Part 3

Satu bulan sudah Adiza dan Andika berstatus sebagai adik dan kakak. Mereka kini tinggal bersama di rumah Diza, walau sesekali Dika tinggal di rumahnya.

Setiap hari, mereka pergi ke sekolah bersama-sama. Begitu juga hari ini, setelah menyelesaikan sarapan mereka bersiap berangkat.

"Ma... nanti Diza sama Dika pulang telat ya " Ijin Diza pada mama Sofie sembari membawa piring bekas makannya ke bak cuci piring di dapur.

" Memangnya kalian mau kemana ?" tanya mama Sofie yang sedang membereskan piring di bak cuci piring.

" Kita mau nonton mah, nanti sepulang sekolah " jelas Dika yang tiba-tiba menghampiri dengan membawa piring bekas makannya.

"Bibi boleh ikut juga neng ?" tanya bi Imas, asisten rumah tangga Diza dengan semangat.

"Boleh aja bi, asal bibi ikut sekolah dulu sama Diza " Diza terkekeh geli melihat ke arah Bi Imas.

"Malu atuh neng... Masa bibi ikut dulu ke sekolah. Jadi bodyguardnya neng Diza dong " timpal Bi Imas polos.

"Ya ga apa-apa atuh Bi... " jawab Diza lagi.

"Sudah... Sudah... Nanti kesiangan masuk sekolah" Mama Sofie menyudahi pembicaraan mereka.

" Bi, ini tolong dicuciin piringnya ya. Maaf saya ga bisa bantuin bibi " ucap Mama Sofie pada Bi Imas.

" Iya, Bu... Ga apa-apa, udah tugas bibi. Serahin aja semuanya sama Bi Imas pasti beres" Jawab Bi Imas lalu mulai mencuci piring.

Diza, Dika dan mama Sofie berlalu ke arah halaman rumah.

"Udah mau berangkat? " tanya Papa Surya yang baru keluar dari kamar.

Diza mengangguk lalu menghampiri papanya itu. Meraih dan mencium punggung tangan kanan ayahnya.

"Sekarang papa bangunnya siang terus ih... Mentang-mentang ada yang nemenin" ledek Diza sambil menyalami tangan Bu Sofie lalu berlari keluar dari rumah meninggalkan ayahnya yang menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan putri kesayangannya itu.

Bu Sofie dan Dika hanya tersenyum melihat tingkah Diza dan ayahnya.

"Pa... Nanti Dika sama Diza mau nonton sesudah pulang sekolah " Ijin Dika pada Pak Surya.

"Ya, jangan pulang malam dan jangan lupa makan dulu nanti sebelum nonton" Pak Surya memberi wejangan pada Dika.

Tiit...Tiit...Tiit..., terdengar suara klakson motor dari halaman rumah.

Dika menyalami tangan Pak Surya dan Bu Sofie, kemudian menghampiri Diza yang sudah siap di samping motor kesayangan Dika.

"Ck... ck...Tuan putri ga sabaran amat sih..." oceh Dika sambil menaiki motornya.

Diza tertawa memperlihatkan barisan giginya yang berderet rapi, kemudian menyusul duduk di belakang Dika.

"Helmnya udah dipake ?" tanya Dika.

"Sudah kakak ku sayang " jawab Diza sambil terkekeh, dirinya heran sendiri mengapa bisa seberani itu mengatakan sayang pada Dika.

"Ayo berangkat !" seru Diza menepuk pundak Dika. Dika meraih tangan Diza lalu melingkarkan di pinggangnya.

" Kalo mau jalan tuh pegangan gini biar ga jatuh " ucap Dika dan segera melakukan motornya.

Wajah Diza merona saat memeluk pinggang Dika. Ingin rasanya ia mengatakan sayang pada lelaki di depannya itu tanpa ada embel-embel kakakku.

"Tuhan... Bukannya aku tak bersyukur, hanya saja bolehkah aku meminta agar lelaki ini melihatku, mencintai ku serta menyayangiku sebagai seorang wanita seutuhnya bukan sebagai seorang adik wanita... Aku hanya ingin mencintainya tanpa takut terluka" (suara hati Adiza)

...💖💖💖...

"Hai... Diz... Diza... " panggil Dika melihat ke arah Diza dan membuka kaca helmnya

"Eh, iya... Kenapa ? " tanya Diza bingung karena baru saja kembali dari pikiran nya yang melanglang buana.

"Dah sampe nih. Ayo turun " serunya lagi.

Diza segera turun dari motor dan berjalan meninggalkan Dika.

"Diza..." panggil Dika lagi membuatnya menoleh dan melihat wajah Dika yang tersenyum samar.

"Helmnya lepas dulu, emangnya kamu mau ke kelas pakai helm ?" Ingat Dika menunjuk ke arah helmnya.

Diza memegangi kepalanya

"Ya ampun... Lupa... Maaf..."

Diza membuka helmnya, sayangnya tali helmnya nyangkut hingga Dika membantunya melepas tali helmnya.

So romantic... Mungkin itu yang ada di pikiran orang-orang yang memperhatikan mereka.

"Makasih kakak ku sayang " celoteh Diza saat tali helm itu berhasil terlepas. Ini kali kedua Diza mengatakan sayang kepada Dika. Diza berlalu meninggalkan Dika di parkiran motor.

"Hufft... Harusnya cowokku sayang, bukan kakakku sayang" Batin Diza berjalan ke arah kelasnya.

Baru saja Diza masuk ke dalam kelas, Diza sudah disambut oleh kedua sahabatnya.

"Cie... cie... Pagi-pagi udah mesra aja nih..." oceh Yasmin

"Apaan sih Yas ?" elak Diza sambil duduk di kursinya diikuti Yasmin dan Lala.

" Lo itu tambah mesra aja sama si Dika. Sebenernya Lo itu adik kakak beneran apa modus sih ?" tanya Yasmin penasaran.

" Menurut Lo ?" Diza menjawab pertanyaan Yasmin dengan pertanyaan.

"Kalo gue lihat sih, kayaknya dari Abang jadi sayang nih " celetuk Lala.

" Udah dari dulu kali sayangnya... Tapi itu mah gue... Dia nya engga..." seloroh Diza menimpali ucapan Lala.

" Eh, entar balik sekolah kita nonton yuk. Ada film baru, kayaknya seru deh " ajak Yasmin melihat ke arah Diza dan Lala.

" Duh... Sorry ya girls, nanti siang gue ada latihan voli. Soalnya mau persiapan buat turnamen " tolak Lala.

" Kalo Lo gimana Diz ? Kita bisa pergi berdua nanti" Yasmin beralih pada Diza.

" Sorry juga Yas... Gue juga udah ada acara nanti siang" jawab Diza.

Lala dan Yasmin serempak menatap Diza penuh rasa ingin tahu. Merasakan tatapan penuh keingintahuan dari kedua sahabatnya membuat Diza geli.

" Yaelah segitu penasarannya kalian? " kekeh Diza.

" Kita butuh penjelasan Lo " ucap Yasmin dan Lala kompak penuh keseriusan di wajah mereka.

Diza malah tergelak dengan kelakuan mereka.

" Idih... kompak bener " cibirnya.

Lala melipat tangannya di depan dada sedangkan Yasmin menahan wajahnya di atas meja dengan tangan kanan nya sambil menatap Diza.

"Jadi sekarang mau main rahasia-rahasiaan nih sama kita " oceh Yasmin kesal, mengetuk-ngetukan jari tangan kirinya ke atas meja miliknya.

Melihat kekesalan Yasmin dan Lala akhirnya Diza buka suara.

"Gue ada janji sama Dika. Nanti siang kita berdua mau nonton. Udah gak penasaran lagi kan... " jelas Diza mengurai keinginan tahuan mereka.

" What...? Kalian berdua mau ngedate ?" pekik Yasmin bangkit dari duduknya, membuat teman-teman yang ada di ruangan itu melihat ke arah mereka bertiga.

" Iihh... Berisik Yas " Diza langsung berdiri dan menutup mulut Yasmin.

" Fix ini mah..." celetuk Lala.

" Iya beneran fix..." timpal Yasmin sambil duduk kembali di kursinya.

" Fix apaan sih ? " tanya Diza penasaran

" Fix dari Abang jadi sayang... " jawab Lala dan Yasmin kompak sambil tertawa.

" Ya... Semoga seperti itu " batin Diza.

Tak lama bel tanda masuk pun berbunyi, semua siswa duduk di tempatnya masing-masing karena guru mata pelajaran segera masuk ke dalam kelas.

...💖💖💖...

Ditunggu like, coment & vote nya ya.

Hatur nuhun 🙏🙏😊

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!