Beberapa bulan tinggal dan bekerja di kota S Aiyra mulai terbiasa dengan jalan dan situasi disana. Kini ia merasa leluasa jika hendak pergi ke suatu tempat tidak melulu mengandalkan penunjuk arah dari ponselnya. Seperti hari ini saat dia sedang libur bekerja Aiyra memilih untuk pergi ke sebuah panti asuhan yang secara tak sengaja ia lewati entah kenapa tapi hatinya tergerak untuk turun dari mobil dan masuk ke dalam panti tersebut.
Aiyra celingukan mencari seseorang yang bisa dia tanya, tapi nihil. Aiyra hanya melihat sebuah pintu masuk di antara tembok tinggi itu. dia memberanikan diri untuk mebuka pintu, saat pintu terbuka dia melihat lapangn yang cukup luas,dan bersih.
Disana terdapat pohon besar di tengahnya, di sekeliling banyak sekali ruangan seperti ruangan sekolah dasar. Entahlah itu apa karena dia juga baru masuk kesana. hingga seseorang mendekati nya.
"Oermisi...." ucap seseorang.
"ah..iya..." Aiyra gugup
"Saya baru melihat anda" ucap orang itu lagi sambil menatap Aiyra lembut. Wanita paruh baya yang baik seperti nya.
"eh..iya saya baru pertama kali berkunjung Bu saya juga tidak sengaja lewat dan masuk begitu saja kesini" Aiyra berusaha untuk santai dan memberikan penjelasan.
"Kalau begitu sudah terlanjur masuk,,mau sekalian melihat lihat?" tawarnya penuh harap.
Aiyra hanya menganggukkan kepalanya perlahan dan mengikuti wanita itu. Mereka memasuki ruangan dan disana terdapat sofa sederhana tapi begitu bagus dan nyaman spertinya, ada meja dengan beberapa toples cemilan dan juga ada air kemasan dalam ukuran gelas. Aku kira itu adalah ruangan untuk menerima tamu. Tapi kenapa aku tidak di persilahkan duduk? pikir Aiyra.
Mereka masuh terus berjalan menyusuri lorong yg cukup luas, bersih dan wangi. sampailah mereka pada sebuah ruangan yang terdapat cukup banyak bayi dan balita dengan para pengasuh spertinya, karena mereka memakai seragam yang sama.
Wanita paruh baya itu berhenti dan membalikan badan sambil mempersilahkan Aiyra duduk di lantai di antara anak anak disana. Aiyra melihat sekeliling dan dia melihat satu orang pengasuh merawat lima orang anak.
"Nak, kamu siapa?dan darimana?" tanya wanita paruh baya itu sambil menyodorkan air kemasan yg di bawa seseorang dri belakang.
"Saya Aiyra Bu, saya dari kota C saya bekerja disni di RS cahaya harapan". jelas Aiyra. Ibu itu terlihat terpaku sejenak dan kemudian senyum sumringah.
"Ini semua anak anak panti sini ya Bu?" Aiyra mencoba bertanya.
"Iya nak,mereka anak anak yang kurang beruntung makanya ada disini"
"oh" Aiyra memganggukan kepalanya tanda mengerti.
"Kami disini juga hidup berkat para donatur dan orang-orang yang berbaik hati mau menyisihkan uangnya untuk kami pakai"
Aiyra mendengar kan dengan baik, menganggukkan kepala dengan bibir yang di lipat ke dalam.
"Ibu... saya juga bisa jadi donatur disni,tapi saya belum cukup uang untuk berdonasi materi" jelas Aiyra dengan agak sedikit menyesal.
"Tapi saya bisa membantu dengan tenaga saya, saya seorang dokter yang baru saja lulus jadi jika ada yang sakit ibu bisa memanggil saya" jelas Aiyra lg dengan mata berbinar berharap tawaran dia berguna.
ibu itu tersenyum simpul.
"baiklah,apapun bantuannya akan sangat kami terima dengan baik" sambil memegang tangan Aiyra
"oh iya dari tadi kita berbincang,belum sempat berkenalan" tambah wanita paruh baya itu sambil tertawa.
"Saya Dahlia, pemilik panti ini" sambil mengulurkan tangan dengan senyuman di wajahnya yang teduh.
Setelah perkenalan itu mereka kembali berjalan untuk melihat anak-anak yang ada disana, Aiyra mendengar kan penjelasan Bu Dahlia sambil sesekali tersenyum pada anak anak panti.
"Aiyra kamu kesni naik apa?"
Aiyra menoleh.
"oh itu Bu saya bawa mobil saya parkiran di
luar di pinggir jalan" jelas Aiyra
"Euhmm" gumam Bu Dahlia sambil terus berjalan dan melihat keadaan panti yang cukup besar, ternyata di gedung sebelahnya lagi adalah panti jompo.
"Nah! pintu masuknya sebenernya sebelah sana dan disana juga ada parkiran yg luas" Tunjuk Bu Dahlia ke arah depan mereka, Aiyra melihat mengikuti arah telunjuk Bu Dahlia sambil tersenyum ringan.
"Bu,,,,," ucap seorang wanita dengan agak terburu-buru.
"Ya,kenapa Mel?"
"Itu Bu, Nenek Rima menangis lg" jelas perempuan yg di panggil Mel itu.
"oh maaf ya Aiyra saya harus pergi" ucap Bu Dahlia tergesa-gesa. Aiyra menganggukan kepalanya dan Bu Dahlia masuk ke dalam sebuah ruangan.
Aiyra menyilanhkan tangannya di depan dadanya sambil terus berjalan menyisir setiap sudut yang ada hingga dia berhenti saat mendengar seseorang sedang berbincang, rasanya suara itu begitu familiar.
Aiyra mempertajam pendengaran nya bukan maksud untuk menguping,dia hanya ingin memperjelas suara itu agar dia yakin bahwa pernah mendengar nya.
Aiyra terus berjalan perlahan mendekati arah suara itu. Ya,,,dia pria itu! pria itu sedang berbicara di telepon berdiri di samping mobil mewahnya, tangan yang satunya sedang memegang HP di samping telinganya,tangan yang satunya memegang pintu mobil yang sudah terbuka, mungkin dia hendak masuk ke dalam mobil sebelum HP nya berbunyi. Aiyra berdiri di bawah pohon yang cukup rindang tangan sebelah kirinya menempel pada pohon itu, sementara yang satunya terjuntai kebawah jari jemarinta yang lentik bergerak gerak perlahan. Aiyra tanpa berkedip terus memandangi pria itu. Setiap kali dia melihat pria itu Aiyra tidak bisa memalingkan pandanganya ke arah lain.
Aiyra seperti terhipnotis. Padahal dia belum pernah begini sebelumnya meski sering berpapasan dengan laki-laki yang tampan tingkat dewa sekalipun. Aiyra masih terus memandangi pria itu, meski begitu Aiyra tidak menyadari bahwa pria itu menatapnya sekilas dengan tatapan mata yang tajam.
Pria itu merasa heran dengan sikap Aiyra yang selalu mematapnya tanpa berkedip. Pria itu masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk pengamannya, mobil pun di nyalakan.
Sesaat sebelum pedal gas di injak, mata pria itu melirik ke arah spion dimana disana ada pantulan Aiyra yang sedang berdiri dengan tatapan yang sama.
Pria itu menghembuskan nafas panjang "apa aku begitu tampan" gumam nya sambil menginjak pedal gas perlahan dan pergi meninggalkan area parkir panti asuhan Pelita milik Bu Dahlia.
Perlahan Aiyra menurunkan tangannya yang memegang pohon, hatinya meeasa teriris saat pria itu pergi, entah mengapa tapi rasanya begitu sakit.
Angin meniup rambut cokelat Aiyra yang indah hingga beberapa helai rambut menutupi wajah cantiknya.
"Aku menginginkan dia" Aiyra berbisik, dengan kedua tangannya yang mengepal longgar, seakan tidak ada tenaga meski hanya untuk mengepalkan jari tangannya
Aiyra memejamkan matanya dalam, terlihat dari sudut matanya jatuh butiran bening.
"Tuhan, aku ingin dia"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Taeyung V
step2 alurnya kecepatan....contoh ayra melihat cowok yg dulu menolongnya...waktu ditinggal kok sakit hati dan menangis, padahal blm kenal kok sdh kenal bertahun tahun...
2023-03-12
0