Part 4

Bel tanda pelajaran terakhir telah berbunyi. Semua siswa bersiap-siap untuk pulang. Lala bangkit dari tempat duduknya yang ada di samping tempat duduk Diza, sementara Yasmin pun tengah bersiap untuk bangkit dari tempatnya duduk yang ada di depan Diza.

" Gue langsung ke lapangan ya girls " pamit Lala setelah cipika cipiki bersama Diza dan Yasmin.

" Have fun ya, Diz..." ucap Lala pada Diza sesaat sebelum Lala keluar kelas.

"Lo juga, semangat ya latihannya biar jadi juara " ucap Diza sedikit berteriak karena Lala telah sampai di depan pintu kelas.

Lala mengedipkan sebelah matanya dan memberikan dua jempol sebelum akhirnya berlalu menuju lapangan sekolah.

" Ck... Gue balik sendirian dong hari ini..." decak Yasmin.

" Lo mah banyak yang nungguin di depan, Yas " ledek Diza membuat Yasmin mengernyitkan dahinya.

" Mamang ojek " tambah Diza cekikikan

" Sialan Lo, kalo ngomong tuh bener banget " timpal Yasmin terkekeh.

" Udah ya, gue mau nyari tebengan dulu. Mumpung si Andre belum balik " cicitnya beranjak dari tempat Diza.

" Kasian banget si Andre, cintanya ditolak tapi mau aja dimanfaatin Lo " canda Diza mencibir Yasmin.

" Gue kasih tahu ya kenapa, soalnya ga ada yang bisa menolak pesona seorang Yasmin gitu lho..." Yasmin menimpali ucapan Diza dengan percaya diri.

" Kelewat PD Lo " Diza nyinyir.

" Harus PD lah... " sahut Yasmin nyengir.

" Sampai kapan, cowok-cowok yang ngantri Lo tolakin ?" tanya Diza lagi.

"Sampai gue ketemu Aladin di dunia nyata " jawab Yasmin asal.

" Gue balik duluan ya, keburu si Andre cabut nih..." pamit Yasmin sambil bercipika cipiki dengan Diza dan segera berlari keluar dari kelas.

Diza pun melangkahkan kakinya keluar dari kelas dan berjalan ke arah parkiran motor. Nampak Dika sudah menunggunya di tempat parkir. Bergegas Diza menghampiri Dika kemudian segera berangkat menuju bioskop.

Sepanjang perjalanan mereka terus bersenda gurau. Rasanya sudah seperti Dilan dan Milea saja. Pulang sekolah berboncengan dengan sepeda motor dan bercanda. Diza sungguh bahagia bisa dekat dengan Dika walaupun hanya berstatus adik kakak tak mengapa asal bisa bersama orang tercinta, begitu pikirnya.

Setelah 15 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di salah satu mall yang ada di kota kembang. Mereka segera menuju bioskop yang ada di lantai atas.

" Mau nonton film apa ?" tanya Dika

" Apa aja asal jangan film horor atau yang serem " jawab Diza menjelaskan genre film yang tidak disukainya.

" Ya udah, aku beli tiketnya dulu "

" Eh... Dika, aku ke toilet dulu ya " Diza memberi tahu Dika. Dika menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Hati Diza berdebar melihat senyuman manis Dika. Tak mau terlarut, Diza bergegas menuju toilet.

...🌻🌻🌸🌸🌻🌻...

Diza membasahi wajahnya agar lebih segar, lalu melap sisa air yang tertinggal dengan tissue. Diza melihat ke depan cermin di hadapannya. Menyentuh sebuah kalung yang ada di leher jenjangnya.

Ma... hari ini Diza seneng banget... Diza bisa pergi nonton sama orang yang Diza suka setelah sekian lama. Walaupun dia cuma anggap Diza adik tapi Diza bahagia ma... Semoga Diza bisa raih kebahagiaan Diza ya, ma...

Diza keluar dari toilet dengan tergesa, tanpa sengaja ia bertabrakan dengan seseorang yang membuat minuman yang dibawa orang tersebut tumpah ke bajunya.

" Hey... bisa hati-hati ga ?! " ucapnya dengan nada sedikit kesal.

" Maaf, saya ga sengaja " Diza meminta maaf sambil mengeluarkan tissue dari tasnya dan refleks ia melap baju dan tangan orang itu yang terkena tumpahan minuman.

" It's ok... Ga apa-apa kok. Saya bisa sendiri " ucapnya lembut mengambil tissue dari tangan Diza. Diza mengangkat wajahnya, nampak seorang pria sedang menatapnya lembut kemudian tersenyum kepadanya. Sesaat mereka saling berpandangan. Ada rasa yang berdesir di hati Diza melihat pria itu,

Deg... deg... Jantung Diza berdegup kencang entah karena apa.

Diza segera tersadar. Dengan sedikit membungkukkan badan ia kembali mengucapkan permintaan maafnya.

" Sekali lagi saya minta maaf... Tadi saya buru-buru "

" Gak apa-apa kok " sahutnya ramah menatap Diza

Diza melangkahkan kakinya, nahas karena terburu-buru ia justru tersandung dan hampir terjatuh. Untunglah pria itu menahan tubuhnya hingga ia tertahan dalam pelukan pria itu

" Aduh malu-maluin aja..." Diza membatin mencemooh kecerobohannya.

" Lain kali hati-hati ya... Selow aja " tambahnya seraya membantu Diza berdiri.

" Emm... Makasih ya, sekali lagi maaf " tutur Diza tersenyum malu melihat ke arahnya.

" Diz... Diza..." sebuah suara panggilan membuyarkan pikiran Diza. Diza mengalihkan pandangannya ke arah datangnya suara, nampak Dika tengah melambaikan tangannya dan memperlihatkan tiket yang sudah dia beli.

" Terima kasih.... Permisi " ucap Diza lalu berjalan menuju Dika.

Ketika berjalan, Diza menoleh ke arah pria tersebut yang nampak masih menatapnya dengan senyuman tersungging di bibirnya.

Diza menggelengkan kepalanya, mencoba menyadarkan dirinya setelah sejenak terhanyut dalam tatapan pria ramah itu.

Diza sudah berada di hadapan Dika. Menyadari sikap Diza yang aneh membuat Dika bertanya.

" Kamu kenapa ? Ada masalah ?"

" Ga apa-apa, tadi aku nubruk orang " jawab Diza pendek.

" Terus...? " pancing Dika

Diza mengatur nafasnya

" Ya, ceritanya tadi aku numpahin minumannya ke bajunya. Terus aku nya minta maaf dan orangnya maafin. Selesai deh perkara... Eh... By the way, orangnya ga marah lho..." jelas Diza polos.

Dika melihat ke arah pria yang tadi dilihatnya bersama Diza,

" Mana bisa marah, kalau udah lihat kamu " sahut Dika enteng.

" Ih, maksudnya apaan tuh ? Ini pujian atau ledekan. Dikira Diza penawar kemarahan gitu " sewot Diza sambil mengerucutkan bibir mungilnya.

" Lah kok ngambek sih si eneng... Neng Diza, kalo marah cantiknya ilang lho " rayu Dika serta merta membuat Diza mencubit lengannya dan sontak membuatnya meringis menahan sakit.

" Aww... Sakit Diz..." ringis Dika.

" Biarin aja... Habisnya ngomongnya gitu sih... Emang kalo orang lagi marah terus ngelihat Diza jadi berhenti marah nya... ?? Dikira Diza ini pawang kali..." cerocos Diza membuat Dika terkekeh.

"Kalo dia lelaki normal, melihat kamu pasti orang itu terhipnotis sama kamu, Diza. Kamu yang cantik, ramah, pintar dan baik hati... Asal kamu tahu senyum kamu, sikap kamu, semua yang ada di kamu membuat aku terhipnotis sejak lama " gumam Dika dalam hati.

" Idih malah ngelamun... Dika... Dik... "

Diza menjetikkan jarinya di depan wajah Dika serta menepuk bahu Dika, membuat Dika langsung tersadar dari lamunannya.

" Udah yuk ... Di teater tiga kan filmnya ? Ayo kita masuk, tuh udah dibuka pintu teaternya "

Diza menunjuk dua tiket yang ada di genggaman tangan Dika lalu menarik tangan Dika menuju ke pintu teater 3. Dika berjalan mengikuti langkah kaki Diza, kemudian mereka masuk ke dalam teater 3.

...🌸🌸🌸...

Hai semua, author udah double up hari ini. Kalau suka cerita ini, simpan di favorit ya. Jangan lupa like, coment and vote.

Diantos, Hatur nuhun sadayana (Ditunggu, Terima kasih semuanya) 😉🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!