Pagi hari pun tiba, rasanya aneh saat kemarin malam tidak terjadi sesuatu dikamar kost'anku
'Apa para hantu itu terpesona olehku hehe' pikirku cengengesan
"Mikirin apa?" tanya Delia tiba-tiba muncul
"Kau tidak mikir hal jorokkan Lia?" sambungnya
"T-tentu saja tidak! kau ini ada-ada saja" balasku menutupi badan dengab selimut
"Jadi, ceritakanlah" suruhnya berjalan menghampiriku dan duduk diranjang
"Cerita? tentang apa?" tanyaku bingung
"Ckk kau ini, tentang si Sena itu" Delia berdecak kesal
Aku terdiam sejenak dan berpikir dari mana aku harus memulainya
"Ya ampun kau itu lama sekali" keluh Delia memegang kepalanya
"Ah, maafkan aku, jadi awal kita bertemu pasti disekolah, waktu pertama kali bertemu dia itu orang yang baik! bahkan Aku,Sena dan juga Cici selalu pergi bersama, sampai akhirnya aku menyadari bahwa mereka hanya memanfaatkanku dan selalu meminta uang padaku untuk dibelikan pada kosmetik" jelasku
"Itu memang kesalahanku karena menganggap mereka benar-benar ingin menjadi temanku, aku sangat marah waktu itu dan melaporkan mereka ke guru, lalu mereka pun dihukum, dan yah seperti yang kau ketahui perlakuan mereka padaku semakin menjadi-jadi" sambungku menundukkan kepala
"Apa kau masih kesal terhadap mereka?" tanya Delia
"Mungkin, kurasa iya! aku sepertinya dendam terhadap mereka, terlebih Sena" jawabku
"Jadi, kapan kau akan mengajarkanku kekuatan itu" lanjutku bertanya pada Delia
"Kau ini, baru aja cerita sedikit sudah minta diajarkan" celetuk Delia
"Tapi, apa aku benar-benar bisa melakukannya sepertimu?" tanyaku tidak yakin
"Em, tentu" jawabnya singkat
"Kau lihat itu?" ucap Delia menunjuk kearah dibalik pintu
"A-apa itu!" Aku terjekut saat melihat sepasang mata seperti sedang mengamati kami berdua dari balik pintu
"Apa harus kututup pintunya?" tanyaku gemetar
"Tchh, kau takut?" ejek Delia
"Yah, dia terus menatap kearah sini dengan mata merahnya itu" ucapku mendekat ke arah Delia
"Dengar! pertama-tama, lawan rasa takutmu dulu, dan tenanglah" ucapnya memegang bahuku untuk menenangkanku
Aku perlahan melirik kearah pintu itu lagi dan mata itu tetap saja berada disana. Namun, tidak hanya mata! perlahan keluar tangan panjang dari balik pintu seperti akan mencengkramku, posisi jarakku dengan pintu itu cukup dekat karena kamar kost'anku yang kecil, dan tak butuh waktu lama, tangan makhluk itu sudah mendarat dileherku
"D-delia, lakukan sesuatu" ucapku bergemetar
Tangan makhluk itu memainkan leherku, jarinya tidak berkuku tapi disetiap elusannya terasa sangat panas hingga membuat kulit leherku sedikit melepuh.
Delia hanya menyaksikan dengan wajah tanpa ekspresi bagai tak peduli dengan apa yang sedang terjadi.
Aku mengerang kesakitan dan mencengkram erat selimut yang berada dipangkuanku.
Delia perlahan mendekatkan wajahnya kearah telingaku dan berbisik
"Pikirkanlah kalau kau bisa menghancurkan tangan itu, tenangkan dirimu dan berpikirlah kalau kau bisa menghancurkannya" bisik Delia ditelingaku
Aku menuruti perintahnya dan menenangkan diriku, lalu berpikir kalau tangan yang berada dileherku ini bisa kuhancurkan dalam sekejap.
Wajahku berkeringat karena sudah cukup lama aku memikirkan kalau aku bisa menghancurkannya namun tidak ada hasil, Delia yang merasa kesal karena tidak ada hasil pun akhirnya langsung menghancurkannya dalam sekejap.
Haa...Haaa..Haaa.. aku bernafas lega
"Ehm, b-bagaimana kau bisa melakukannya?" tanyaku memegang leherku dan memeriksanya
"Sudah kubilang tenangkan dirimu" ucap Delia kesal
"Aku sudah mencobanya, tapi kenapa tangan itu tidak hancur" Aku menundukkan kepala
"Yah, anggap saja tadi itu percobaan untukmu, lain kali ku ajarkan lagi" putus Delia dan kemudian menghilang begitu saja
.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments