Sehari setelah Aya melahirkan kedua anak kembarnya itu. Ia menerima telepon dari Zen. Hatinya mulai takut dan juga kacau sekali. Ia teringat ketika Zen menyiksanya saat Zen tau bahwa Aya hamil anak dari orang yang sangat dibencinya.
"Aku mendapat laporan kau memanggil dokter pribadi, apakah kau sakit?" Suara beratnya yang biasa Aya dengar seperti dulu seolah-olah memberikan Aya harapan. Sebelum akhirnya Arya dan Arka menangis secara bersamaan hingga terdengar ke telinga Zen.
"Oh, ternyata kau sudah melahirkan bayi haram itu. Apakah kau sudah memutuskan untuk membuang atau membunuh bayi itu? pikirkanlah itu baik-baik, aku akan selalu disamping mu jika kau melakukannya." Suara seseorang yang sangat kecewa padanya terdengar jelas di telinga Aya. Tetapi ia meyakinkan diri untuk menjawabnya.
"Aku tidak akan biarkan siapapun menyakiti anakku, aku akan merawatnya hingga mereka tumbuh."
"Kalau begitu terserah padamu, sampai jumpa." Nada ketus dari suara Zen yang sangat menusuk hati Aya.
Zen menutup Teleponnya. Rasa sedih dan sesak mulai muncul di benak Aya. ketika secara bersamaan ia tidak sengaja melihat berita di internet bahwa suaminya Zen sudah bertunangan selama sebulan terakhir dengan seorang gadis kaya yang tidak lain adalah temannya sendiri. Kini mereka hendak menikah bulan depan.
Aya berpikir penyebab semua penderitaan nya ini adalah kesalahan Mikael, sehingga ia memutuskan untuk membalas dendam pada Mikael yang membuat kehidupan harmonisnya menghilang.
***
5 tahun kemudian.
"Aya sebaiknya kau kembali ke ibu kota pulau yang kau tempati itu aku sudah menyewakannya pada seorang pejabat kaya." Aya yang mendapat pesan tidak terduga dari Zen, ia pun mengikuti arahannya.
Sampai di bandara semua melirik wajah cantik dan modis, seorang mamah muda seperti Aya. Mereka tidak henti-hentinya dipandangi oleh banyak orang dengan menuntun dua anak yang sangat tampan dan lucu itu. Membuat semua orang yang melihatnya merasa iri dengannya.
"Hey ibu apa kita akan bertemu dengan ayah jelek itu?" Arya yang merengek mengeluh tidak ingin bertemu dengan sosok yang mereka panggil ayah yang sebenarnya bukanlah ayah kandung mereka.
"Sudah pasti kita akan selalu kena marah yang tidak jelas dari orang brengsek itu." Arka menimpali dengan nada kesal.
"Kalian tidak boleh seperti itu. Kalian dipukul terakhir kali ketika ayah kalian bercerai dengan istri keduanya itu, mungkin ia sedang stress."
"Stress kata ibu, lalu jika ia sedang stress apa ia boleh memukuli seorang anak kecil? Tetap saja aku membencinya. Ia membuang ibu lalu setelah kami berumur tiga tahun ia datang hanya untuk menyiksa kita? Sungguh orang yang benar-benar stress." Arya terus mengoceh, tentang betapa ia membenci Zen yang memperlakukannya tidak baik.
"Bagaimana kalau kita tidak usah tinggal seatap dengan pria busuk itu. Aku sudah menyewa Apartemen di dekat toko es krim yang terkenal itu loh Bu. Uang ibu juga sudah masuk Kedompet mereka jadi kita tinggal di sana saja ya Bu?." Arka yang entah sejak kapan sudah memainkan ponsel ibunya di tangannya.
Kedua anak itu terus mengeluhkan sifat Zen yang memperlakukan buruk keduanya. Mereka saling berdebat satu sama lain dan akhirnya membuat kepala Aya pusing dengan kelakuan mereka.
Aku tidak tahu mereka sudah besar seperti ini menjadi lebih merepotkan dibandingkan saat menjadi bayi yang sangat imut. Pikir Aya ketika menangani kedua anak kembar itu.
"Ayolah, Bu." Arya terus merengek tidak mau tinggal bersama Zen.
"Baiklah, kalau begitu aku telepon Ayah kalian dulu." Aya sudah menyerah dengan si kembar itu memutuskan untuk mengalah.
Saat hendak menelpon Zen. Ketika itu ada seorang pria yang menyenggol jatuh ponsel Aya hingga ponselnya rusak. Aya sangat marah pada pria yang tidak melihatnya itu, tetapi ketika ia berbalik pria itu menghilang, mungkin saja bukan menghilang. Karena Aya tidak melihat jelas wajah orang yang menabraknya itu. Aya pun bertanya pada anak kembarnya itu.
Saat melirik kedua anak kembar itu, mereka sedang sibuk bermain game online di ponsel mereka masing-masing dan tidak mendengarkan apa yang diucapkan ibunya sendiri. Namun melihat orang-orang memandangnya sambil berkata-kata, membuatnya tahu siapa yang menabraknya tadi.
"Hey, lihat bukankah orang yang menabrak wanita itu sangat mirip sekali dengan anak-anaknya. Apakah ibu dan ayah anak itu sedang bertengkar?" Semua orang berisik membahas pria itu dengannya.
Aya pun mulai berpikir. Apakah benar ia sangat mirip dengan Arya dan Arka, kalau begitu kemungkinan terbesarnya orang tadi adalah Mikael Gumelar si brengsek itu. Apa tujuannya berbuat seperti itu apakah ia ingin mengambil kembali anak-anak ku. Itu tidak boleh terjadi aku harus segera menyembunyikan mereka. Sejak saat itu Aya memutuskan untuk menyetujui keinginan kedua anaknya dengan sukarela dengan alasan demi bersembunyi dari Mikael.
"Ibu ayolah cepat kaki kecilku ini sangat tidak tahan berdiri terlalu lama." Arka yang tidak sabaran itu membuat Aya mengambil langkah cepat
"Baiklah Ayo kita ke apartemen yang Arka pesan" Aya berpikir bahwa hal ini mungkin adalah hal yang terbaik untuknya sekarang.
Aya menuntun kedua anaknya itu menuju taksi dan pergi menuju apartemen yang sebelumnya sudah Arka pesan melalui pesanan online. Mereka pun beristirahat dengan nyaman di apartemen itu. Sementara itu Arka sibuk dengan ponselnya itu dengan mudahnya menghack tabungan online ibunya, lalu memesan sebuah satu set perangkat komputer.
Aya tidak menyadari itu, tetapi ketika kurir mengetuk pintu rumahnya. Aya kaget karena tidak merasa memesan apapun dan menolak kurir itu, tetapi Arka berteriak dari dalam kamar dan menyuruh ibunya untuk menandatangani paket itu. Arka lalu berlari menemuia paket itu. Paket itu sangat besar dan berat sekali, Aya memandangi Arka tetapi Arka menghiraukan ibunya sendiri.
"Arka! Ibu tanya apa yang kau pesan ini?" Aya sedikit marah karena lagi-lagi Arka menggunakan uangnya tanpa sepengetahuannya.
"Mungkin itu paketku, tadi aku pesan PS 5 menggunakan uang ibu. Tapi jujur bukan aku yang mau. Arka yang menawarkannya padaku." Arya menjawab dari kejauhan sambil menonton tv.
"Apa!? Berapa uang yang kau habiskan untuk ini semua, dasar anak-anak nakal."
"Aku hanya pesan satu set peralatan komputer Bu. Aku akan mencari uang sendiri dengan komputerku, jadi ibu jangan khawatir aku akan menggantikan uang ibu."
"Baiklah dalam seminggu kamu harus menggantikan uang apartemen dan semua barang yang kau beli."
"Ibu naif sekali seminggu itu waktu yang terlalu singkat bagi aku yang seorang anak kecil ini, beri aku waktu 2 Minggu. Bukankah aku harus masuk sekolah di daerah ini? Itu juga cukup menyita waktu kerja ku yang berharga tau."
"Baiklah karena jumlah uangnya sangat besar ibu beri kamu 2 Minggu untuk mengembalikan semua uang ibu. Kau tahu bagaimana kita bisa membeli makanan jika kamu menghabiskan semua uang ibu."
"Bukankah kakek mewariskan dua perusahaan pada ibu?"
"Bagaimana kau bisa tahu? Lagian perusahan satunya ibu berikan pada Ayah, dan yang satunya lagi bukanlah sebuah perusahaan itu hanya sebuah toko hewan peliharaan saja. jadi kamu jangan berpikir bahwa ibumu ini sangat kaya."
"Mengapa ibu memberikan perusahaan ibu pada orang yang membuang istri dan anaknya sendiri demi wanita lain?"
"Bukan, bukan seperti itu ceritanya."
"Lalu bagaimana ceritanya Bu? Ayolah ceritakan pada kami, kami bisa membantu ibu kok." Arya yang tiba-tiba tertarik datang ingin mendengar cerita ibunya.
"Ting tong Pakeeet.." seorang kurir kembali menekan bel apartemen mereka.
Suara kurir yang begitu nyaring, membuat Arka dan Arya berlarian ke bibir pintu membukakan pintu untuk kurir itu. Aya yang terheran-heran sebenarnya berapa banyak barang yang di pesan anak-anaknya itu. Ia pun mencek saldonya ternyata sekitar 150 juta uang tabungannya habis terpakai sisa 50 juta. Dan biaya sewa apartemen itu perbulan adalah 50 juta artinya mereka hanya bisa tinggal selama dua bulan di tambah kebutuhan sehari-hari buang belum terhitung
Seketika itu Aya menjadi lemas, ia tidak ingat bahwa saat kecil ia sangat nakal.mungkinkah masa anak-anak nya itu mirip sekali dengan ayah kandungnya. Aya menatapi uangnya sementara itu paket yang sampai merupakan paket makanan dari restoran cepat saji.
Keesokan harinya Aya mendaftarkan Arya dan Arka di sekolah yang sama. Jarak antara apartemennya tidak begitu jauh dengan sekolah mereka sehingga ia bisa berjalan kaki menuju tempat sekolahnya itu, itu juga demi menghemat uang yang sudah mereka pakai.
Sementara itu Arka yang berada di rumah sedang memasangkan alat-alat komputernya dengan buku panduan yang ada di tangannya ia dengan cepat memasangkan kabel-kabel itu dengan benar. Sedangkan Arya sedang sibuk bermain game di ruang tengah.
Arka mulai menghidupkan komputernya dan ternyata ia berhasil ia pun memasang beberapa aplikasi di komputernya itu dan mulai membuka akun negara mencari data tentang Ayahnya. Hingga ia tanpa sengaja melihat kaset Vidio game yang di pesan oleh Arya tentang seorang Mafia.
Iapun mencari informasi tentang dunia mafia dan akhirnya ia menemukan sebuah web yang didalamnya terdapat daftar urutan mafia terkuat di seluruh dunia. Dengan isengnya ia menuliskan nama ayahnya "Zen Ardinata" dan sistem mengkonfirmasi kata kuncinya.
Ia sangat kaget melihat fakta bahwa ayahnya adalah seorang mafia, akan tetapi ia tidak terlalu senang karena ia berada di urutan 59 dengan statistik kekayaannya menurun drastis setiap tahunnya. Ia pun menggeser kursornya dan melihat sepuluh urutan terbaik di dalam web itu.
Semua urutan yang berada di atas itu kebanyakan adalah orang yang berasal dari italia, spanyol dan Amerika. Namun ketika itu ia terpaku melihat seseorang yang berasal dari negara yang sama memiliki peringkat di sepuluh terbesar. Matanya berbinar-binar.
"Wah keren. Sepertinya orang ini bisa menjadi target bisnisku, mungkin dalam seminggu saja aku bisa menggantikan uang ibu hehehe .." Arka tidak berhenti kagum melihat wajah yang menggantung di layar komputernya itu.
Lalu Arka pun mengirimkan pesan menggunakan akun palsunya pada email pribadi Mikael. Dengan bahasa yang tegas dan formal seperti layaknya orang dewasa.
"Pak Mikael setelah saya melihat biodata anda di situs mafia, saya tertarik sekali berkerja sama dengan bapak. Saya memiliki kemampuan yang sangat handal dalam menggunakan operasi sistem digital. Tolong bapak temui saya di toko es krim di alamat yang saya kirim. Jika bapak tidak datang semua data perusahaan bapak akan menghilang. -Mastersystem@xxx.com"
Arka yang selesai mengirimkan emailnya itu ia merasa puas, ia pun menghapus jejak yang ia lakukan di komputernya. Arka pun pergi membuka kulkasnya mengambil sebuah puding yang berada di dalam kulkas. Arya yang melihat Arka melakukan hal yang mencurigakan mulai ngotak-ngatik komputer Arka, tetapi Arka yang sudah terlebih dahulu menghapus jejaknya sehingga Arya tidak mendapatkan apapun.
"Arya.., Berapa level yang sudah kau selesaikan?" Terdengar suara Arka yang memanggil Arya sambil menggigit sendok pudingnya.
"30 level!"
"APA!? Apa kau gila waktu tiga jam hanya menghabiskan 30 level?" Arka dengan suara yang merendahkan kakaknya itu tidak tahu seberapa sulit game yang dimainkan Arya.
Beberapa jam kemudian.
"Padahal kau yang terlebih dahulu meremehkan aku. Kau bahkan tidak bisa menaikan levelku selama satu jam." Arya mengejek Arka dengan nada merendahkan.
"Apaan sih kau tahu tidak game itu bisa merusak otakmu."
"Lalu mengapa kamu tidak membiarkanku main!"
"Itu bukan aku tetapi tanganku yang tidak mau berhenti." Arka terus beralasan agar ia bisa terus memainkan gamenya.
"Kau beralasan terus sini kembalikan gameku! Aku ini kakakmu tahu!" Arya merebut konsol game yang sedang di pegang oleh Arka.
"Sepertinya ibu tertukar saat kita lahir, harusnya aku yang lahir terlebih dahulu. Lihat saja otakku ini seperti Vikipedia." Sambil menyombongkan dirinya Arka menyilang kan kedua tangannya.
"Seorang kakak itu memiliki kekuatan fisik untuk melindungi adiknya tahu!"
Mereka Pun mulai bertengkar satu sama lain, merusak banyak barang yang ada di rumah. Hingga akhirnya mereka tertidur karena kelelahan. Aya yang baru pulang sehabis mengecek toko hewan peliharaannya itu, kaget melihat keadaan rumahnya berantakan seperti habis kemalingan. namun ia melihat kedua anaknya yang tertidur di tengah kekacauan rumah. Mengetahui apa yang terjadi pada rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
ダンティ 妹
😂😂😂 bocah
2021-09-28
1
wu xiyuan
emm lucunya tingkah laku mereka,, klo aku ada disitu,, gamenya aku ambil aja trus disumputin,, kalo enggak dibuang ke got,, bakal marah gk tuhh
2021-08-06
4