Mandi Uang

Jerat Cinta Tuan Muda #5

Oleh Sept

Rate 18+

Ada bunga sakura yang tiba-tiba mekar di hati Tika, tawaran gaji 10 kali lipat membuat gadis yang terlahir tak kaya itu langsung berbinar-binar. Kalkulator dalam kepala Tika mulai berhitung, bila di sini gajinya di bawah 5 juta sebulan. Bila dikali 10, bisa-bisa Tika kaya mendadak. Sebulan bisa kebeli tuh motor, uhuy ... Tika bersorak girang dalam hati.

"Bagaimana?" suara Nyonya Mira membuat Tika tersadar dari lamunan.

"Eh ... tapi nggak bohong, kan?" Tika belum 100 persen percaya.

Wajah Nyonya Mira nampak serius, kemudian meraih tas yang terbuat dari kulit domba yang diimpor langsung dari daratan Afrika. Wanita itu mengeluarkan amplop warna coklat dan meletakkan di atas meja.

"Apa ini?" Tika menatap amplop yang terlihat tebal.

"Kalau kamu mau, uang 50 juta ini sebagai DP. Dan kalau kamu setuju, ambil amplop ini. Lalu tanda tangan di sini." Nyonya Mira kembali mengambil sesuatu di dalam tas.

Tika tidak mampu berkata-kata, segebok uang di depan mata membuat kakinya lemas.

"Baca sebelum kamu tanda tangan, Tika," titah Nyonya Mira.

Tika membaca dengan cepat, rasanya sudah tidak sabar memeluk uang tersebut. Aroma duit udah tercium oleh hidung Tika yang mancung seperti artis India. Tapi tunggu, matanya menajam membaca surat perjanjian kerja yang ia rasa jangal.

"Harus tinggal di rumah itu?" gumamnya.

"Maaf Nyonya, saya harus tinggal di sana? Dan ini maksudnya apa?" tanya Tika sembari menunjuk pasal terakhir pada surat perjanjian yang ia pegang.

Nyonya Mira mengangguk, "Ketika kamu sudah bekerja di sana, semua yang ada di dalam rumah tidak boleh terekspose ke luar. Bila itu terjadi, kamu harus mengembalikan semua gaji beserta DP 10 kali lipat." Wanita itu terlihat tenang, jelas sekali bila ia sedang mengancam Tika agar tidak macam-macam.

Tika menelan ludah dengan kasar. Gaji yang besar memiliki resiko yang besar pula.

"Bagaimana?"

Tika memutar bola matanya, melirik ke kanan dan kiri, gaji puluhan juta di depan mata tiap bulan. Cukup diam dan menyimpan rahasia. Entah rahasia apa, asal ada duitnya, Tika nekad.

"Besok datang ke alamat ini." Nyonya Mira tersenyum melihat surat kontrak yang sudah ditandatangani.

Tika juga tersenyum sambil memeluk segebok uang senilai gajinya selama setahun plus bonus.

***

Kediaman Tika, di sebuah rumah kontrakan sederhana, malam ini ia akan berkemas, besok ia akan pindah tempat tinggal. Namun, di kala ia kemas-kemas. Tiba-tiba ia teringat momen haru tadi sore. Ketika ia pamit pada manager yang super baik, dan pada sohibnya, si Maisaroh yang ngebet banget minta dipanggil Mei mei.

Mereka semua terlihat sedih saat Tika berpamitan, tapi demi hidup yang lebih baik. Demi cuan yang selama ini ia kejar, Tika memutuskan hijrah. Dari pelayan cafe menjadi pelayan Tuan Muda.

Gadis itu tiba-tiba tersenyum miris, sama-sama pelayan. Tapi, gaji boleh diadu. Bibirnya melengkung, menatap uang 50 juta yang ia tabur di atas ranjang.

"Makkk ... Tika kaya Makkl!" teriak Tika dalam hati. Tidak mungkin teriak-teriak betulan, nanti dilempar sendal sama warga sekitar.

Tika menatap langit-langit kamar, menabur semua uang pecahan 100 ribuan. Seolah sedang mandi uang.

"Tika kaya Mak!"

Srotttt

Ia menyusut hidung, Tika menangis haru. Akhirnya bisa beli motor. Padahal ia ingin membeli itu cukup lama, biar bisa bonceng emak.

"Alfateha Mak!"

Tika mengusap pipinya, "Huuuuhuuhuhuh!"

Gadis itu tidak bisa membendung tangisnya, Tika ingat ibunya yang meninggal beberapa tahun silam.

***

Bola mata Tika seperti mau meloncat saat menatap sebuah rumah lantai lima yang seperti istana.

"BUSET! Rumah bapak president apa raja Arab ini?" celoteh Tika saat keluar dari mobil taksi warna biru dengan logo burung puyuh.

"Kerja di sini, Neng?" tanya sopir taksi.

Tika hanya tersenyum, tidak berkata apa-apa. Ingat pesan Nyonya Mira, kalau kerja di sana harus pura-pura buta, tuli, dan bisu. Ish, ribet amat.

"Cari siapa?" tanya satpam penjaga rumah.

Tika masih berdiri di depan pagar. "Saya Tika, Pak. Nyonya Mira nyuruh saya ke sini."

Pintu pagar yang kokoh dan kuat seketika terbuka.

"Wah ... pagarnya otomatis." Tika memperhatikan pagar yang terbuka tanpa disentuh. "Amazing!" batin Tika.

"Maaf, Mbak. Bisa sara ronda sebentar?"

"Eh ...!" Tika langsung memeluk tubuhnya sendiri.

Dari balik pos keamanan, seorang satpam wanita keluar. Tika pun merasa lega, ia kan jadi merinding. Masa diraba-raba sama orang asing. Ish, mau kerja saja ribet amat. Ini penjara apa rumah?

"Mari Mbak!" Satpam wanita langsung meronda Tika, karena tidak ada benda tajam, Tika pun lolos.

"Sebentar Mbak, tunggu di sini."

Tika mengangguk.

Beberapa menit kemudian, seorang wanita berusia 40an datang menghampiri Tika.

"Perkenalkan, saya kepala pelayan di rumah ini. Maria, cukup panggil Mbak Mar. Mari ikut ke dalam!"

"Saya Tika, Mbak!" ucap Tika. Tapi Mbak Mar tak mengubris.

"Kok dipanggil Mbak? Pantes udah tante-tante, eh emak-emak malahan," batin Tika yang mulai julid.

"Letakkan semua barangmu di sini." Mbak Mar mengatar Tika ke depan sebuah kamar. Sebuah kamar dengan lorong panjang, sudah mirip kamar hotel saja.

"Baik, Mbak!"

"Cepatlah sedikit!" seru Mbak Mar ketika melihat Tika yang terpana dengan furniture kamar barunya.

"Iya ... iya!" Tika setenga berlari.

"Sekarang, ganti pakaianmu!" Mbak Mar meraih paper bag di atas meja dan memberikan pada Tika.

"Apa ini?"

"Baju dinasmu! Pakai dari pagi sampai menjelang tidur. Jangan berpakaian seksi dan menggoda di sini. Jika ketahuan, siap-siap dengan ganti rugi yang besar."

Peringatan Mbak Mar membuat Tika kesusahan menelan ludahnya sendiri.

"Baik!"

***

Tika sudah berganti pakaian dengan baju kebesaran, baju dinas sih kalau kata Mbak Mar. Sebuah pakaian seragam untuk pelayan. Atasan dengan renda di leher, serta rok mengembang, seperti tutu. Bila dikatakan sebagai seragam pelayan, ini malah seperti mau menari balet. Tika tersenyum menatap penampilannya yang sekarang.

"Sudah siap?" tanya Mbak Mar.

Tika tersentak kaget, Mbak Mar tiba-tiba muncul seperti jailangkung.

"Sudah, Mbak." Masih dengan memegangi dadanya, gadis itu masih terkejut karena Mbak Mar tiba-tiba muncul begitu saja.

Mereka berdua pun menuju kamar, sebuah tempat yang akan jadi ruang kerja Tika.

KLEK

Mbak Mar masuk terlebih dahulu. Kemudian Tika menyusul di belakang.

"Tika, tugasmu dimulai dari sekarang!" Bersambung.

Terpopuler

Comments

Linawati

Linawati

kok pakaian nya seperti .....hehehe

2024-05-17

0

erni hernawan

erni hernawan

hehehe

2023-02-11

0

Ayux Sri Ardani

Ayux Sri Ardani

senam bibir😁

2023-01-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!