TA 03
"Zi, titip uang ya, elo kan uda selesai praktik " ucap Resti, "habis praktik gue ambil "
Saat ini kita lagi mau Olahraga, dan kebetulan hari ini Praktik lari. anak-anak yang udah selesai penilaian milih duduk di tribun lapangan, nyantai sambil liat pemandangan.
Entah jodoh atau gimana, jadwal jam olahraga ku dan kelas XII A2 barengan, jadinya kita para cewek pada betah.
Aku sendiri juga gak paham,apa semua anak cewek sama kayak kita, suka heboh kalau liat kakak kelas ganteng, tapi aku gak peduli, karena menurutku ini menyenangkan.
"duh, Kak Rio makin keliatan macho kalau berkeringat gitu"Ucap Dewinta.
Aku hanya senyum, karena fokusku jelas ke kak Tama. saat ini dia lagi main voli sama temennya yang lain.
"ntar ketua OSIS yang baru bisa sekeren kak Rio gak ya? " tanya Winta.
"kalau menurut gue sih calonnya yang sekarang gak ada yang sekeren kak Rio." kataku sambil mengingat-ngingat.
"iya, mereka pada unggul di otak, masalah tampang standart semua."
"Betul, tapi menurut gue anak kelas XI emang gak ada yang ganteng, maksut gue yang bener-bener bisa narik perhatian kayak kelas XII gak ada"
"itu karena otak lo udah penuh sama 'Bapak' jadi mata lo ketutup!"
Aku ketawa" iya kayaknya! "
Setengah jam kemudian kita selesai ganti baju dan lagi santai di kelas, ada yang lagi ngobrol, main ponsel, ada juga yang lagi nyontek tugas.
"Zi, uang gue mana? " tanya Resti sambil duduk sampingku.
"bentar" aku mulai nyari uang Resti yang tadi aku taruh disaku celana olahraga, tapi kog...
"Res... "panggilku ragu
"Paan? " tanyanya lemas,keliatan capek habis olahraga.
"Uangnya gak ada" cicitku
"Maksut lo? gak usah ngeprank deh"
"serius Res, gag ada disaku. gue tadi beneran lupa gak ngecek lagi" ucapku bingung.
Uang yang dititipin Resti adalah uang kas kelas yang emang rencananya nanti siang mau dipake anak-anak buat beli perlengkapan mading. Cukup banyak Rp 425ribu.
akhirnya aku, Resti dan Dewinta pada kelabakan bertiga nyari uang. sengaja kita gak ngasih tau yang lain dulu, takutnya pada heboh kalau tau uang kas ilang.
"Gak ada Zi" ucap Winta "Mending lapor ke BK deh, sapa tau bisa dibantu"
Dan alhamdulillah, ternyata uangnya tadi ada yang nemuin di lapangan. mungkin jatuh saat aku jalan tadi, dan sesuai janji aku harus bilang makasih ke sang penemu. nyaliku langsung ciut saat tau siapa orangnya.
"Anak kelas XII A2, Namanya Pratama, kamu temuin dia dan bilang makasih" ucap Pak Widodo "Beneran bilang makasih, nanti saya kroscek langsung ke anaknya. sebagai pembelajaran biar kamu gak ceroboh lagi"
Winta da Resti keliatan cekikikan dibelakangku, sialaan. kalau udah kayak gini sindrom panik ku mulai jalan. biasanya kita bakal duduk rame di depan kelas sekedar ngeliat kakak kelas lewat, tapi sekarang, anak-anak sengaja ngerjain aku. Mereka pada gak ada yang mau nemenin.
Alhasil aku duduk sendirian di depan kelas, biasanya sangat berharap kak Tama lewat dengan temen-temen cowoknya sekelas. tapi beda dengan hari ini, aku berharap kak Tama lewat depan kelas seorang diri. tanganku semakin dingin saat ngeliat kak Tama,dia gak sendirian mungkin malah dia sama formasi anak cowok sekelas yang lengkap.
"Mampuus"gumamku pelan.
terdengar anak-anak di kelas pada heboh ngetawain aku, dasar teman lucknut emang mereka semua. Perlahan aku berdiri saat ngeliat kak Tama dan yang lain udah makin dekat.
Aku langsung berdiri menghadang didepannya yang berjalan paling depan "Kak Tama, Ma-Makasih" ucapku gugup.
."Hah? " dia keliatan kaget, dan mundur selangkah.
"I-itu, kata Pak Wid, tadi kakak nemuin uangku di lapangan, jadi aku disuruh bilang makasih." ucapku ragu.
"Owh iya-iya santai" balasnya "Udah kan? mau lanjut jalan dulu" ucapnya lagi sambil nunjuk teman-temannya yang udah jalan duluan.
Aku baru sadar kalau daritadi aku menghalangi jalannya. "ah, iya kak, sekali lagi makasih"
"yoi"jawabnya sambil berlalu.
"Ceroboh! " gumam seseorang dibelakang kak Tama.
Siapa lagi kalau bukan Kak Valdi, aku malah baru sadar kalau ada dia, karena fokusku cuma kak Tama. Aku masih melamun dengan terus ngeliat ke arah mereka berdua.
Malu. jelas aku malu, apalagi saat inget ekspresi kak Tama tadi, dia terlihat kaget dan kayak takut. semenakutkan itu kah aku. Aku sadar sih kalau tadi terkesan kayak agresif, tapi tadi kan cuma bilang makasih. Balik lagi, aku bener-bener ngerasa minder, coba kalau aku cantik, pasti dia bisa bersikap santai.
"hahaha"
Tawa kelima temanku membuatku langsung menoleh sambil manyun "punya temen pada gak punya akhlak emang ya! "kesalku sambil berjalan ke arah mereka yang sekarang lagi duduk manis di depan kelas.
"cie cie... yang barusan ngobrol" goda Renata
"Apaan, kesel gue. masak dia ngeliatin gue kayak yang takut gitu" omelku. Yang lain malah ketawa.
"lo dikira mau malakin dia kali Zi, tiba-tiba berenti didepannya" sela Winta, diikuti tawa yang lain. Aku cuma manyun.
"Wajar lah Zi, kayak baru tau gimana Bapak, bukan muhrim, jaga jarak kurangi kecepatan " Nindi mencoba nenangin.
"Sohib tuh kayak Nindi nih, nenangin. somplak lu pada" kesalku yang ngeliat anak-anak masih ketawa ngeledek.
"Zi, ntar ngerjain mading kelas sama siapa aja? " tanya Andi saat kita lagi pada asyik ngobrol.
"Hari ini sih harusnya gue, elo, Renata, Bayu, Oka sama Rita" jawabku sambil ngingat-ngingat.
"masih kurang banyak emangnya?"
"kalau isinya udah selesai semua, tinggal ngehias sama nambahin warna kayaknya, tanya sama Ahmad sana. "
"elo kan koordinatornya" jawab Andi sambil duduk di depanku.
"sembarangan, enggak! gue cuma kebagian ngarang cerpen"
"Gue ijin gak ikut ngerjain ya. Mau rapat PK" kata Andi. "Nanti gue minta Radit deh buat bantuin"
"Radit mah bukan bantuin, ngerusuh iya" kata Saras
"Atau gak gitu, dia setor muka bentar terus ditinggal ngapel disebelah" Resti ikutan ngomong.
"Bener tuh, lagian Sering banget lo rapat, alesan ya!" tuduhku
"Ngawur! kan bentar lagi Dies natalis, pada sibuk nyusun acara kita" jawab Andi
Bener juga sih, bentar lagi emang dies natalis SMA ku. dan pastinya bakal banyak acara.
Dan akhirnya obrolan dilanjut seputar dies natalis dan rentetan acaranya, yang nantinya diakhiri pensi yang ngundang band ibu kota.
***
Sore ini jadwal latihan pramuka, untuk siswa kelas X diwajibkan ikut, aku sendiri sebenernya males buat ikutan. palingan nanti bakal disuruh ini itu sama kakak senior DA (dewan Ambalan).
Aku milih satu regu dengan gengku waktu SMP dulu, ada Renata, Nia, Gia, Via, ditambah anak-anak yang lainnya.
kita lagi duduk peregu dengan satu kakak DA. dia lagi jelasin tentang sandi dalam pramuka. Dan tentu aja itu aku anggap angin lalu. Untungnya kita kebagian kakak DA perempuan yang baik, dia kelas XI.
"Zivara yang mana ya dek? " tanya kakak yang bernama Dea itu sambil ngeliat sebuah kertas.
"Saya kak! " kataku
Beberapa minggu lagi akan diadakan malam persami untuk pengambilan badge, dan mulai hari ini semua regu harus menyiapkan diri.
Gengku ini mereka bisa dibilang kumpulan anak-anak rajin dan pendiam, mungkin cuma aku dan Renata yang berisik.
"Zi... " Panggil Renata
"Paan? "
"Menurut lo kak Dea gimana? "
"kak Dea? setahu gue dia baik, cantik, pinter, menarik"
Renata ngangguk-ngangguk "gue denger ya Zi, kak Dea itu banyak disukai anak cowok"
"Wajar dong"
"Lo tau gak gosip kalau dulu kak Dea sempet deket sama 'Bapak' lo?"
Aku kaget "Serius?"
"iya serius, mereka kan satu organisasi di BDI, tapi gak sampek pacaran. karena Bapak emang gak mau pacaran, paham kan teori halal haram buat dia"
Aku ngangguk, Bapak memang tipe religius dan mustahil juga dia ikutan tren berpacaran. "Alhamdulillah " kataku sambil terkekeh.
"Tapi denger-denger lagi sekarang kak Dea lagi pdkt sama salah satu sahabatnya 'Bapak', lo bisa bayangin gak gimana perasaan 'Bapak' lo?
"Sakiiiit" kataku drama "Tapi biarin dink, berarti Bapak bebas dong, milik bersama" kataku sambil ketawa.
"setaan lu! tapi elo gak penasaran gitu siapa yang nikung Bapak? "
"Biarin lah gak penting ini"
Renata memutar matanya jengah "Gue penasaran, tanyain ke kak Valdi lah. lumayan buat bahan ngegibah" ucapnya sambil nutup mulut.
"Dih ngapain, yang ada tuh orang malah ngejahilin gue, lo gak tau aja dia gimana. gue nanya apa dijawab apa. sampek gedeg gue kadang.apalagi kalau gue nanya hal begituan, bisa diketawain habis-habisan gue" keluhku.
"eh tapi lo kan sering tuh chat sama kak Valdi, gak ada gitu obrolan yang ngelibatin perasaan?"
"Maksutnya?"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
@de_@c!h
sbnernya valdi zuka g sih m ziva?...
2021-08-14
4