‘’A-Ayah?’’ tatap Cordelia tidak nyaman.
‘’Cordelia, apakah sesuatu terjadi? Kenapa kakakmu menepis tanganmu dan langsung pergi begitu saja?’’
‘’Aku ragu ingin mengatakan hal ini, takutnya Ayah akan sangat terluka dan marah besar.’’
Mendengar ucapan Cordelia membuat dahi pak Percy berkerut.
‘’Apa maksudmu? Apakah sesuatu menimpa Eve?’’ tanyanya khawatir.
‘’Ayah begitu khawatir. Ck. Kakak saat di restoran tadi di—‘’
Belum sempat ucapannya selesai, ia melihat ibunya yang mengkodenya dengan kepala menggeleng. Dahinya berkerut tidak mengerti.
Melihat kedua anak dan istrinya saling bertatapan membuat pak Percy menatap mereka.
Bu Christa kembali seperti semula saat suaminya menoleh kepadanya. Suaminya kembali menoleh ke arah putri mereka.
‘’Cordelia, tadi kau ingin mengatakan apa? Apa yang terjadi pada Eve saat di restoran tadi?’’
Cordelia mengerutkan dahi tanda kesal. Ia tidak mengerti mengapa ibunya mencegah untuk memberitahu kejadian yang menimpa kakaknya.
‘’Cordelia! Aku sedang bertanya padamu!’’ kata Pak Percy menegaskan kembali ucapannya.
‘’Ah, itu, kakak tadi memesan makanan untuk kita semua. Saat menuju ke mobil, tiba-tiba makanan itu dicuri. Kami berniat kembali ke restoran tetapi restorannya sudah tutup. Jadi aku takut Ayah akan terluka dan marah besar.’’
Pak Percy menghela nafas. ‘’Haa, kenapa aku harus terluka dan marah besar? Makanan itu dicuri tanpa sengaja. Sudahlah, tidak apa-apa.’’
Bu Christa menghela nafas lega. Namun, ia bingung saat melihat suaminya berdiri.
‘’Suamiku? Kau mau ke mana?’’ tanyanya.
‘’Aku ingin menghibur Eve. Dia tidak perlu merasa seperti itu.’’
Setelah memastikan kepergian pak Percy, Cordelia langsung menghampiri ibunya. ‘’Ibu! Kenapa melarangku mengatakannya kepada ayah?!’’
‘’Ush, pelankan suaramu!’’ kata Bu Christa dengan nada yang pelan.
‘’Seharusnya aku sudah memberitahu ayah tadi sehingga dia marah besar dan mengusir kakak dari rumah, lalu aku akan menggantikannya menikahi Adam.’’
‘’Diamlah! Kau ini sangat bodoh. Gunakan otakmu agar sedikit lebih pintar!’’
Cordelia hanya mendengus kesal karena tidak mengerti dengan maksud ibunya sejak tadi.
‘’Jika kita memberitahu ayahmu sekarang, maka penderitaan Eve hanya terjadi begitu cepat. Jangan khawatir, kita akan memberitahu rahasia ini, tapi di waktu yang tepat.’’
......................
Kamar Eve Laurence
Begitu masuk ke dalam kamarnya, ia merasa seperti tidak punya semangat hidup lagi. Tubuhnya ada tapi tidak dengan jiwanya. Kini semuanya benar-benar hancur, saat dia menatap tubuhnya di cermin yang dipenuhi tanda merah dimana-mana. Melihat hal itu, membuatnya sangat jijik.
Prank!
Eve memecahkan cerminnya dengan sekali lemparan keramik kecil. Pandangannya mengarah ke sebuah foto wanita bersama anak kecil yang tersenyum dalam bingkai. Tangannya terulur meraih bingkai itu, matanya kembali berkaca-kaca dengan bibir gemetar.
‘’Ibu.’’
Ia meringis kesal di sela-sela tangisannya lalu memeluk bingkai foto itu.
‘’Hiks, hiks, ibu hiks, kenapa ibu meninggalkanku begitu cepat? Waktu itu, kenapa ibu tiada saat menyuruh kami keluar? Kepolisian juga tidak menemukan bukti apa pun.’’
Melihat pecahan kaca dimana-mana membuat sesuatu terlintas dipikirannya. Dengan cepat, ia mengambil satu pecahan kaca lalu kembali menatap bingkai foto ibunya.
Tangan Eve gemetar, ia berusaha memberanikan dirinya untuk menyayat pergelangan tangannya. Matanya terpejam disertai butiran air mata.
Tunggu aku, Ibu! Sebentar lagi kita akan bertemu, ucapnya dalam hati.
‘’Eve!’’
Deg!
Eve membuka mata setelah mendengar suara tadi. Masih dalam kondisi menangis, ia melihat pecahan kaca yang baru menempel di pergelangan tangannya, sebelum menyayat tangannya.
Tok! Tok!
‘’Eve? Apakah kau sudah tidur?’’
Suara itu kembali menyadarkannya. Satu-satunya suara yang masih menjadi alasannya bertahan hidup.
‘’Ayah?’’
Pak Percy yang menunggu di luar hanya menghela nafas. ‘’Sepertinya dia sudah tidur.’’
Belum sempat ia meninggalkan tempat itu, pintu kamar putrinya terbuka.
‘’Ev—‘’
Matanya membulat besar melihat kondisi putrinya berantakan. Ia bahkan sempat melihat pecahan kaca di dalam kamar itu.
‘’Eve! Ada apa? Kenapa kau menangis?!’’ cemas Pak Percy.
Eve hanya mengerutkan dahi sambil menggigit bibir bawahnya.
‘’Ayolah sayang. Katakan kepada Ayah, jangan diam! Apakah kau terluka? Kenapa cerminmu bisa pecah?’’
Melihat kecemasan ayahnya berhasil membuat Eve kembali menangis. Kalau sampai ayahnya tahu mengenai keperawanannya telah direbut oleh orang lain sebelum pernikahannya, maka ia sangat yakin, perlakuan itu akan berubah seketika.
Ayahnya akan memandangnya rendah. Belum lagi dirinya pasti akan ditendang keluar dari keluarga ini. Membayangkan semua itu sudah membuat dirinya sangat ketakutan. Cukup ibunya saja yang sudah pergi meninggalkannya, jangan ayahnya lagi.
‘’Ayah, aku ini bukan anak yang baik.’’
‘’Eh? Apa maksudmu sayang?’’
‘’Hiks, hiks, kalau aku bukan anak yang baik, apakah Ayah akan pergi meninggalkanku?’’
Pak Percy benar-benar tidak mengerti dengan ucapan putrinya itu.
‘’Apakah kau bersikap seperti ini karena yang dikatakan Cordelia?’’
Deg!
Mendengar nama Cordelia membuat Eve membulat mata.
Apakah dia sudah memberitahu Ayah? Jadi sekarang Ayah akan meninggalkanku.Tidak, kata Eve dalam hati.
‘’Co-Cordelia?’’ tatap Eve gemetar.
‘’Ya. Cordelia sudah menceritakannya padaku kalau kau memesan makanan untuk kami, tetapi makanan itu tiba-tiba dicuri.’’
‘’Eh? Makanan?’’
Pak Percy menganggukkan kepala, sambil memegang kedua bahu putrinya.
‘’Kalian berdua begitu aneh hari ini, pasti kalian terlalu banyak minum. Lihat dirimu? Sangat berantakan, putriku yang cantik ini jadi rusak.’’
Deg!
Rusak. Ya, kalimat itu telak mengenai batin Eve. Mendengar kalimat itu saja keluar dari mulut ayahnya, membuat tubuhnya seolah-olah remuk seketika.
Pak Percy memeluk Eve sejenak dan mengecup keningnya. ‘’Sana bersihkan dirimu dan istirahat. Jangan sampai kesehatanmu memburuk saat hari pernikahan tiba.’’
Eve memeluk ayahnya begitu erat sambil menangis tersedu-sedu.
Ayah, aku benar-benar minta maaf karena tidak bisa menjaga diri. Seperti yang Ayah katakan tadi. Aku sudah rusak dan kotor. Tubuhku ini tidak sepantasnya Ayah peluk. Maaf karena aku juga membohongi Ayah, sedihnya dalam hati.
‘’Hei? Kenapa kau menangis lagi? Ini belum salam perpisahan.’’
‘’Aku hanya ingin memeluk Ayah.’’
Pak Percy tersenyum dan membingkai wajah putrinya.
......................
Pagi pun tiba...
Utusan dari keluarga Raymond telah tiba. Tampak sosok pria muda berambut cokelat menuruni mobil. Mendengar bel rumah berbunyi berulang kali, membuat Cordelia mendengus kesal menghampiri pintu.
‘’Siapa yang bertamu sepagi i—‘’
Ucapannya terhenti saat melihat sosok pria muda mengenakan pakaian formal berdiri menatapnya dingin. Tatapan itu membuatnya merasa tidak nyaman.
‘’Anda siapa?’’
‘’Saya Sekretaris Rey. Keluarga Raymond mengutusku untuk menjemput Nona Eve,’’ kata Sekretaris Rey.
Mata Cordelia membulat besar. Ia dengan cepat mempersilahkan pria itu masuk.
‘’Siapa yang membunyikan bel begitu bising sepagi ini? Ah, apakah itu kau? Dasar tidak sopan!’’ kesal Bu Christa.
Cordelia menepuk jidatnya karena ibunya sama sekali tidak mengenali utusan dari keluarga Raymond di depannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Ojha Pasha
saudara tak serahim nya sekretaris han nih wkwk
2022-08-04
3
Pisces Aprodithe
aku bayangkan sekretaris han ketemu ama sekretaris rey ini
2022-07-30
1
Strobery Shortcake
wih sekretaris Rey nih
2022-07-26
1