Kamu Cintanya Aku
Hari ini hari yang paling membahagiakan untuk Adiza. Akhirnya setelah lebih dari 17 tahun, ia bisa melihat ayah tersayangnya bersanding dengan seorang wanita selain ibunya. Ya... Ayah nya telah kehilangan istri juga ibu dari Adiza pada saat usia Adiza masih 6 bulan.
Adiza sudah mengenakan kebaya dan dirias natural. Sengaja ia tidak menyanggul rambutnya. Ia hanya menggerai rambutnya yang panjang dengan mengcurly ujung rambutnya saja.
Adiza masuk ke dalam kamar sang ayah
"Wah... Papanya Diza ganteng banget sih " pujinya ketika melihat ayahnya yang sudah rapi mengenakan jas dengan warna nude selaras dengan warna kebaya yang dipakainya. Ayahnya hanya tersenyum, nampak kecemasan di wajah teduhnya. Segera ia hampiri putri kesayangannya itu, kemudian memeluknya.
"Maafin papa nak... Seharusnya acara pernikahan yang ada saat ini untuk pernikahanmu nanti, tapi malah papa yang duluan menikah " canda ayahnya.
"Ih... Apaan sih papa becanda melulu. Udah mau nikah juga " cibir Diza berusaha melepas pelukan ayahnya.
Sang ayah hanya tertawa kecil. Tak lama ia menatap bingkai foto bersama istri dan putri kecilnya. Ia mengambilnya lalu memeluk foto itu.
Maafkan aku Kirana karena tak bisa menjadikanmu satu-satunya wanita untukku di dunia ini. Batinnya.
Buliran air mata perlahan jatuh dari sudut matanya. Diza menghampiri dan kembali memeluk sang ayah lalu menggenggam tangannya.
" Diza yakin kalau mama disana merestui papa. Mama pasti mau papa bahagia "
"Lalu, apa kamu bahagia nak ?" ayahnya menatap Diza intens.
"Pa... Kalau papa bahagia, Diza juga bahagia. Papa sudah merawat Diza sendiri dari Diza kecil. Papa jadi ayah juga ibu untuk Diza. Walaupun tanpa seorang ibu, tapi Diza ga pernah kurang kasih sayang... Terima kasih untuk semua yang sudah papa lakukan buat Diza. Sekarang... Diza yakin kalau Tante Sofie bisa melengkapi kebahagiaan papa dan kita semua..." Diza mengeratkan genggaman tangannya.
Ayahnya tersenyum kemudian merangkul Diza lalu mencium keningnya.
"Terima kasih sayang, karena telah menjadi malaikat kecil papa. Selalu ada dan mendukung papa... Papa menyayangimu, sangat..." Mereka saling berpelukan, berbagi perasaan.
" Udah dong, pa... Nanti make up Diza luntur nih" celetuk Diza sambil berusaha melepas pelukan sang ayah.
"Papa tenang aja, mulai nanti malem udah ada yang melukin. Jadi ga perlu peluk guling lagi" tambahnya sambil terkekeh geli.
" Ish... Anak ini... " umpat ayahnya sambil tersenyum.
Mereka berdua kemudian keluar dari kamar dan segera menuju halaman depan rumahnya yang sudah dipenuhi kerabat yang akan mengantar ke tempat pernikahan.
...💐💐💐...
Sungguh apa yang dibayangkan ternyata tak seindah kenyataan. Mungkin inilah yang tengah dirasakan oleh Adiza. Seharusnya hari ini menjadi hari yang membahagiakan untuk Diza dan ayahnya, hari yang menjadi awal kehidupan barunya. Entahlah... perasaan apa yang menghinggapinya saat ini. Bahagia, sedih, kecewa, yang terasa hanyalah sesak di dada. Seolah-olah bumi ini menghimpitnya dalam keputusan asaan.
Adiza berjalan keluar dari gedung resepsi pernikahan ayahnya. Ia berjalan dengan langkah gontai tak tahu ke arah mana, ia terus saja berjalan hingga menepi dan duduk di kursi taman ditemani cahaya lampu temaram serta gemericik air di dalam kolam yang ada di hadapannya. Ingin rasanya ia berteriak sekencang-kencangnya untuk meluapkan rasa perih di hatinya.
"Diz... Diza... Kamu gak apa-apa kan ?" Seorang gadis berjalan menghampirinya.
Diza, gadis itu hanya menatap sendu ke arah langit. Tak lama ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, terasa hangat di kedua pelupuk matanya.
"Udah, Diz... " ucap temannya itu sambil duduk di sebelahnya dan memeluknya.
Flash back on
Setelah sah menjadi suami istri, Diza menghampiri dan memberi selamat kepada orang tuanya.
"Selamat ya Pa... Semoga papa bisa lebih bahagia" Diza mencium punggung tangan ayahnya lalu memeluknya.
"Terima kasih, sayang... Semoga kamu pun bahagia" ayahnya balas memeluk Diza.
Tak lama, Diza pun mencium punggung tangan dan memeluk wanita yang baru saja sah menjadi ibu sambungnya.
"Selamat ya Tante Sofie... Eh, mulai sekarang udah resmi jadi mama Sofie kan ?" kelakar Diza sambil tersenyum manja. Wanita itu tersenyum melihat Diza.
"Oh iya, sayang sepertinya ini saatnya buat kenalin anak mama" ucapnya kemudian.
"Boleh ma... Diza juga mau kenalan sama kakak baru Diza " celoteh riang Diza.
Mama Sofie melambaikan tangannya, tak berselang lama tibalah sosok yang membuat Diza tak bisa berkata apapun bahkan sesaat berhenti bernafas...
"Hai, Diza... Aku senang akhirnya bisa ketemu kamu " sapanya ramah sambil tersenyum manis.
Deg...
Ya Tuhan... Kenapa dia hadir dalam kehidupanku dengan cara begini. Apa salahku... Rintihan suara hati Diza
Flash back Off
...******...
Diza masih duduk di kursi taman ditemani Lala. Sejenak kemudian seorang gadis lain berlari kecil menghampiri mereka.
" Kalian tega banget sih ninggalin gue..." gerutunya.
"Eh, girls tau gak sih. Tadi ada si Dika lho di dalem, pake baju seragam kaya Lo, Diz" cicitnya lagi
"Sstt..." Lala mengangkat jari telunjuknya ke bibir sambil melirik ke arah Diza.
Refleks Yasmin menutup mulutnya.
"OMG... Jangan-jangan si Dika itu sodara tiri Lo, Diz..." tambahnya lagi, sontak membuat Lala membulatkan kedua matanya sambil terus mengelus punggung Diza.
Melihat itu, Yasmin lantas duduk dan ikut memeluk sahabatnya yang dilanda kegundahan hati. Sesaat mereka terlarut dalam keadaan sampai Yasmin bangkit dan berdiri di depan Diza. Yasmin menarik tangan yang menutupi wajah sahabatnya itu. Melihat raut wajah sendu yang kini terlihat pucat dengan guratan kesedihan yang dalam.
" Gue tau, Dika cinta pertama elo... Cowok yang selalu ada di pikiran Lo dari jaman SMP sampe sekarang Diz... Tapi, dia udah jadi sodara Lo sekarang. Seenggaknya, ambil sisi baiknya aja kan sekarang Lo bisa deket-deket dia terus kan " hibur Yasmin.
"Tapi gak gini juga caranya, Yas... Aku gak mau cuma jadi adiknya..." ucap Diza lirih.
" Mungkin udah saatnya Lo move on, Diz..." sahut Lala.
"Setelah 3 tahun perjuangan aku buat dapetin dia? " tanya Diza tertahan.
"Mungkin Tuhan punya caranya sendiri buat jalan cinta Lo" jawab Lala bijak.
" Tenang Diz... Cowok di dunia bukan Dika doang. Masih banyak cowok-cowok di luar sana yang lebih dari Dika. Percaya deh" seloroh Yasmin sambil memegang tangan Diza. Melihat tak ada reaksi dari Diza, Yasmin kembali mengoceh
" Gak percaya ? Entar gue cariin oke " tambahnya lagi sambil mengedipkan sebelah matanya.
" Bisa ae, sendirinya juga masih jomblo..." Lala tergelak diikuti sebuah lengkungan di wajah Diza.
"Nah gitu dong, senyum. Hapus air mata Lo. Inget kalo hari ini, hari bahagia bokap Lo " ucap Lala sambil menghapus sisa air mata di pipi sahabatnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Just me
Mampir thor
2021-09-06
3