TA 05

Persis seperti dugaanku, meskipun hampir seluruh siswa protes tentang pensi yang diadain siang hari, pihak sekolah sama sekali gak ngerubah keputusannya. Pensi akan tetep diadakan hari sabtu siang.

siang ini sepulang sekolah aku milih ngandang di kosannya Dewinta. Nanti sore akan diadakan fansmeet dengan black band, band terkenal asal ibu kota yang akan jadi band utama di acara pensi. tiap kelas cuma dibatasi 2 orang yang ikutan, salah satunya Dewinta.

"Nih gue udah nyiapin sesuatu yang antimainstream buat ditanda tangani sama Balck band" ucapku sambil mengeluarkan sesuatu.

"Baju bayi? " tanya Resti dan Winta sambil saling pandang, tapi kemudian mereka senyum.

"ide lo emang out of the box. alias rada nyeleneh bin aneh. tapi lucu,hahaha" ucap Winta sambil ngambil salah satu baju.

Aku udah nyiapin 3 stel baju bayi buat aku, Resti dan Winta. karena anak-anak yang lain pada gak berminat. kita saling cerita dan bercanda sambil nunggu waktunya Dewinta balik ke sekolah.

"Zi, lo nebeng sampek pasar gak?" tanya Resti saat kita udah mau balik.

"Enggak, gue balik ke sekolah, udah ditunggu sama Andi"

"Ngapain? "tanya Winta sambil moles make up.

"gue kan beli tiket buat kak Arga sama temen-temennya. tadi lupa mau minta di Andi. kalau besok takutnya dia malah sibuk" kataku

"owh yawes,"

Akhirnya Resti berlalu sendiri naik motor matic kesayangannya. aku dan Winta jalan berdua ke sekolah. Sepanjang jalan aku dan Winta ngobrol ngalor ngidul.

"Andi dimana?"

"Masih di kandang PK, ntar dia yang nyamperin" kataku sambil balas chat dari Andi

Winta ngeliat jam tangannya "gue ke aula duluan ya Zi, mepet waktunya. lo gak papa sendirian?"

"Amaan" jawabku santai

"Yawes, ntar gue kabarin ya" kata Winta sambil berlalu.

Aku nunggu Andi di taman depan, banyak anak yang berlalu lalang di depanku, gak ada yang aku kenal, kebanyakan kakak kelas yang mungkin lagi nyiapin buat pensi besok.

"Kak Valdi, nebeng ya pulangnya?" tanya seseorang yang jaraknya gak terlalu jauh dariku.

Aku menoleh, ternyata beberapa meter dari aku duduk, ada kak Dea dan kak Valdi, sekilas mataku dan Kak Al bertemu.

kami saling pandang, aku pun tersenyum ke arahnya. dan langsung memalingkan wajah saat kak Dea mulai melihat arah mata kak Valdi.

"Kak... "panggil kak Dea lagi.

"Zi, sory lama. nih kunyuk daritadi ngrepotin aja" kata Andi yang datang berdua bareng Radit.

"Ngrepotin orang lain itu udah jadi kebiasaannya dia" sindirku.

"Jangan gitu Zi, lagi galau dia"

"Bisa galau juga pak? "ejekku, Radit malah mlengos.

"putus dia Zi" bisik Andi, Aku ngakak.

"Jancuuuk emang kalian" semprot Radit. Andi ikutan ketawa.

"Nih Zi, enam tiket ya." kata Andi sambil nyerahin tiket pesenanku.

"ini kalau kurang besok bisa langsung beli?? " tanyaku

"Bisa, nanti ada petugasnya, bilang aja alumni" kata Andi, aku hanya ngangguk sambil masukin tiket ke dalam tas.

"Yawes aku duluan ya, Zi nitip nih anak ya. jangan sampek dia bunuh diri" kata Andi sambil berlalu pergi

"Sialaaan! " umpat Radit.

Aku ketawa, kulihat ke arah kak Valdi dan Kak Dea, ternyata udah kosong, mungkin mereka berdua udah balik pulang.

"Zi, mau langsung balik? "

"iya, sorean dikit angkot gue udah gak ada"

"Gue anterin balik deh"

Aku melirik Radit curiga "tapi? " tanya ku

"Tapi temenin gue muter-muter dulu, kalau sendirian takut khilaf kayak kata Andi, ntar gue bunuh diri"

"Cemen lu ah!"

"Berisik! ayo! "ajaknya

"Tapi ntar traktir bakso ya"godaku

"Baksonya pak ucup ya, semangkok berdua biar romantis"

"Antara romantis sama pelit gak ada bedanya" sindirku

Radit malah ketawa sambil ngasih helm ke arahku "Ini bukan helmya pacar lo kan?" tanyaku

"Mantan Zi!" ucapnya malas "biasanya emang di pake dia, tapi gue yang beli"

Aku ketawa "kalau udah mantan emang gitu ya"

"kenapa?"

"Perhitungan! " kataku sambil ketawa, Radit mlengos.

Ini dua kalinya aku dibonceng Radit, pertama saat aku pulang kesorean karena harus ngerjain mading, kebetulan ada dia. Akhirnya dia nawarin buat nganter pulang, ditawarin ojek gratis siapa yang bakal nolak.

"Jadi kalian putus karena dia bilang elo selingkuh? " tanyaku saat kita lagi makan bakso pak ucup.

"iya gitu deh! "

"la elo beneran selingkuh gak? "

"Enggak Zi, kan gue sama dia temen. wajar dong kalau kita ngobrol, bercanda. Dan gue juga ngerasa gak ada yang berlebihan sama cara gue temenan."

"Dia cemburu tuh!"

"Cemburu kan juga ada porsinya Zi, masak iya gue cuma boleh temenan sama cowok. posesiif banget dia" keluhnya.

"No coment lah gue, takut salah. karena gue yakin dia bersikap kayak gitu juga ada alasannya! "

Radit mengangkat bahu tanda dia sudah masa bodo. Dia masih asyik makan baksonya.

"Gak ada niatan buat memperbaiki?"

Radit menghela nafas kasar "Gak tau, sekarang ego kita berdua lebih dominan. dan gue juga udah capek kalau berantem terus"

"Santai, jomblo juga gak bakal bikin elo mati"

"Elo curcol? " sindirnya

Aku ketawa "Enakan jomblo kan, bebas mau ngapa-ngapain juga!"

"iya sih, kayak sekarang gue bebas jalan sama lo. kalau dulu? boro-boro jalan sama cewek lain. kemanapun harus sama dia" cerita Radit.

Dia masih terus cerita tentang mantannya, tapi gak lama. karena setelah itu kita lanjut ngobrol masalah sekolah, pensi, dan gosipin anak-anak.

***

Udah lama aku gak chat sama kak Al, terakhir waktu dia ngeband kemaren. Aku sendiri juga gak ada niat buat chat. Tapi tadi saat liat kak Al sama kak Dea aku jadi penasaran. keinget sama gosip dari Renata.

'Tapi denger-denger lagi sekarang kak Dea lagi pdkt sama salah satu sahabatnya 'Bapak','

Apa yang dimaksud, Kak Dea lagi pdkt ke kak Al? tapi bisa aja tadi kebetulan, apalagi mereka kan satu band jelas deket kan. Tau lah, bodo amat.

Sebenernya gosip seperti itu gak ngaruh sih buat aku. Karena aku ngeliat kakak kelas seperti kak Tama itu cuma buat hiburan aja. Mau dia pacaran sama siapapun gak bakal ngaruh. Orang aku kenal aja enggak.

Kalau boleh jujur sebenernya aku punya seseorang yang spesial, dan ini cuma rahasiaku sendiri. Gak ada yang tau, terutama sahabatku.

Aku kenal sama cowok ini beberapa tahun yang lalu, dia sering bantuin aku. dan kebaikannya itu yang bikin aku sering baper. Saat dijalan, dan gak sengaja liat dia aku langsung deg-degan, jantungku bener-bener gak bisa di ajak kompromi.

Saat lewat ditempat dia biasanya nongkrong, secara otomatis aku akan langsung noleh dan berharap ada dia. Hanya bisa liat dia sekilas aja udah bikin aku seneng banget. Dan dia itu moodbosterku selama ini.

Lucu emang, padahal kita lama gak pernah komunikasi, tapi rasanya aku gak pernah bisa lupain dia. Hanya dengan mengingat namanya bikin aku langsung senyum dan deg-degan. kadang aku ngerasa seperti udah jadi orang gila karenanya.

***

Hari ini ada acara pensi di sekolah, acaranya dimulai jam 10 pagi. Seperti biasa aku dianter kak Arga yang emang lagi libur. Dia juga rencananya bakal dateng sama temen-temennya,Tapi nanti siang.

Hari ini semuanya pakai baju bernuansa hitam putih, bebas mau model seperti apa asal sopan. Dan beberapa hari kemaren aku udah nyiapin baju yang beli barengan sama Resti dan winta. Aku ngerasa dengan temanku yang berenam ini aku bener-bener bisa berekspresi.

Tanpa harus jaga image, takut yang lain pada gak nyaman. Kalau sama mereka ini aku bebas ngapa-ngapain, walaupun gak semuanya, tapi sama Resti dan Winta aku ngerasa kita sefrekuensi.

Mungkin karena diantara kita berenam, aku, Resti, dan Winta yang lebih sering barengan. kita ambil ekskul sama, terus aku sama Resti emang yang paling sering main ke kosnya Winta.

Acara dibuka dengan sambutan dari pihak sekolah, sebelum nanti acara diambil alih sama anak-anak panitia. Aku dan temenku sekelas milih duduk di tribun. karena emang cuaca yang panas.

Acara berenti saat waktu isoma, banyak yang pergi ke kantin atau beli di stand bazar. Aku yang emang masih malas antri milih ke mushola dulu. Aku ke mushola barenng Resti dan Renata. Winta dan Nindi halangan, sedangkan Saras adalah nonmuslim.

Selesai sholat, aku milih duduk di teras mushola. Sambil nunggu Resti dan Renata yang pergi ke ruang guru.

"Anak kecil suka klayapan sendirian ya?"

Aku yang ngerasa di ajak ngomong noleh, karena sebenernya aku juga hafal ini suara siapa. Aku cuma senyum.

"Lagi nunggu temen kak" jawabku

"Gak makan?"

"Ntar lah, masih rame pasti di kantin"

Dia duduk sekitar 1meter di sebelahku, kita saling diam. Aku main ponsel dan dia entah melamun apa. Kita bener-bener canggung, apalagi dia juga duduk sendirian, gak bareng sama teman-temannya yang lain.

"Kemaren pulang sama siapa?"

"hah? "tanyaku antara kaget dan bingung

"Kemaren liat kamu dibonceng cowok"

"Owh temen sekalas, Radit"

"Ati-ati ada yang cemburu" katanya

"Maksudnya?"

"Pacarnya Radit, kamu bilang dia uda punya pacar"

"Owh" Aku ketawa "Baru putus dia, mangkannya kemaren ngajak jalan, mau curhat dia"

"Mau gitu kamu diajakin curhat?" tanyanya, terdengar mengejek

"Kepaksa, daripada dia galau sendirian terus bunuh diri. tambah bahaya" Candaku

"kalau aku yang curhat, kamu mau dengerin?" tanyanya.

Belum sempet aku jawab pertanyaan Kak Al, seseorang menyapanya.