Waktu terus berjalan. Mengiringi roda kehidupan yang terus berputar. Menggelinding dan terus berputar tak kita tahu arah dan tujuannya.
Setelah perkenalan Kayla dan Richard hari itu, Richard benar-benar menepati perkataannya. Ia mengirimi email Kayla. Kayla pun dengan senang hati membalas pesan-pesan dari Richard. Dan dari sanalah kedekatan mereka dimulai.
Mereka mulai saling lebih mengenal satu sama lain. Kayla seperti menemukan sosok kakak laki-laki pada Richard. Dia yang merupakan anak tunggal, sungguh senang jika memiliki teman dekat baru.
...****************...
Enam bulan telah berlalu. Kayla kini sudah menjadi mahasiswa di sebuah universitas negeri di Kota Jogja. Ia lulus SMA dengan nilai terbaik dan juga lulusan terbaik di kotanya.
Kayla kuliah di jurusan administrasi perkantoran bersama sahabatnya, Nessa. Siang itu, Kayla dan Nessa baru saja menyelesaikan kuliahnya. Mereka berniat jalan-jalan di mall sebelum pulang.
"Kayla!" panggil seorang laki-laki.
Kayla dan Nessa langsung mencari siapa orang yang memanggil. Mata Kayla menangkap sesosok laki-laki yang tak asing. Ia sedang melambaikan tangan padanya.
"Richard?" gumam Kayla. "Richard!" Kayla berteriak girang memanggilnya sambil membalas lambaian tangannya.
Richard pun tak kalah bahagia bisa bertemu dengan Kayla. Richard sengaja datang ke kampus dimana Kayla berkuliah untuk memberinya kejutan. Dia tak mengatakan pada Kayla jika dia akan berkunjung ke Jogja. Dia lantas berjalan menghampiri Kayla dan Nessa.
"When are you coming Ri?" (Kapan kamu datang Ri?) tanya Kayla dengan senyuman bahagia ketika Richard sampai dihadapannya.
"Surprise! Aku sengaja memberimu kejutan hari ini." Jawab Richard dengan senyuman yang menambah tampan wajahnya itu.
"Kamu bisa bahasa Indonesia sekarang?" Kayla dan Nessa terkejut ketika mendengar Richard berbicara bahasa Indonesia dengan sedikit terbata-bata tapi cukup lancar.
"Sedikit. Aku masih belajar Kay." Jawab Richard Jujur.
Sejak kepulangan Richard dari Indonesia dan berkenalan dengan Kayla, Richard sengaja belajar bahasa Indonesia di tengah kesibukannya. Demi kenyamanan Kayla jika berbincang dengannya.
"Kay, kenalin!" Bisik Nessa di telinga Kayla.
"Oh iya. Ri kenalin, ini Nessa sahabatku. Dan Nes, ini Richard, yang pernah aku ceritain ke kamu." Kayla mengenalkan Nessa pada Richard dan sebaliknya.
Nessa dan Richard pun bersalaman dan saling memperkenalkan diri.
"Apa kalian sudah selesai kuliah?" tanya Richard.
"Sudah Ri." Jawab Kayla.
"Maukah kalian jalan-jalan sebentar?" tawar Richard.
"Tentu. Kami juga mau jalan-jalan." Jawab Nessa tiba-tiba. Kayla menatap aneh pada Nessa.
"Baguslah. Mari jalan-jalan sebentar. Kita pakai mobilku saja!" ajak Richard.
"Kau bawa mobil sendiri?" tanya Kayla.
"Tidak. Aku bersama pengawal sekarang." Jawab Richard. "Itu disana! Ayo!"
Richard pun berjalan kembali ke tempat di mana tadi ia menunggu Kayla. Ada dua mobil dan empat orang pengawal di sana.
"Kay, Richard itu siapa sih? Kok pakai pengawal segala." Tanya Nessa bingung. Kayla pun belum tahu jelas siapa Richard sebenarnya. Ia hanya tahu, namanya Richard dan dia bekerja sebagai pengelola hotel.
"Ri, kenapa kamu selalu bersama pengawal?" tanya Kayla sembari berjalan.
"Untuk keamanan Kay." Jawab Richard singkat.
"Apa kamu punya musuh?"
"Bukan musuh Kay, saingan lebih tepatnya. Maka dari itu aku pakai pengawal."
"Emang kamu kenapa sih Ri kok sampai punya banyak saingan?"
"Tidak ada apa-apa. Tapi ini resiko Kay."
"Maksudnya?" Kayla semakin bingung.
"Kamu masih belum mengenaliku?" Richard menghentikan langkahnya tepat di samping mobilnya.
Kayla dan Nessa saling berpandangan. Mereka berusaha mencerna kata-kata Richard. Kayla lantas menggelengkan kepalanya.
"Kamu bisa mencarinya di internet. Namaku Richard Alexander. Atau kau bisa mencari tahu tentang A.X Hotel." Jelas Richard.
Kayla segera mengambil ponselnya. Ia mencari informasi tentang Richard di internet. Nessa pun ikut melirik ponsel Kayla.
Mata Kayla dan Nessa membulat sempurna saat hasil pencarian di internet muncul. Mereka saling pandang. Lalu bergantian mengamati Richard dan beberapa foto yang muncul dari hasil pencariannya.
"Kamu pemilik A.X Hotel?" tanya Kayla perlahan.
Richard mengangguk sembari menyandarkan tubuhnya ke mobil.
Richard Alexander. Putra tunggal dari David Alexander, orang yang masuk dalam jajaran sepuluh orang terkaya di dunia. Yang aset kekayaannya tersebar di seluruh penjuru bumi. Richard kini membantu sang ayah mengelola beberapa usaha milik ayahnya. Termasuk mengelola hotel-hotel milik ayahnya.
Kayla dan Nessa mendadak beku. Mereka tak tahu, jika orang dihadapannya bukanlah orang sembarangan. Terlebih Kayla. Ia menjadi sangat minder seketika. Apalagi mengingat pesan-pesan elektronik yang sempat ia kirimkan pada Richard. Bahkan mereka sudah saling berbagi cerita tentang banyak hal.
"Jangan anggap aku seperti yang tertulis pada internet Kay, anggaplah aku temanmu seperti biasanya kita bercerita." Ucap Richard membuyarkan lamunan Kayla.
"Itulah alasanku menyembunyikan identitasku. Aku tak ingin hanya dianggap sebagai anak pengusaha hebat, tapi aku juga ingin dianggap sebagai laki-laki biasa. Aku hanya butuh teman." Imbuh Richard dengan tatapan pandangan jauh.
"Maaf Ri, aku tak bermaksud seperti itu. Tapi, apa kamu tak menyesal berteman dengan gadis biasa sepertiku?" tanya Kayla.
"Kenapa aku harus menyesal? Aku sangat senang bisa mengenalmu Kay. Kamu juga Nessa." Jawab Richard dengan senyuman indahnya.
"Tambah ganteng kalau senyum kayak gitu, astaga!" gumam Nessa dalam hati.
"Tapi Ri,," Kayla kebingungan meneruskan kalimatnya.
"Apa kamu menyesal menjadi temanku Kay?" tanya Richard sedikit sedih.
"Apa? Tentu tidak Ri. Hanya saja aku tak percaya diri jika mengingat statusmu." Jawab Kayla jujur.
"Kita sama-sama manusia Kay. Apakah pertemanan perlu memandang status?" Sahut Richard.
"Tapi Ri,," Kayla berusaha mengutarakan pendapatnya.
"Yang Richard bilang benar Kay. Berteman tak perlu memandang status. Seperti kita Kay." Nessa menepuk bahu Kayla.
"Kita temenan bahkan sahabatan meski kita beda keyakinan. Semua bahkan iri sama persahabatan kita Kay." Imbuh Nessa.
Kayla menoleh pada sahabatnya. Ia memikirkan ucapan Nessa.
"Benar kata Nessa. Dan lagi pula, aku juga nyaman berteman bahkan berbagi cerita dengan Richard. Dia juga tak menyesal berteman denganku." Gumam Kayla dalam hati.
"Maafkan aku Ri. Aku juga sebenarnya senang berteman denganmu." Jawab Kayla jujur.
"Jadi, kamu masih mau berteman denganku Kay?" tanya Richard.
Kayla tersenyum hangat. "Tentu saja Ri."
Dan tiba-tiba Richard memeluk tubuh Kayla dengan erat. Ia sangat bahagia Kayla masih mau berteman dengannya.
Kayla dan Nessa terkejut bukan main. Tubuh Kayla membeku di pelukan Richard. Nessa pun tak tahu harus melakukan apa saat ini.
"I'm sorry Kay. I'm very happy to hear your answer." (Maafkan aku Kay. Aku sangat senang mendengar jawabanmu.) Richard lantas melepaskan pelukannya pada Kayla.
Tubuh Kayla masih membeku. Ia tak menyangka akan dipeluk oleh Richard.
"Kay,," panggil Nessa.
Kayla tiba-tiba tersadar dari lamunannya. "Eh iya,,"
"Are you okay Kay?" tanya Richard.
"Ya, aku hanya terkejut." Jawab Kayla dengan badan sedikit gemetar.
"Maafkan aku Kay, aku terbawa suasana." Ucap Richard tulus.
"Tak apa Ri. Aku paham." Kayla mulai bisa menguasai dirinya.
"Kita jadi jalan-jalan?" tanya Richard canggung.
"Boleh. Kita ke mall aja yuk, sekalian makan. Aku laper." Jawab Kayla.
"Tentu. Masuklah!" Richard membukakan pintu mobilnya untuk Kayla dan Nessa.
"Motornya Kay?" tanya Nessa bingung sebelum mereka masuk mobil.
"Biar pengawalku yang bawa. Kalian berikan saja kuncinya dan tunjukkan dimana kalian memarkirkan motor." Jawab Richard santai.
Kayla dan Nessa saling pandang kebingungan. "Sudah, berikan saja kunci motornya padaku. Aku akan minta pengawal membawa motor kalian." Sahut Richard yang paham arti tatapan dua wanita itu.
Kayla dan Nessa pun akhirnya memberikan kunci motornya pada Richard dan memberitahukan letak parkir motornya. Richard lantas memerintahkan dua pengawalnya untuk membawa motor Kayla dan Nessa mengikuti mobilnya.
Kayla dan Nessa lalu masuk ke mobil Richard. Mereka pun lantas berkendara menuju salah satu mall besar yang ada di Jogja. Mereka langsung menuju food court yang ada di lantai teratas mall terlebih dahulu. Mereka menikmati makan sore itu dengan diselingi obrolan dan canda tawa.
Richard benar-benar lega, Kayla masih mau menjadi temannya. Begitupun Kayla. Ia juga sebenarnya takut kehilangan teman sebaik Richard yang sudah ia anggap seperti kakak baginya.
Setelah selesai makan, mereka berjalan-jalan berkeliling mall. Bahkan Richard diam-diam membelikan hadiah untuk Kayla. Ia lupa tak membawa hadiah apapun untuk Kayla, jadi ia memilih membelikan sesuatu untuk Kayla.
Hari mulai berganti malam. Kayla dan Nessa akhirnya berpamitan pada Richard untuk pulang. Dan Richard pun mempersilahkannya. Richard sadar, ia sedang di Indonesia. Dimana budaya dan kebiasaannya berbeda dengan di kota asalnya, Sidney.
Tak lupa, Richard memberikan hadiah yang tadi sudah ia beli untuk Kayla. Kayla ingin menolaknya, tapi Richard memaksanya. Akhirnya Kayla mengalah dan menerima hadiah dari Richard.
Sebuah sweater berwarna biru muda dan sebuah syal berwarna navy terlipat rapi dalam paper bag yang diberikan Richard. Wilayah Indonesia sedang memasuki musim hujan. Richard berfikir, itu bisa menjadi teman ketika Kayla keluar rumah dalam udara yang dingin. Seperti itulah perhatian Richard untuk Kayla.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments