bahkan pembalasan ku lebih kejam dari apa yang telah kamu perbuat sekarang.” Gumam Sally sambil menahan isakan tangisnya.
“Sebaiknya aku segera pergi, sebelum orang-orang disini mencurigai kehadiran ku.” Sally pergi begitu saja meninggalkan pesta pernikahan Meisya dan kekasihnya Aldo.
Dalam kamar pengantin yang sudah didekorasi seindah dan semewah mungkin, Meisya dengan Jantung deg-degan menunggu kedatangan Aldo yang masih Asyik ngobrol dengan kedua sahabatnya Rama dan Rangga. Satu jam, dua jam berlalu Aldo belum juga kembali. Hingga akirnya Meisya tertidur menunggu kedatangannya.
"Bang Al kenapa lama sekali," Meisya kembali terbangun, tapi yang dinanti-nantikan belum juga datang menemaninya tidur di kekamar pengantin yang sudah dihias seindah mungkin.
Setelah capek ngobrol dengan teman-temannya, Aldo baru kembali kekamar pengantin mereka. dia tersenyum senang begitu sampai dikamar, Meisya sudah tertidur pulas.
"Malam ini aku selamat untuk tidak menyentuh tubuh Meisya, besok-besok aku harus cari alasan yang tepat. gairah ku benar-benar hilang melihat bentuk tubuhnya yang seperti ini." Aldo tersenyum sinis melihat bentuk tubuh Meisya.
Malam-malam berikutnya, Setiap Meisya ingin bermesraan dengan suaminya itu, Aldo selalu mencoba menghindari dengan berbagai alasan. Dia hanya meladeni berciuman dan pelukan.dan tidak pernah lebih dari itu, alasannya dia belum siap mengingat benda pusaka nya sering kesakitan. Sejak dia jatuh dari motor dulu. Dan Aldo selalu membujuk Meisya untuk bersabar sampai dia benar-benar sembuh dan siap.
"Iya Bang, Meisya akan selalu menunggu sampai Abang benar-benar sembuh, karena kita telah berjanji untuk selalu menyayangi dan menerima keadaan masing-masing, Meisya sangat mencintai Abang." Ucap Meisya.
"Terimakasih sayang," Aldo membawa Meisya kedalam pelukannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
᪙ͤᵉᶜ✿Veranita
kok nama meisya sering typo sih kak author, "berliana".di bab sebelumnya juga ditulis "berli"🙄
2021-08-27
0