TriAngel
TA 01
Ziva Pov
“Zi, elo di kelas mana?”
“Kelas X-6” jawabku malas, “Ada yang sekelas sama gue gak?” tanyaku sambil melihat 3 orang temanku. Tapi nyatanya mereka pada menggeleng, alamat kayak orang ilang ini, keluhku.
Namaku Zivara Anastasya, Biasanya ada yang manggil Zizi, Ziva, Zia, suka-suka mereka. Saat ini aku baru memasuki masa abu-abuku, dunia SMA. Dan Alhamdulilah aku ketrima di salah satu SMA Negeri yang favorit.
Kalau kalian pikir aku adalah siswa teladan yang nilainya serba angka 9, tentu aja kalian salah. Nilaiku hanya pas-pasan, dan bisa ketrima di SMA ini adalah sebuah keajaiban menurutku. Bahkan saat tau aku ketrima Mama langsung bikin syukuran kecil-kecilan.
“Kayaknya Renata sekelas sama elo deh Zi” ucap Nia santai, sambil mainin gadgetnya.
“What?” ucapku kaget.
Setelah melihat papan pengumuman dan ngobrol sebentar dengan teman-temanku aku berjalan gontai ke kelas, dan nyatanya saat masuk ke dalam kelas aku melihat banyak sekali teman ku satu SMP, walaupun kebanyakan gak aku kenal Cuma sekedar tau.
Karena SMPku dulu juga termasuk salah satu SMP favorit, jadi banyak yang lanjut di SMA ini, bisa dibilang kayak bedol desa, hehehe…
Dan seperti sudah kebiasan, kita milih tempat duduk juga berkelompok, aku kumpul sama temanku satu SMP, dan kita seperti menguasai kelas ini karena hampir 80% isi kelas berasal dari SMPku dulu.
Aku duduk sebangku dengan Renata, dulu waktu SMP kita pernah sekelas dan bisa dibilang kita kayak satu geng. Jadi aku gak perlu repot-repot lagi beradaptasi. Dibelakangku ada Resti dan Nindi, kita dulu juga satu SMP, tapi aku gak terlalu kenal karena gak pernah sekelas.
Saat semua anak kurasa udah masuk kelas aku mulai mengedarkan pandangan ke seluruh anak, tentu saja banyak wajah yang ku kenal, tapi ada juga wajah yang sama sekali aku baru liat, dan kurasa temanku sekelas cukup menyenangkan semua. Selamat datang di dunia putih abu-abu.
Hari ini Cuma ada pembagian kelas, juga pengumuman tentang acara MOS, perkenalan singkat dengan teman sekelas juga kakak Pembina OSIS. Setelah itu kita semua diperbolehkan pulang, Karena mulai hari senin acara MOS akan mulai berlangsung selama 3 hari.
Seperti zaman SMP dulu, aku pulang pergi kesekolah naik angkot, dan beda dengan yang lain aku gak bisa nyari angkot di depan sekolah, jadi harus berjalan dulu ke pasar baru ada angkot yang mengarah ke rumahku. Untungnya ada beberapa teman yang rumahnya searah jadi kita bisa jalan kaki bareng sambil bercanda.
“Untung gak suruh bawa aneh-aneh waktu MOS” kata Mala temenku yang berbadan bongsor.
“Udah gak jamannya kali Mal”
“Udah gak sabar mau mantengin kakak kelas yang ganteng, bakal ketemu lagi sama Mas Arya, Mas Bayu, Mas Dika… sapa lagi ya Zi?” Tanya Agnes sambil nginget-nginget.
“elo tuh pikirannya Cuma cowok aja” protesku
“Iyalah Zi, mereka tuh ibaratnya vitamin kehidupan” kata Agnes.
Aku dan Mala hanya geleng-geleng denger omongan Agnes, tapi bener juga sih kata dia, yang bikin semangat tiap hari datang ke sekolah salah satunya karena bakal banyak wajah baru yang bisa buat cuci mata. Hehehe…
***
Namaku Zivara Anastasya, kurasa gak ada yang perlu aku banggakan dari diriku. Bisa dibilang aku cewek yang Biasa aja. Wajahku juga bukan termasuk golongan yang cantik, tapi banyak yang bilang aku manis. Tinggiku juga Cuma 150cm, cukup kecil memang, tapi apalah daya. Terima nasib aja.hehehe…
“Dek, entar kalau sekolah wajib pake hijab, awas lu!” ucap kakakku sambil menjitak kepalaku pelan.
“Iya bawel!” kesalku.
Dia adalah kakakku satu-satunya, namanya Arga Syahputra. Saat ini dia sedang kuliah semester akhir, jarak umur kita sekitar 6 tahunan. Bisa dibilang kita gak terlalu deket, hanya saat butuh aja aku bakal deketin dia, karena dia termasuk cowok yang sok sibuk, biasa aktivis kampus. Pulang kerumah aja jarang, tapi dia termasuk over protektif ke aku, terutama yang berhubungan dengan agama.
Keluargaku hanya orang dengan ekonomi menengah. Papa hanya karyawan di sebuah pabrik, sedangkan Mamaku hanya ibu rumah tangga yang kadang suka jadi pengusaha catering dadakan. Biasanya Cuma nerima pesanan dari saudara atau tetangga yang lagi ada acara, karena Mama hanya jadiin usaha catering buat sampingan, beliau bilang tenaganya udah gak kuat, biasa faktor U.
Jujur kadang aku ngerasa minder sama keadaan ekonomi keluargaku, walaupun bisa dibilang kehidupan kita cukup. Kalau dari lingkungan tempat tinggalku malah bisa dibilang keluarga kami sangat berkecukupan, tapi kalau dibanding dengan teman-teman sekolah tentu sangat jauh, apalagi gengku waktu SMP dulu.
Kebanyakan mereka adalah orang kaya, entah gimana ceritanya aku bisa bergabung dengan mereka, tapi bergaul dengan mereka membuatku mencari banyak akal untuk mendapatkan uang lebih. Bahkan aku pernah berbohong sama Mama minta uang untuk beli buku yang lumayan mahal, padahal uangnya aku buat untuk jalan sama teman-teman. Dan itu berlangsung gak Cuma sekali-tapi berkali-kali.
Terlalu memaksa memang, tapi begitulah kenyataanya. Aku sendiri juga merasa nyaman sama mereka, sebenarnya teman-temanku itu bukan termasuk golongan orang kaya yang sombong yang suka senang-senang. Bahkan sebenernya mereka adalah tipe anak rajin yang gak neko-neko. Cuma untuk masalah gaya hidup aku akui mereka sangat selektif, bahkan masalah makan pun mereka gak mau di warung pinggir jalan.
Tapi untungnya mereka semua bisa diandelin dalam banyak hal, terutama pelajaran. Dan dengan mereka aku juga jadi lebih semangat buat belajar, walaupun kadang suka nyontek mereka saat aku lupa ngerjain PR. Itulah gunanya teman, ada saat kita membutuhkan.
***
Hari ini adalah hari pertama MOS, kami masih menggunakan seragam SMP, kecuali mereka yang memang beli seragam yang langsung jadi. Tapi itu bukan jadi masalah sih. Saat ini kami lagi di aula dengerin ceramah dari salah satu guru Pembina.
Entah apa yang beliau omongin di depan, tapi yang aku tau hampir semua anak merasa bosan dan mengantuk.
Kita semua baru semangat saat Kakak-kakak OSIS mengambil alih acara. Terlihat temen-temenku cewek pada heboh, ternyata kak Rio sang ketua OSIS lagi ngasih sambutan serta perkenalan singkat petinggi OSIS juga petinggi MPK (Majelis Perwakilan Kelas).
Dia Salah satu most wanted sejak SMP dulu, ganteng, cerdas dan aktiv dalam setiap kegiatan sekolah. Idaman cewek banget.
Dan aku Cuma bisa senyum, Karena aku sadar diri, ngerasa malu sebenernya tapi yang utama karena dia bukan tipeku.
Mataku malah terus ngeliat ke jajaran anak MPK, salah satunya ada Kak Nabil. Dia juga salah satu kakak kelasku saat SMP, badannya tegap, punya lesung pipit dan maniis banget kalau senyum.
MPK itu adalah organisasi yang hampir mirip dengan OSIS, berisi seluruh perwakilan kelas dari kelas X-XII. Setahuku tiap kelas mewajibkan dua anak untuk masuk di MPK, hanya itu yang aku tau, karena aku sama sekali gak berminat dengan organisasi seperti itu. Selain para anggotanya yang bertebaran wajah ganteng.
“Memalukan!” gumam Renata yang duduk disampingku.
Aku menoleh “Kenapa?”
“Kesel aja liat mereka yang kayak gak punya urat malu gitu, heboh sendiri liat cowok ganteng.”
“Wajarkan Re”
“Iya tapi gak segitunya kan” kesalnya.
Renata itu salah satu gengku saat SMP, tapi diantara semua temanku Cuma dia yang suka berbicara lantang kalau gak sesuai sama pemikirannya. Dia suka ceplas-ceplos dan entah kenapa banyak yang gak suka dengan cara berbicara dan sikapnya, termasuk aku.
“Dibuat santai Re, anggap aja hiburan daripada bosen dengerin pak Aziz ceramah” kataku sambil terus ngeliatin kak Nabil yang lagi ngomong, dan ternyata dia ketua MPK.
Selama 3 hari MOS, acara masih sama, kebanyakan hanya ceramah dari guru. Dan ini adalah hari terakhir, tandanya kita bisa berbaur dengan anak-anak kelas XI-XII. Karena hari ini adalah acara gebyar ekstrakurikuler. demo semua ekskul yang bertujuan untuk mencari anggota baru dari para siswa baru.
Dan sepanjang mata memandang, ternyata memang banyak kakak kelasku SMP yang lanjut SMA disini. Dan aku sendiri sangat terpesona dengan penampilan semua ekskul, boleh dibilang semuanya keren.
“Mau ikut ekskul apa Zi?”Tanya Resti temanku sekelas.
“Belum tau”
“ Gak pengen gabung OSIS atau PK?”
“Ogah! Buang-buang waktu” kataku beralasan
“Tapi kan harus milih ekskul, wajib 2 ekskul malahan katanya” Nindi ikut menimpali.
Aku menghela nafas sambil membuka lembaran-lembaran pengenalan ekskul yang tadi pagi sempat dibagiin sama anak-anak OSIS.
“Liat entar deh” kataku akhirnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Anonymous
justru mending ceplas ceplos zii daripada pendiem tapi ngmongin kalo di belakang kita
2023-07-01
0
ScarletWrittes
semangat kak
2023-06-14
0
Putri Nurjanah
Bru mampir ka 🤗
2021-09-16
2