Nayna bergegas meninggalkan laki-laki itu tanpa sedikitpun menoleh. Dia bergegas cepat-cepat ingin menyelesaikan semua pelerjaannya.
"Nona Nayna, mari silahkan....."seseorang sudah menyapanya dengan ramah ketika dia memperkenalkan diri. Aku cuma mengangguk sopan.
"Mari Silahkan duduk nona" aku mengikutinya yang sudah lebih dulu duduk di sofa.
"Perkenalkan saya Bayu, saya yang bertanggung jawab atas proyek ini ke depannga" lagi-lagi dia sudah lebih dulu bicara
"Saya Nayna pak" balasku sambil menjabat uluran tangannya.
"Baiklah pak Bayu, ini Draft yang sudah saya susun, ada bisa mempelajarinya dulu, baru setelahnya kita bisa kontrak kesepakatan"semua berjalan dengan lancar. Akupun pamit dengan saling bertukar kartu nama
Kurebahkan tubuhku di kursi kantor. Mataku menerawang menatap langit-langit ruangan. Perih itu tiba—tiba menusuk hatiku
"Ehhh....Nay, udah balik" tiba-tiba Winda udah masuk ke ruanganku
"Heiii...balik-balik bengong, kesambet lu" tanya winda lagi
"Hadeehhh....ini anak mulai deh kumat, ditanyain diem àja" winda udah kesal
"Gue ketemu dia Win," ucapku lemah akhirnya
'Dia....Dia siapa maksud loe" selidik winda lagi
Aku masih diam. Entahlah fikiranku seperti berkelana, hendak berlari membuka kembali kenangan yang menyakitiku itu
"Nayyyyy........." teriak Winda akhirnya ketika dilihatnya sahabatnya itu kembali bengong.
"Rendi Win..." kutatap winda, sahabatku itu sudah duduk menghadapku
"Rendi...." winda seperti berfikir
"Rendi mantan loe yang aparat itu? Rendi yang menyelingkuhi loe maksudnya?" Winda tampak terkejut
Aku menganggukkan kepala dengan lemah. Ucapan Winda barusan seakan kembali mengoyak-ngoyak hatiku. Dia sahabatku sedari bangku kuliah dulu. Windalah paling tahu keseluruhan hidupku.
'Sudah hampir lima tahun Nay. Kalian sudah berjalan masing-masing lima tahun ini. Ternyata takdir berkata lain, Tuhan masih saja mempertemukan kalian kembali" ujarnya Winda kembali
"Tapi aku benar-benar tidak habis fikir Nay. Cinta yang kau benar-benar mati-matian ingin kau lupakan itu datang kembali" kali ini Winda berucap tidak percaya
"Apakah takdir akan mempermainkanku lagi" ucapku pada akhirnya
"Tapi aku jadi penasaran Nay. Bagaimama Rendi setelah lima tahun berlalu" Winda mencoba menyelidik, dia tahu tidak mudah bagi sahabatnya menghapus cinta pertamanya itu.
Aku menatap winda. Andai kamu tahu Win, saat itu jantungku seperti akan berhenti
"Nay, apakah dia masih seganteng dan sekeren dulu" cengir winda dengan santai
"Aku masih mengingatnya saya kau pertama kali memperkenalkannya padaku," Winda masih menyelidik
"Dia sangat tampan menurutku. Perpaduan yang kontras antara wajah gantengnya dan body machonya. Ah, andai dia mau menjadi model dia malah lebih cocok," senyum Winda mengenang
"Dia itu termasuk dalam deretan Polteng Indonesia" Winda terus melancarkan aksinya, dia ingin tahu bagaimana sebenarnya sahabatnya itu. Lima tahun ini apakah benar dia sudah bisa menutup hatinya, melupakan cinta yang menyakitkannya itu.
Tiba-tiba air mata Nayna mengalir, dia sudah berusaha menahan tangis agar tidak bersuara. Nayna tahu ini masih di kantor.
Winda menarik nafas begitu dalam. Tanpa bicarapun Winda tahu. Lima tahun ini tidak berarti apa-apa bagi sahabatnya itu. Laki-Laki itu masih sama, masih menempati hatinya, Nay belum berhasil mengusirnya, dia belum bisa membuangnya dari hatinya.
Winda kembali menarik nafas dalam sebelum dihembuskannya kembali dengan kasar. Kenapa cintamu itu kembali datang Nay. Apakah Tuhan punya rencana lain. Apakah kau akan kembali masuk dalam bayang-bayang cinta itu. Winda masih sibuk berfikir sendiri, dibiarkannya saja sahabatnya itu dengan perasaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments